Menggali Budaya Keselamatan di Proyek Konstruksi Besar: Studi Kasus Raide-Jokeri Finlandia

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

23 Mei 2025, 15.45

pixabay.com

Pendahuluan

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam industri konstruksi merupakan elemen vital, terutama dalam proyek-proyek berskala besar dan kompleks. Artikel ilmiah karya Marko Salomäki yang berjudul "On the connections between occupational safety, health management, and safety culture development in construction: Insights from a large-scale infrastructure alliance project" memaparkan bagaimana manajemen K3 dan budaya keselamatan dibentuk dan dikembangkan dalam proyek aliansi konstruksi Raide-Jokeri di Finlandia. Proyek ini menjadi studi kasus konkret untuk memahami bagaimana K3 dapat diintegrasikan dalam kerangka kerja kolaboratif antara berbagai pemangku kepentingan.

Apa Itu Proyek Aliansi dan Mengapa Penting?

Konteks dan Kompleksitas

Proyek Raide-Jokeri adalah pembangunan jalur rel ringan sepanjang 25 km yang menghubungkan Itäkeskus (Helsinki) dan Keilaniemi (Espoo), dengan nilai anggaran mencapai €550 juta. Dibangun dalam lingkungan urban yang padat, proyek ini melibatkan lebih dari 200 perusahaan subkontraktor dan banyak pemangku kepentingan seperti pemerintah kota, kementerian, kepolisian, pemadam kebakaran, bahkan universitas dan sekolah sekitar.

Model Aliansi: Solusi untuk Kompleksitas?

Berbeda dengan model kontrak tradisional, proyek ini menggunakan pendekatan Project Alliancing, di mana semua pihak utama (kontraktor, pemilik, konsultan) berbagi risiko dan keuntungan. Model ini memerlukan budaya kerja yang sangat kolaboratif dan sistem manajemen K3 yang fleksibel namun efektif.

Fokus Penelitian: K3 dan Budaya Keselamatan

Penelitian ini mengeksplorasi 4 aspek utama:

  1. Fondasi kinerja K3 yang baik dalam proyek aliansi.
  2. Kompleksitas komunikasi dari berbagai pemangku kepentingan selama pandemi COVID-19.
  3. Perkembangan budaya keselamatan di proyek Raide-Jokeri.
  4. Tren performa K3 berdasarkan indikator kunci (KPI).

Metodologi: Mixed Methods Research

Salomäki menggunakan pendekatan mixed methods, yaitu kombinasi antara data kuantitatif (survei budaya keselamatan, KPI) dan kualitatif (wawancara mendalam, pemetaan stakeholder). Ini penting karena budaya keselamatan adalah sesuatu yang bersifat subjektif, sehingga tidak cukup hanya diukur dengan angka.

Survei Budaya Keselamatan

Dua survei dilakukan terhadap personel lapangan—pertama pada awal proyek dan kedua menjelang akhir. Hasilnya menunjukkan perkembangan signifikan dari kesadaran dan perilaku terkait keselamatan kerja.

Indikator Kinerja Utama (KPI)

KPI seperti Accident Frequency Rate (AFR) dan Lost Time Incident (LTI) digunakan untuk mengevaluasi performa K3 secara objektif. Data menunjukkan tren perbaikan, seiring dengan diterapkannya berbagai program seperti:

  • Safety Walks
  • Toolbox Talks
  • Training Supervisor
  • Safety Bonuses

Strategi dan Implementasi di Lapangan

Manajemen K3: Siapa Bertanggung Jawab?

  • Manajer K3 penuh waktu: memimpin investigasi kecelakaan, mengatur pelatihan, dan mengelola kampanye keselamatan.
  • Koordinator keselamatan: mengelola dokumentasi, rapat koordinasi, dan inspeksi lapangan.
  • OSSS (on-site safety supervisor): memastikan tindakan keselamatan di setiap blok kerja.
  • Perwakilan pekerja: menjembatani komunikasi antara manajemen dan pekerja.

Alat Bantu Manajemen K3 yang Dipakai

Beberapa praktik yang terbukti efektif meliputi:

  • Toolbox Talks (diskusi keselamatan mingguan): berhasil meningkatkan kesadaran risiko.
  • MVR/TR Checklist: inspeksi mingguan untuk mengukur level keselamatan situs konstruksi.
  • Survei dan Feedback: memberikan dasar untuk aksi perbaikan berdasarkan masukan nyata.
  • Sanction Policy: penerapan hukuman tegas terhadap pelanggaran K3 mulai diterapkan serius pada 2021.

Tantangan Utama: Pandemi COVID-19 dan Stakeholder Kompleks

Pandemi COVID-19 memberikan tekanan besar terhadap fleksibilitas manajemen proyek. Banyak stakeholder, dari kementerian hingga otoritas lokal, memberikan instruksi dan regulasi yang seringkali bertentangan. Hal ini menciptakan "lapisan kompleksitas" yang memengaruhi keputusan cepat dalam hal keselamatan.

Contohnya:

  • Pembatasan jumlah orang dalam pertemuan membatasi efektivitas toolbox talk.
  • Konflik regulasi antara otoritas lokal dan nasional membuat manajemen kebingungan.
  • Stakeholder universitas mengharuskan jeda konstruksi karena instrumen riset sensitif terhadap getaran.

Hasil dan Implikasi

Peningkatan Keselamatan Terukur

Setelah menerapkan berbagai strategi, performa K3 di proyek meningkat signifikan:

  • Tingkat kecelakaan turun.
  • Persentase observasi keselamatan yang ditindaklanjuti meningkat dari 68% ke 94% dalam beberapa bulan.
  • Partisipasi dalam pelatihan dan investigasi meningkat.

Budaya Keselamatan yang Berkembang

Survei menunjukkan pergeseran sikap pekerja dari pasif menjadi aktif dalam pelaporan dan keterlibatan K3. Ini mencerminkan munculnya safety culture yang kuat, meskipun dalam konteks organisasi yang sementara dan dinamis.

Analisis Kritis & Insight Tambahan

Perbandingan dengan Proyek Tradisional

Berbeda dari model tradisional, pendekatan aliansi memberi ruang lebih luas bagi kolaborasi lintas organisasi. Ini berdampak langsung pada kecepatan respon terhadap isu K3.

Apa yang Bisa Dicontoh?

  • Penempatan manajer K3 yang aktif dan vokal.
  • Penyesuaian kebijakan berdasarkan kondisi real-time, termasuk insentif yang efektif.
  • Integrasi pelatihan K3 sejak awal, bukan sebagai pelengkap.

Kesimpulan: Apa yang Bisa Dipelajari?

Studi ini membuktikan bahwa dalam proyek aliansi besar dan kompleks, manajemen K3 dan budaya keselamatan bisa dibentuk dan dikembangkan secara signifikan. Dibutuhkan:

  • Kepemimpinan aktif dan kolaboratif.
  • Sistem monitoring yang jelas dan responsif.
  • Pengakuan terhadap peran budaya kerja lintas organisasi.

Implikasi luas dari riset ini melampaui Finlandia dan dapat diaplikasikan ke proyek konstruksi besar di negara berkembang, termasuk Indonesia, yang tengah giat membangun infrastruktur.

Sumber : Salomäki, Marko. On the connections between occupational safety, health management, and safety culture development in construction: Insights from a large-scale infrastructure alliance project. Acta Univ. Oul. C 930, 2024.