Gregor Mendel, tokoh yang dikenal sebagai "Bapak Genetika Modern," menapaki jejak ilmiahnya dalam dunia yang penuh dengan pengetahuan dan eksplorasi. Lahir di Heinzendorf bei Odrau, Austria Silesia, pada masa Kekaisaran Austria, Mendel tumbuh dalam keluarga etnis Jerman. Ayahnya, Anton, dan ibunya, Rosine, membimbingnya dalam lingkungan peternakan keluarga yang telah berdiri selama lebih dari satu abad.
Masa kecil Mendel diisi dengan pekerjaan sebagai tukang kebun dan belajar perlebahan. Pada masa mudanya, ia menapaki pendidikan di gimnasium di Opava. Namun, panggilan rohaninya membawanya ke Fakultas Filsafat Universitas Olomouc pada tahun 1843, di mana ia belajar filsafat praktis dan teoretis, serta fisika.
Di tengah penelitiannya, Mendel terinspirasi oleh profesornya, seperti Friedrich Franz dan Johann Karl Nestler, untuk mendalami sifat turun-temurun tumbuhan dan hewan. Pada tahun 1843, ia memulai pelatihan imam dan, atas rekomendasi gurunya, Friedrich Franz, bergabung dengan Biara St Thomas di Brno. Di biara, ia mengadopsi nama Gregor dan memulai perjalanan panjangnya dalam dunia ilmu pengetahuan.
Pada tahun 1851, Mendel berangkat ke Universitas Wina dengan dukungan dari Abbot CF NAPP. Di sana, ia belajar di bawah bimbingan dosennya yang terkenal, Christian Doppler. Kembali ke Biara St Thomas pada tahun 1853, Mendel mulai mengajar, terutama dalam bidang fisika. Pada 1867, ia menggantikan NAPP sebagai kepala biara, menandai langkah penting dalam perjalanan spiritual dan ilmiahnya.
Selain karyanya dalam pemuliaan tanaman, Mendel juga memperdalam pengetahuannya dalam meteorologi dan astronomi. Pada tahun 1865, ia mendirikan 'Austria Meteorological Society.' Namun, pencapaian terbesarnya terletak pada percobaan dengan kacang polong di biara. Antara 1856 dan 1863, Mendel membudidayakan dan menguji ribuan kacang polong, mengungkapkan hukum-hukum genetika mendasar yang dikenal sebagai Hukum Mendel Warisan.
Presentasi hasil penelitiannya dalam pertemuan History Society Alam Brunn pada tahun 1865 menandai tonggak penting. Meskipun awalnya hanya mendapat perhatian lokal, karya Mendel mendefinisikan landasan hibridisasi tanaman dan warisan genetik. Makalahnya, "Versuche über Pflanzenhybriden" (Percobaan pada Hibridisasi Tanaman), diterbitkan pada tahun 1866, tetapi baru mendapatkan pengakuan setelah beberapa dekade.
Setelah berhasil dengan percobaan kacang polong, Mendel melanjutkan penelitian dengan lebah madu, mencoba memperluas wawasannya ke dunia hewan. Namun, kesulitan dalam mengendalikan perilaku kawin lebah ratu membuatnya kesulitan menggambarkan keturunan dengan jelas.
Ketika Mendel diangkat sebagai kepala biara pada tahun 1868, fokusnya mulai beralih ke tanggung jawab administratif yang meningkat. Konflik dengan pemerintah sipil atas pajak keagamaan menyerap sebagian besar waktu dan energinya. Pada 6 Januari 1884, Mendel meninggal karena kronis nefritis di usia 61 tahun.
Meskipun kariernya sebagai ilmuwan praktis berakhir setelah menjadi kepala biara, penemuan Mendel membuka pintu bagi ilmu pengetahuan genetika modern. Warisannya yang penting kini dihargai sebagai tonggak sejarah dalam pemahaman kita tentang pewarisan sifat. Gregor Mendel, dari peternakan di Austria hingga ke laboratorium biara, telah meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam dunia ilmu pengetahuan.
Disadur dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel