Menguak Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi: Studi Kasus Pembangunan Apartemen Bandaraya

Dipublikasikan oleh Sirattul Istid'raj

22 Mei 2025, 10.32

pexels.com

Latar Belakang: Produktivitas, Kunci Kualitas dan Efisiensi Proyek

Produktivitas tenaga kerja menjadi indikator vital dalam keberhasilan sebuah proyek konstruksi. Ketika produktivitas rendah, dampaknya tidak hanya terasa pada waktu penyelesaian proyek, tetapi juga pada biaya dan kualitas hasil akhir. Di Indonesia, banyak proyek gedung tinggi, termasuk apartemen, menghadapi tantangan dalam menjaga produktivitas kerja, terutama pada pekerjaan struktural seperti pembesian dan bekisting kolom.

Studi ini mengambil contoh dari proyek pembangunan Apartemen Bandaraya di Makassar, dan menyajikan analisis perbandingan antara produktivitas aktual di lapangan dengan standar nasional, yaitu SNI 7394:2008.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini berfokus untuk:

  • Mengukur produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan pembesian dan pemasangan bekisting kolom.

  • Membandingkan hasilnya dengan standar produktivitas SNI.

  • Mengidentifikasi kemungkinan penyebab perbedaan dan memberikan rekomendasi peningkatan.
     

Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian berada di proyek pembangunan Apartemen Bandaraya, yang terletak di Boulevard Tallasa City, Tamalanrea Indah, Makassar. Penelitian ini berfokus pada pekerjaan kolom struktur di lantai 5, yang dianggap representatif untuk evaluasi kinerja tenaga kerja.

Metodologi: Pengumpulan dan Analisis Data

Sumber Data:

  • Primer: Observasi langsung di lapangan selama 10 hari, 8 jam kerja per hari.

  • Sekunder: Dokumen proyek seperti kurva S dan gambar rencana.

Metode Analisis:

  • Deskriptif kuantitatif.

  • Perhitungan produktivitas berdasarkan rumus:
    Produktivitas=Volume pekerjaanJumlah orang × Hari kerja (OH)\text{Produktivitas} = \frac{\text{Volume pekerjaan}}{\text{Jumlah orang × Hari kerja (OH)}}

Hasil Temuan: Produktivitas Lapangan vs SNI

A. Pekerjaan Pembesian Kolom

  • Volume total pembesian: 5.562,998 kg

  • Jumlah orang-hari (OH): 30 OH (3 tukang × 10 hari)

  • Produktivitas aktual:
    5.562,998÷30=185,43 kg/OH5.562,998 \div 30 = \textbf{185,43 kg/OH}

  • Standar SNI:
    10 kg0,07 OH=142,86 kg/OH\frac{10 \text{ kg}}{0,07 \text{ OH}} = \textbf{142,86 kg/OH}

Produktivitas aktual 29,7% lebih tinggi dari SNI.

B. Pekerjaan Bekisting Kolom

  • Volume total bekisting: 57 m²

  • Jumlah OH: 40 OH (4 tukang × 10 hari)

  • Produktivitas aktual:
    57÷40=1,425 m²/OH57 \div 40 = \textbf{1,425 m²/OH}

  • Standar SNI:
    1 m²0,33 OH=3,03 m²/OH\frac{1 \text{ m²}}{0,33 \text{ OH}} = \textbf{3,03 m²/OH}

Produktivitas aktual lebih rendah 52,9% dibanding standar SNI.

Analisis dan Interpretasi

Kenapa Pembesian Lebih Efisien dari Standar?

  1. Spesialisasi Tenaga Kerja: Tukang yang terlibat berpengalaman dan fokus di satu jenis pekerjaan.

  2. Ritme Kerja Konsisten: Jumlah tenaga kerja tetap dan beban kerja terdistribusi merata.

  3. Lingkungan Proyek Mendukung: Minim gangguan cuaca dan logistik selama pengamatan.
     

Mengapa Bekisting Malah Di Bawah Standar?

  1. Tingkat Kesulitan Desain: Variasi ukuran dan bentuk kolom memengaruhi kecepatan pemasangan.

  2. Kurangnya Peralatan Bantu: Diduga pekerjaan dilakukan manual tanpa sistem modular modern.

  3. Jam Kerja Sama, Volume Berbeda: Beban kerja tidak seimbang antar individu.
     

Perbandingan dengan Penelitian Lain

Penelitian ini sejalan dengan Kartika et al. (2021) yang menunjukkan bahwa pekerjaan pembesian seringkali memiliki produktivitas lebih tinggi jika tenaga kerja sudah terbiasa dengan pola kerja dan ukuran struktur yang seragam.

Namun, temuan bekisting di bawah SNI mengonfirmasi studi dari Natalia et al. (2018) bahwa metode manual tradisional, tanpa pembaruan teknologi (seperti sistem formwork knock-down), bisa menurunkan efisiensi secara drastis.

Studi Kasus Serupa

Proyek Gedung Pemerintah Sukabumi (2021):

  • Produktivitas bekisting kolom: 11.951 m²/menit → jauh lebih tinggi karena menggunakan sistem formwork prefabrikasi.

  • Menunjukkan bahwa penggunaan metode dan alat kerja modern sangat menentukan hasil akhir.
     

Kritik dan Evaluasi Kritis

Kekuatan Penelitian:

  • Data primer yang akurat dari observasi langsung lapangan.

  • Perbandingan konkret terhadap SNI 7394:2008, bukan sekadar asumsi.
     

Catatan Kritis:

  • Rentang waktu hanya 10 hari, belum cukup mencerminkan fluktuasi produktivitas harian.

  • Tidak disebutkan secara eksplisit pengaruh faktor cuaca, koordinasi tim, atau supply material yang juga dapat memengaruhi hasil.
     

Implikasi Praktis

  1. Untuk Kontraktor:

    • Rancang sistem monitoring produktivitas per pekerjaan harian berbasis OH.

    • Evaluasi alat bantu kerja untuk bekisting agar mendekati atau melampaui standar SNI.

  2. Untuk Pemerintah & Regulator (BSN/PUPR):

    • Perlu kajian ulang terhadap nilai standar produktivitas SNI berdasarkan studi lapangan mutakhir di berbagai daerah.

  3. Untuk Akademisi & Peneliti:

    • Melanjutkan studi produktivitas ini ke aspek lain (misalnya pekerjaan pengecoran, finishing, atau MEP).
       

Kaitan dengan Tren Global

Negara-negara maju seperti Jepang dan Singapura telah lama mengintegrasikan digital productivity tracking dalam proyeknya. Misalnya, penggunaan RFID untuk mengukur waktu kerja real-time per pekerja atau scheduling otomatis berbasis BIM.

Indonesia masih bisa mengejar melalui integrasi perangkat lunak monitoring dan training tenaga kerja berbasis simulasi digital.

 

Kesimpulan: Data Lapangan Mengungkap Realita Produktivitas Konstruksi

Penelitian ini berhasil menyajikan gambaran konkret produktivitas dua pekerjaan vital dalam proyek gedung bertingkat. Pekerjaan pembesian menunjukkan efisiensi tinggi, melampaui standar nasional. Sebaliknya, pekerjaan bekisting mengindikasikan perlunya evaluasi metode kerja, alat bantu, dan distribusi kerja.

 

Sumber Artikel

Penelitian ini dapat diakses dalam:
Tri Santi, Junus Mara, Meti. (2023). “Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Proyek Gedung Apartemen Bandaraya.” Paulus Civil Engineering Journal, Vol. 5, No. 2, Juni 2023, hlm. 284–293.
e-ISSN: 2775-4529 | Link Jurnal Resmi UKI Paulus Makassar