Angka Romawi sering kali ditemukan pada bab buku yang dibaca, atau pada jam dinding yang ada di rumah.
Namun, biasanya cukup terbatas dari angka I hingga X.
Lantas, bagaimana jika ingin menggunakan angka 86 atau 1000 dengan angka Romawi?
Jika ingin tahu lebih banyak mengenai sistem penulisan angka Romawi, simak ulasan lengkapnya berikut ini, ya!
Pengertian Angka Romawi
Angka romawi adalah angka dari sistem penomoran yang berasal dari Romawi kuno.
Karena berasal dari Romawi, sistem penomoran ini menggunakan huruf Latin sebagai simbol untuk melambangkan angka numerik.
Kamu bisa menemukan penggunaan angka ini pada:
- Penanda waktu di jam dinding atau jam tangan
- Bab buku
- Ukuran baju
- Penomoran pada seri olimpiade olahraga
Sejarah Angka Romawi
Meskipun sistem penomoran ini ditulis dengan huruf-huruf abjad Romawi, angka Romawi adalah simbol yang berdiri sendiri.
Salah satu hipotesis mengenai asal mula angka Romawi adalah angka Romawi kenyataannya berasal dari torehan-torehan pada huruf-huruf dalam abjad mereka.
Torehan-torehan tersebut digunakan oleh para penggembala Italia dan Dalmasia hingga abad ke-19.
Oleh karena itu, tidak berasal dari huruf (I), tetapi dari torehan vertikal pada tongkat hitungan.
Urutan Angka Romawi
Secara keseluruhan, ada tujuh huruf Latin pada angka Romawi yang dikombinasikan sedemikian rupa untuk membentuk suatu angka tertentu, di antaranya:
- 1 = I
- 2 = II
- 3 = III
- 4 = IV atau IIII*
- 5 = V
- 6 = VI
- 7 = VII
- 8 = VIII
- 9 = IX
- 10 = X
- 11 = XI
- 12 = XII
- 13 = XIII
- 14 = XIV
- 15 = XV
- 19 = XIX
- 20 = XX
- 30 = XXX
- 40 = XL
- 50 = L
- 60 = LX
- 70 = LXX
- 80 = LXXX
- 90 = XC
- 100 = C
- 400 = CD
- 500 = D
- 900 = CM
- 1000 = M
- 5000 = IƆƆ**
Perlu Anda pahami bahwa IIII terkadang masih digunakan pada jam, tetapi ini tidak umum.
Di samping itu, pada angka 5000, I diikuti dengan 2 buah C terbalik.
Penulisan Angka Romawi
Setelah memahami beberapa angka Romawi di atas, Anda tentu perlu tahu cara penulisannya.
Ada empat sistem yang digunakan untuk menuliskan sistem penomoran ini, yakni meliputi penjumlahan, pengurangan, pengulangan, dan campuran.
Supaya lebih jelas, mari simak penjelasannya satu per satu.
1. Sistem Penjumlahan
Sistem ini digunakan pada penomoran yang terdiri dari 2 angka atau lebih.
Dengan tambahan, angka di sebelah kirinya lebih dari atau sama dengan angka sebelah kanannya.
Maka, susunan angka itu menggunakan sistem penjumlahan.
Berikut contoh angka Romawi pada sistem penjumlahan:
- XI yang menunjukkan simbol X ditambah dengan I, jika diartikan 10 + 1 = 11
- LXVII yang menunjukkan penjumlahan antara L, X, V, I, I. Artinya, 50 + 10 + 5 + 1 + 1 = 67
2. Sistem Pengurangan
Nah, sistem yang satu ini merupakan kebalikan dari sistem penjumlahan.
Aturannya digunakan pada angka Romawi yang terdiri dari dua angka atau lebih.
Dengan tambahan, angka di sebelah kirinya kurang dari angka di sebelah kanannya, maka susunan angka itu menggunakan sistem pengurangan.
Contohnya adalah sebagai berikut:
- IX yang menunjukkan X dikurang I, dan artinya 10 - 1 = 9
- XL yang menunjukkan L dikurang X, dan artinya 50 - 10 = 40
3. Sistem Pengulangan
Sama seperti namanya, sistem penulisan ini mengulang angka yang sama secara berurutan.
Contohnya:
- XX yang mengulang X dengan X, berarti 10 + 10 = 20
- CC yang mengulang C dengan C, berarti 100 + 100 = 200
4. Sistem Kombinasi
Sistem penulisan angka Romawi ini menggabungkan ketiga sistem sebelumnya.
Agar lebih mudah memahaminya, simak contoh berikut:
XCVIII = XC + V + I + I + I
= (100 - 10) + (5 + 1 + 1 + 1)
= 90 + 8
= 98
Jadi, pada contoh di atas sistem yang digunakan meliputi pengurangan dan penjumlahan.
Sumber: orami.co.id