Pengantar: Ironi di Balik Anggaran Besar
Di tengah alokasi dana yang terus meningkat untuk proyek infrastruktur permukiman, kualitas hasil pembangunan di banyak daerah justru sering kali mengecewakan. Paper karya Dedi Suryadi, Hendrik Sulistio, dan Lia Amelia Megawati (2021) berjudul "Analisis Risiko Kegagalan Konstruksi Infrastruktur Permukiman" memotret ironi ini dengan pendekatan Soft System Methodology (SSM), sebuah metode analisis sistemik yang fokus pada kompleksitas dunia nyata.
Latar Belakang: Antara Harapan dan Kenyataan Pembangunan
Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan anggaran besar untuk infrastruktur permukiman dalam rangka pemerataan pembangunan dari Sumatera hingga Papua. Namun, kenyataan di lapangan seperti di Kabupaten Bekasi menunjukkan ketidaksesuaian antara investasi dan kualitas fisik konstruksi yang terbangun. Kegagalan proyek kerap kali tidak hanya disebabkan oleh kesalahan teknis, tetapi juga oleh lemahnya manajemen proyek dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terlibat.
Metodologi: Soft System Methodology (SSM)
Penelitian ini menggunakan metode SSM untuk:
- Mengidentifikasi akar masalah dalam proyek-proyek yang gagal
- Merumuskan model konseptual yang mampu merepresentasikan kondisi lapangan
- Menyusun solusi berbasis pemetaan risiko yang terukur
Melalui tahapan seperti rich picture dan analisis CATWOE, penulis menyusun gambaran utuh hubungan antara aktor, kebijakan, dan lingkungan proyek.
Temuan Utama: Variabel Risiko Dominan
Dari hasil survei dan analisis risiko di lapangan, ditemukan bahwa faktor paling dominan penyebab kegagalan konstruksi adalah:
1. Mutu SDM Rendah (peringkat risiko tertinggi)
2. Kualitas pekerjaan tidak sesuai spesifikasi
3. Perencanaan teknis yang tidak matang
4. Pengawasan lemah dan tidak menyeluruh
5. Budaya kerja kontraktor yang abai terhadap mutu
Sebagai ilustrasi, proyek jalan lingkungan di Bekasi pada 2020 mengalami retak dini hanya dua bulan pasca selesai. Evaluasi menunjukkan kesalahan dalam pemilihan material serta pelaksanaan yang tidak diawasi secara ketat.
Model Konseptual: Solusi Sistemik untuk Masalah Kompleks
Dengan bantuan SSM, penulis merancang model konseptual yang menggambarkan solusi seperti:
- Pemaketan proyek disesuaikan dengan kapasitas SDM lokal
- Peningkatan kapasitas pengawasan melalui tambahan anggaran dan personel
- Reformasi sistem pengadaan agar lebih transparan dan kompetitif
Model ini juga dilengkapi dengan pendekatan CATWOE (Customer, Actor, Transformation, Worldview, Owner, Environment) untuk memetakan semua elemen yang berpengaruh terhadap kegagalan proyek.
Analisis Tambahan: Kritik dan Perbandingan
Studi ini memberikan kritik halus terhadap lemahnya sinergi antara perencanaan dan eksekusi proyek. Banyak proyek gagal bukan karena kekurangan dana, melainkan karena pengelolaan yang tidak profesional.
Jika dibandingkan dengan studi Saputra (2015), yang menekankan faktor sosial dalam kegagalan proyek, riset Dedi dkk. ini lebih fokus pada sisi teknis dan kelembagaan. Keduanya saling melengkapi.
Implikasi Praktis
Hasil studi ini sangat aplikatif untuk:
- Pemerintah daerah dalam memperbaiki sistem pengawasan proyek
- Kontraktor lokal dalam membenahi budaya kerja
- Lembaga pendidikan dalam merancang pelatihan peningkatan mutu SDM konstruksi
Selain itu, konsep pemaketan proyek yang disesuaikan dengan kapasitas SDM setempat dapat menjadi formula strategis untuk proyek skala kecil dan menengah.
Rekomendasi Strategis
Berikut saran tindak lanjut berdasarkan riset:
- Wajibkan pelatihan manajemen risiko bagi kontraktor penerima proyek
- Bangun sistem audit berbasis digital dan independen
- Gunakan lelang terbuka untuk semua proyek di atas Rp200 juta
- Tambah anggaran untuk pengawasan proyek dengan merekrut pengawas profesional
Penutup: Membangun dari Dasar yang Kuat
Kegagalan konstruksi sering kali menjadi puncak dari akumulasi masalah kecil yang dibiarkan. Studi ini menunjukkan pentingnya membangun sistem yang memfasilitasi pemetaan masalah sejak awal. Dengan SDM yang mumpuni dan sistem pengawasan yang kuat, infrastruktur pemukiman bukan hanya bisa dibangun dengan baik, tetapi juga tahan lama dan tepat guna.
Referensi:
Penelitian ini dapat diakses di Jurnal BENTANG, Universitas Islam 45 Bekasi, Vol. 9 No. 2 Tahun 2021 melalui laman resmi: http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/bentang