Mengurai Kelelahan di Laut: Peran Konflik Kerja-Keluarga dan Dukungan Atasan bagi Kru Kapal Ferry Denmark

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

28 Mei 2025, 09.46

pixabay.com

Kelelahan kerja di industri pelayaran ferry bukan sekadar keluhan umum, tetapi ancaman nyata bagi kesehatan awak kapal dan keselamatan penumpang. Dalam studi komprehensif oleh Dohrmann (2017), diungkap hubungan kompleks antara lingkungan kerja psikososial dengan tingkat kelelahan yang dialami kru kapal ferry di Denmark. Penelitian ini merupakan salah satu yang pertama menyelidiki secara mendalam konflik kerja-keluarga dan dukungan atasan sebagai faktor kunci penyebab kelelahan dalam konteks pelayaran.

Latar Belakang dan Urgensi Penelitian

Fatigue atau kelelahan telah lama diidentifikasi sebagai penyebab utama kecelakaan laut. Sebuah laporan menunjukkan 80% insiden maritim berkaitan dengan kelelahan. Kasus-kasus seperti tenggelamnya MS Herald of Free Enterprise (1987) hingga tragedi minyak Exxon Valdez (1989) menyoroti risiko besar yang mengintai akibat kelelahan kru.

Fakta bahwa 32 juta penumpang menggunakan jasa ferry Denmark tiap tahun memperkuat urgensi menangani masalah ini. Terlebih, 89% kru ferry di sebuah survei menyatakan kehilangan konsentrasi karena kelelahan dan 23% mengaku tertidur saat bekerja.

Tujuan dan Metodologi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam faktor penyebab kelelahan di antara pekerja ferry, khususnya:

  • Konflik kerja-keluarga
  • Dukungan dari atasan
  • Kontrol kerja dan tuntutan pekerjaan
  • Gangguan tidur

Metodologi yang digunakan meliputi review literatur sistematis dan survei kuantitatif terhadap 193 responden dari dua perusahaan kapal ferry Denmark. Data dikumpulkan antara April–September 2015, mencakup kru dan pekerja terminal. Alat ukur utama adalah Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) dan Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ).

Temuan Kunci: Konflik Kerja-Keluarga vs. Dukungan Atasan

1. Konflik Kerja-Keluarga: Pemicu Utama Kelelahan

Konflik antara pekerjaan dan keluarga terbukti sebagai penyebab signifikan kelelahan. Pekerja yang merasa perannya di rumah terganggu oleh tuntutan pekerjaan melaporkan kelelahan lebih tinggi. Efek ini konsisten pada semua dimensi kelelahan, terutama:

  • Kurangnya energi
  • Ketegangan fisik
  • Gangguan tidur

Temuan ini mendukung literatur sebelumnya di sektor lain, termasuk tenaga kesehatan dan pendidikan.

2. Dukungan Atasan: Penangkal Efektif

Sebaliknya, dukungan dari atasan langsung dapat mengurangi kelelahan, terutama pada aspek fisik. Pemimpin yang menunjukkan empati terhadap kehidupan pribadi bawahannya secara nyata mengurangi dampak negatif dari konflik kerja-keluarga. Meski demikian, efek ini tidak cukup kuat untuk mengurangi kelelahan mental, sehingga butuh pendekatan lebih luas.

Studi Kasus: Dua Perusahaan Ferry di Denmark

  • Jumlah peserta: 193 dari total 513 yang diundang (respon rate: 38%)
  • Distribusi pekerjaan: 82% kru laut, sisanya pekerja terminal
  • Pembagian jam kerja: Siang, malam, dan sistem rotasi
  • Instrumen ukur: COPSOQ dan SOFI
  • Hasil: Tingkat kelelahan secara umum relatif rendah, namun bervariasi berdasarkan gender, peran kerja, dan lokasi

Implikasi dan Rekomendasi Kebijakan

Penelitian ini menyarankan agar perusahaan ferry:

  • Mengurangi tuntutan kerja melalui pengaturan jadwal dan pembagian tugas yang adil
  • Meningkatkan kontrol kerja dengan memberi kesempatan karyawan mengatur jam kerja
  • Mengembangkan pelatihan kepemimpinan yang menekankan dukungan terhadap kehidupan pribadi staf
  • Meningkatkan kualitas tidur di atas kapal, misalnya dengan penyediaan kabin yang nyaman dan sistem shift yang fleksibel

Kritik dan Arah Penelitian Selanjutnya

Meskipun hasilnya signifikan, studi ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) yang membatasi kemampuan untuk menarik kesimpulan sebab-akibat. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain longitudinal dan eksperimen intervensi untuk menguji efektivitas kebijakan yang diusulkan.

Selain itu, penting untuk memperluas studi ke segmen pelayaran lain di luar Denmark, seperti pelayaran internasional, kapal kontainer, dan industri perikanan.

Kesimpulan

Studi ini memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman kelelahan di sektor pelayaran ferry. Dengan membuktikan bahwa konflik kerja-keluarga adalah faktor utama kelelahan, serta menunjukkan bahwa dukungan atasan berperan sebagai pelindung, artikel ini menjadi dasar kuat untuk merancang intervensi kerja yang lebih manusiawi dan produktif.

Mengatasi kelelahan tidak hanya soal kesehatan kerja, tetapi juga tentang menciptakan industri pelayaran yang lebih aman dan berkelanjutan di masa depan.

Sumber : Dohrmann, S.B. (2017). Fatigue in ferry shipping employees: the role of work-family conflict and supervisor support. Centre for Maritime Health and Society, University of Southern Denmark.