Mengungkap Dampak Keterlambatan Proyek Konstruksi di Aljazair: Studi Empiris Berbasis SMART-PLS

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

26 Mei 2025, 12.13

Unsplash.com

Pendahuluan

 

Dalam konteks pembangunan nasional, proyek konstruksi memainkan peran strategis dalam menciptakan infrastruktur vital dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, salah satu masalah paling kronis yang terus menghantui sektor ini adalah keterlambatan proyek. Artikel ilmiah berjudul "The Effects of Delays in Algerian Construction Projects: An Empirical Study" karya Roumeissa Salhi dan Karima Messaoudi (2021) membedah dampak keterlambatan proyek konstruksi secara mendalam, khususnya di Aljazair.

 

Melalui pendekatan statistik dan model struktural berbasis SMART-PLS, penelitian ini tidak hanya memetakan berbagai efek keterlambatan, tetapi juga menjelaskan hubungan antar kelompok dampak secara logis dan ilmiah. Artikel ini memberikan wawasan penting, terutama dalam merancang solusi manajemen proyek yang lebih tanggap dan akurat terhadap keterlambatan.

 

Latar Belakang dan Tujuan Penelitian

 

Mengingat kompleksitas proyek konstruksi dan banyaknya aktor yang terlibat, keterlambatan kerap muncul sebagai konsekuensi dari kurangnya koordinasi, perencanaan yang buruk, dan kendala eksternal seperti kondisi cuaca atau fluktuasi ekonomi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

 

  • Mengidentifikasi dan mengelompokkan efek keterlambatan pada proyek konstruksi di Aljazair
  • Menilai bobot kepentingan masing-masing efek menggunakan metode statistik
  • Menganalisis perbedaan persepsi antara pemilik proyek, kontraktor, dan konsultan
  • Mengembangkan model hubungan antar kelompok dampak berdasarkan pendekatan SMART-PLS

 

Studi ini juga menjadi pelopor dalam pengkajian khusus terhadap dampak keterlambatan di wilayah Aljazair dengan metode empiris yang terstruktur.

 

Metodologi Penelitian

 

Peneliti menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 160 profesional konstruksi, dan berhasil mengumpulkan 114 respon valid (71,25%).

 

Komposisi responden:

 

43% kontraktor

38,6% konsultan

18,4% pemilik proyek

 

Sebagian besar responden (74,6%) berusia antara 25–40 tahun, dan lebih dari 50% memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 tahun.

 

Teknik analisis yang digunakan:

 

  • Relative Importance Index (RII) untuk mengukur bobot kepentingan tiap efek
  • One-way ANOVA untuk melihat perbedaan persepsi antar kelompok
  • Exploratory Factor Analysis (EFA) untuk mengelompokkan efek
  • Structural Equation Modeling (SEM) berbasis SMART-PLS untuk menguji hubungan antar kelompok efek

 

Reliabilitas kuesioner terkonfirmasi dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,896.

 

Hasil dan Pembahasan

 

10 Efek Keterlambatan Teratas (berdasarkan RII)

 

1. Keterlambatan Waktu (Time Overrun) – RII: 4,13

2. Gagal Mencapai Tujuan Proyek (Non-Achievement of Objectives) – RII: 3,91

3. Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) – RII: 3,88

4. Menurunnya Kualitas Pekerjaan (Poor Quality) – RII: 3,79

5. Kegagalan Proyek (Project Failure) – RII: 3,76

6. Dampak Negatif terhadap Ekonomi Nasional – RII: 3,76

7. Citra Kota Tercemar (Negative City Image) – RII: 3,71

8. Penurunan Produktivitas – RII: 3,69

9. Pemborosan Sumber Daya (Wastage of Resources) – RII: 3,68

10. Gangguan Program dan Jadwal – RII: 3,65

 

Perbedaan Persepsi antar Aktor Proyek

 

Analisis ANOVA menunjukkan bahwa 29 dari 31 efek memiliki persepsi yang serupa di antara kontraktor, konsultan, dan pemilik proyek. Namun dua poin menunjukkan perbedaan signifikan:

 

Sengketa dan Klaim Hukum: Pemilik cenderung menganggap ini sebagai efek minor, berbeda dengan kontraktor yang sering menanggung beban hukum.

 

Produktivitas yang Hilang: Kontraktor menganggap ini sebagai masalah serius karena langsung berdampak pada efisiensi operasional mereka.

 

Klasterisasi Efek melalui Analisis Faktor

 

31 efek diklasifikasikan ke dalam 5 klaster utama:

 

1. Persepsi Publik dan Kerugian Sosial Ekonomi (18,05%)

 

Dampak terhadap citra pemerintah, meningkatnya pengangguran, dan kekecewaan publik

 

2. Pemborosan dan Mutu Buruk (12,31%)

 

Terjadi akibat percepatan kerja yang memaksa pengorbanan kualitas

 

3. Kegagalan dan Gangguan Proyek (12,19%)

 

Berujung pada batalnya proyek atau tak tercapainya milestone

 

4. Disrupsi dan Konflik (11,59%)

 

Ketegangan internal, sengketa antar pemangku kepentingan, dan ketidakseimbangan kerja

 

5. Kerusakan Korporasi (10,16%)

 

Termasuk penalti kontraktual, kebangkrutan perusahaan, hingga hilangnya profitabilitas

 

Model Struktural Antar Efek: Hasil SMART-PLS

 

Dengan SEM berbasis SMART-PLS, ditemukan 10 hubungan signifikan antar faktor, seperti:

 

  • Faktor 2 (mutu & pemborosan) memengaruhi Faktor 1 (persepsi publik) dan Faktor 3 (kegagalan proyek)
  • Faktor 4 (disrupsi) berdampak pada semua faktor lainnya
  • Faktor 5 (kerusakan korporasi) memperparah persepsi publik

 

Model ini menunjukkan bahwa dampak keterlambatan saling berkaitan dan dapat menimbulkan efek domino.

 

Analisis Tambahan dan Opini

 

Penelitian ini menyajikan pemetaan yang komprehensif dan sangat relevan. Nilai lebih dari studi ini antara lain:

 

  • Menggabungkan pendekatan kuantitatif dan model struktural
  • Mendeteksi efek yang tidak umum dibahas seperti "penuaan bangunan" atau "kehilangan kredibilitas perusahaan"
  • Fokus pada negara berkembang yang minim data seperti Aljazair

 

Namun, studi ini belum menjawab aspek penyebab keterlambatan atau strategi mitigasi secara langsung.

 

Bandingkan dengan studi lain: Penelitian di negara seperti Mesir dan Uni Emirat Arab lebih fokus pada faktor penyebab seperti masalah keuangan dan perizinan, bukan efek berantai seperti yang diteliti Salhi dan Messaoudi.

 

Implikasi Praktis

 

Berikut rekomendasi untuk industri konstruksi di Aljazair dan negara berkembang lain:

 

1. Sistem Manajemen Proyek Digital: Pengawasan progres dan keuangan secara real-time

2. Pelatihan Manajemen Risiko Konstruksi: Terutama untuk manajer proyek dan konsultan

3. Perencanaan Berbasis Data Historis: Menggunakan proyek sebelumnya sebagai referensi waktu dan anggaran

4. Sanksi Keterlambatan yang Proporsional: Untuk menghindari kontraktor yang tidak profesional

5. Kolaborasi Lebih Intensif Antarpihak: Agar ekspektasi dan jadwal sinkron sejak awal

 

Kesimpulan

 

Studi ini menjadi terobosan penting dalam memahami keterlambatan proyek dari sudut efek berantai yang timbul. Dengan pendekatan berbasis data dan analisis struktural, artikel ini memberikan kerangka kuat bagi regulator, pemilik proyek, dan kontraktor untuk menyusun strategi pencegahan yang lebih tepat sasaran.

 

Sumber:

 

Salhi, R., & Messaoudi, K. (2021). The Effects of Delays in Algerian Construction Projects: An Empirical Study. Civil and Environmental Engineering Reports, 31(2), 218–254. DOI: https://doi.org/10.2478/ceer-2021-0027