Kesehatan masyarakat veteriner (disingkat kesmavet; bahasa Inggris: veterinary public health) adalah bidang ilmu yang mempelajari aspek kesehatan hewan (termasuk produk hewan) yang memengaruhi kesehatan manusia. Kesehatan masyarakat veteriner merupakan perpaduan dari ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran hewan.
Umumnya, kesmavet mencakup higiene pangan asal hewan dan penyakit zoonotik. Kesmavet dianggap semakin penting karena meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai keamanan pangan dan banyaknya kemunculan penyakit infeksius yang menular dari hewan ke manusia.
Definisi
Kesehatan masyarakat veteriner mulai dibicarakan di tingkat global oleh Kelompok Ahli Zoonosis Gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada bulan Desember 1950. Pada sesi ini, kesmavet didefinisikan sebagai "semua upaya komunitas yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh seni dan ilmu kedokteran hewan yang diterapkan untuk pencegahan penyakit, perlindungan kehidupan, dan peningkatan kesejahteraan dan efisiensi manusia". Laporan komisi ahli WHO dan FAO selanjutnya yang dipublikasikan pada 1975 mendefinisikan kesmavet sebagai "komponen kegiatan kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk penerapan keterampilan, pengetahuan, dan sumber daya veteriner yang profesional untuk perlindungan dan peningkatan kesehatan manusia".
Pada tahun 1999 melalui pertemuan “Tren Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Masa Depan” yang diselenggarakan oleh WHO, FAO, dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), definisi kesehatan masyarakat veteriner dirumuskan sebagai "kontribusi terhadap kesejahteraan fisik, mental, dan sosial manusia yang utuh melalui pemahaman dan penerapan ilmu kedokteran hewan". Sebuah laporan yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 2002 kemudian mendefinisikan kesmavet sebagai "keseluruhan dari semua kontribusi untuk kesejahteraan fisik, mental, dan sosial manusia melalui pemahaman dan penerapan ilmu kedokteran hewan".
Cakupan
- Keamanan pangan asal hewan
Banyak hewan yang dijadikan sebagai sumber pangan. Produk hewan seperti daging, susu, dan telur perlu dijaga agar tidak mengandung bahaya (seperti bahaya fisik, kimiawi, dan biologis) yang mengganggu kesehatan saat dikonsumsi manusia. Ilmu kesmavet mempelajari cara menjaga keamanan pangan asal hewan di sepanjang rantai produksi, sejak hewan berada di peternakan hingga produknya diolah dan siap dikonsumsi di meja makan. Pemeriksaan kesehatan hewan sebelum disembelih (antemortem) dan setelah disembelih (postmortem atau pascamati) serta manajemen rumah potong yang baik, higiene makanan seperti daging, susu, dan telur, serta pemeriksaan dan pengujian laboratorium untuk mengetahui kualitas produk-produk tersebut merupakan hal-hal yang diperhatikan dalam kesmavet. Analisis bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) merupakan pendekatan sistematis yang sering digunakan untuk memitigasi risiko dalam keamanan pangan.
- Penyakit zoonotik
Patogen yang menginfeksi hewan dapat berpindah dan kemudian menginfeksi manusia. Penyakit-penyakit infeksius yang berpindah seperti ini disebut zoonosis. Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2001 memperkirakan lebih dari 60% penyakit infeksi pada manusia tergolong zoonosis. Rabies dan antraks merupakan contoh zoonosis yang telah ada sejak lama. Selain itu, berbagai penyakit infeksi baru seperti infeksi virus Nipah dan cacar monyet dinilai mengancam kesehatan masyarakat secara luas.
Epidemiologi
Kesmavet sering kali dipasangkan dengan epidemiologi, yaitu ilmu yang mempelajari penyakit dalam populasi serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Epidemiologi sendiri memiliki peran penting dalam kesehatan masyarakat. Metode-metode epidemiologis banyak digunakan oleh dokter hewan yang mendalami kesmavet untuk menentukan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit dan kemudian untuk menentukan langkah pengendaliannya.
Sumber: https://id.wikipedia.org/