Mengungkap Akar Penipuan di Industri Konstruksi Malaysia: Peran Vital Pengendalian Internal

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

18 Juni 2025, 09.07

pixabay.com

Pendahuluan

Industri konstruksi Malaysia menempati posisi penting dalam pengembangan ekonomi nasional. Namun di balik kontribusinya terhadap infrastruktur dan pertumbuhan, sektor ini juga menjadi sarang rawan bagi praktik kecurangan (fraud). Kompleksitas proyek, keterlibatan banyak pihak, aliran dana besar, dan lemahnya pengawasan membuat industri ini rentan terhadap penyimpangan, baik secara finansial maupun etis.

Artikel ilmiah karya Wan Noor Asmuni Wan Fauzi, Siti Haliza Asat, dan Junaidah Hanim Ahmad (2019) mengulas secara mendalam hubungan antara lemahnya pengendalian internal dan tingginya insiden fraud dalam sektor konstruksi Malaysia. Artikel ini bukan hanya menyoroti permasalahan, tetapi juga menawarkan kerangka kerja pencegahan berbasis prinsip COSO dan teori fraud triangle.

Fakta Mencengangkan: Kerugian Akibat Fraud dalam Konstruksi

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2014), median kerugian per skema fraud di industri konstruksi adalah sekitar USD 245.000, angka yang sangat mengkhawatirkan terutama bagi perusahaan kecil dan menengah. ACFE juga menyebut bahwa industri ini berada di posisi ketiga tertinggi dalam hal kerugian median akibat fraud di antara seluruh sektor industri.

Jenis-jenis fraud yang umum ditemukan meliputi:

  • Korupsi dan suap
  • Pemalsuan tagihan
  • Klaim pengeluaran fiktif
  • Pemalsuan cek
  • Manipulasi tender

Penyebab Utama Fraud: Tekanan Finansial, Rasionalisasi, dan Peluang

Dalam analisisnya, penulis menggunakan kerangka fraud triangle yang dikenalkan oleh Donald Cressey dan digunakan secara luas oleh badan audit internasional. Tiga penyebab utama seseorang melakukan fraud adalah:

  1. Tekanan finansial, misalnya utang pribadi, gaya hidup tinggi, atau krisis ekonomi.
  2. Rasionalisasi, seperti keyakinan bahwa “semua orang juga melakukannya”.
  3. Peluang, yaitu celah akibat lemahnya sistem pengawasan atau pengendalian internal.

Di industri konstruksi, peluang ini muncul akibat:

  • Kurangnya pengawasan proyek di lokasi terpencil
  • Hubungan dekat antara kontraktor dan pejabat proyek
  • Minimnya dokumentasi prosedural

Internal Control: Garis Pertahanan Pertama Melawan Fraud

Pengendalian internal didefinisikan oleh COSO sebagai proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan staf untuk memberikan jaminan wajar atas pencapaian tujuan operasional, pelaporan, dan kepatuhan.

Komponen utama sistem pengendalian internal COSO:

  • Lingkungan pengendalian (control environment)
  • Penilaian risiko
  • Aktivitas pengendalian
  • Informasi dan komunikasi
  • Pemantauan dan evaluasi

Penelitian Iskandar et al. (2018) terhadap 46 perusahaan konstruksi di Gaza Strip menunjukkan bahwa implementasi elemen COSO secara signifikan berdampak positif pada kinerja operasional perusahaan. Ini membuktikan bahwa sistem pengendalian internal bukan hanya formalitas, melainkan instrumen strategis.

Studi Kasus: Kelemahan Internal dan Kolusi di Lapangan

Ahmad Saiful et al. (2018) melakukan studi pada sebuah perusahaan konstruksi yang menunjukkan bahwa:

  • Kurangnya pengawasan lapangan dan dokumentasi membuka celah bagi penggelapan.
  • Fraud yang terjadi melibatkan kerja sama antar karyawan (kolusi).
  • Supervisi proyek yang buruk mengakibatkan pencurian aset dan manipulasi dokumen.

Data dari Kementerian Pekerjaan Malaysia (2005) mencatat bahwa 17,3% dari 417 proyek pemerintah tergolong sebagai proyek "sakit", yang sebagian besar disebabkan oleh perilaku tidak etis dalam pelaksanaan proyek.

Dampak Ekonomi dan Sosial Fraud di Konstruksi

Fraud tidak hanya menyebabkan kerugian finansial tetapi juga:

  • Menurunkan kualitas bangunan dan keselamatan publik
  • Merusak reputasi perusahaan dan institusi pemerintah
  • Menghambat pembangunan infrastruktur jangka panjang

Transparency International (2005) memperkirakan bahwa korupsi dapat menambah hingga 25% dari total biaya proyek publik, yang berarti pemborosan miliaran ringgit dana negara.

Solusi dan Strategi Pencegahan Fraud

Beberapa langkah yang direkomendasikan oleh penulis dan didukung studi-studi terkait:

  • Audit internal dan eksternal berkala
  • Pelatihan staf tentang etika dan kebijakan perusahaan
  • Peningkatan pengawasan lapangan oleh supervisor berpengalaman
  • Penggunaan sistem dokumentasi digital untuk transparansi

Ghaleb (2018) dalam studinya di Qatar menyarankan pendekatan sistematis terhadap pengendalian kontrak dan estimasi pendapatan agar tidak dimanipulasi.

Tantangan dalam Implementasi Pengendalian Internal

Walau ideal di atas kertas, implementasi pengendalian internal masih menghadapi banyak kendala:

  • Tingginya perputaran tenaga kerja
  • Operasi proyek yang berpindah-pindah lokasi
  • Keterbatasan sumber daya untuk audit dan kontrol
  • Kurangnya kesadaran manajemen terhadap risiko

Seperti disebutkan oleh Cheng (2010), perusahaan konstruksi jalan raya mengalami kendala pengawasan internal karena lemahnya kontrol terhadap aktivitas operasional, komunikasi informasi yang tidak efektif, dan kurangnya audit internal yang sistematis.

Rekomendasi Kebijakan untuk Dunia Konstruksi Malaysia

Sebagai bentuk perbaikan struktural, penulis merekomendasikan:

  • Adanya regulasi wajib terkait pengendalian internal di seluruh proyek pemerintah.
  • Penguatan lembaga pengawas independen seperti Lembaga Pembangunan Industri Pembinaan (CIDB).
  • Penilaian risiko proyek sebelum dan sesudah pelaksanaan.
  • Penerapan sanksi tegas terhadap pelanggaran prosedur kontrol.

Dengan melakukan hal ini, industri konstruksi akan lebih mampu mempertahankan keberlanjutan, meningkatkan kualitas proyek, serta menekan angka korupsi dan fraud yang selama ini menjadi momok.

Kesimpulan

Artikel ini menegaskan bahwa pengendalian internal adalah instrumen utama dalam menanggulangi fraud di industri konstruksi. Tidak cukup hanya menunggu audit eksternal atau laporan kecurangan dari pihak ketiga. Perusahaan harus secara proaktif membangun sistem kontrol yang kuat, berkelanjutan, dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Bagi industri yang sedang tumbuh seperti konstruksi di Malaysia, menjaga integritas dan efisiensi operasional melalui sistem pengendalian internal adalah langkah strategis demi pembangunan yang berkelanjutan dan transparan.

Sumber asli:
Wan Noor Asmuni Wan Fauzi, Siti Haliza Asat, dan Junaidah Hanim Ahmad. (2019). Internal Control and Fraud in Construction Industry of Malaysia. Journal of Contemporary Social Science Research, Vol. 3, Issue 1.