Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan
Artikel Mieslen, Nadan & Wibowo (2019) menunjukkan bahwa kompleksitas proyek konstruksi di Indonesia memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan proyek, baik dari segi waktu, biaya, kualitas, maupun kepuasan stakeholder. Hal ini penting karena banyak proyek strategis nasional (PSN) bernilai triliunan rupiah sering menghadapi masalah keterlambatan dan pembengkakan anggaran. Jika kompleksitas tidak dikelola secara sistematis, manfaat ekonomi dan sosial dari proyek infrastruktur bisa berkurang. Oleh karena itu, kebijakan publik harus berfokus pada tata kelola risiko, koordinasi lintas sektor, dan peningkatan kapasitas manajemen proyek agar keberhasilan proyek lebih terjamin.
Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang
Dampak positif dari pengelolaan kompleksitas adalah proyek yang lebih terorganisir, kualitas kerja yang stabil, serta kepuasan stakeholder yang lebih tinggi. Hambatan yang nyata termasuk kurangnya kapasitas manajemen risiko, komunikasi antar stakeholder yang tidak optimal, serta rendahnya adopsi teknologi digital. Namun peluangnya besar; misalnya materi di Manajemen Proyek Konstruksi: Definisi, Proses, dan Lainnya memperlihatkan bahwa banyak pihak di Indonesia mulai memahami bahwa proyek konstruksi adalah disiplin yang kompleks dari sisi biaya, jadwal, pengadaan, dan risiko. Sementara artikel Risiko dalam Proyek Design and Build di Indonesia menggarisbawahi bagaimana kompleksitas desain & pelaksanaan menghasilkan risiko yang signifikan, tetapi juga bagaimana strategi mitigasi dapat dikembangkan.
Lima Rekomendasi Kebijakan Praktis
Pertama, pemerintah perlu mengembangkan standar nasional pengelolaan kompleksitas proyek yang menjadi bagian dari regulasi perizinan proyek besar. Kedua, wajibkan penggunaan teknologi digital seperti BIM pada proyek infrastruktur strategis untuk meningkatkan koordinasi desain dan konstruksi. Ketiga, buat program pelatihan nasional bagi manajer proyek dan stakeholder untuk meningkatkan kompetensi manajemen risiko. Keempat, kembangkan mekanisme kolaborasi lintas sektor agar komunikasi antar-pemangku kepentingan lebih efektif dan konflik dapat diminimalisir. Kelima, terapkan sistem evaluasi berkala berbasis key performance indicators (KPI) untuk mengukur keberhasilan pengelolaan kompleksitas proyek, sehingga kebijakan dapat terus diperbaiki sesuai dinamika di lapangan.
Kritik terhadap Potensi Kegagalan Kebijakan
Meski kebijakan pengelolaan kompleksitas proyek terdengar menjanjikan, ada potensi kegagalan jika tidak disertai pengawasan dan insentif yang kuat. Pertama, penerapan teknologi seperti BIM bisa gagal jika hanya diwajibkan secara administratif tanpa dukungan infrastruktur digital dan pelatihan memadai. Kedua, koordinasi lintas sektor sering terhambat oleh ego sektoral dan birokrasi yang panjang. Ketiga, pelatihan manajemen risiko bisa tidak efektif jika tidak berbasis pada praktik nyata di lapangan. Selain itu, ada risiko kebijakan hanya menambah lapisan regulasi tanpa benar-benar meningkatkan efektivitas manajemen proyek. Artikel “Kegagalan Proyek Konstruksi: Pelajaran dari Kompleksitas dan Risiko” di Diklatkerja menyoroti bagaimana kegagalan proyek seringkali bukan hanya karena faktor teknis, tetapi juga lemahnya tata kelola kebijakan. (diklatkerja.com)
Penutup
Kompleksitas proyek konstruksi di Indonesia adalah keniscayaan, terutama pada proyek infrastruktur berskala besar. Studi Mieslen, Nadan & Wibowo (2019) menegaskan bahwa kompleksitas dapat berdampak langsung pada kesuksesan proyek. Dengan kebijakan publik yang menekankan tata kelola risiko, adopsi teknologi, serta peningkatan kapasitas SDM, kompleksitas dapat berubah dari hambatan menjadi peluang untuk inovasi. Namun, tanpa implementasi yang konsisten dan pengawasan yang kuat, kebijakan pengelolaan kompleksitas berisiko menjadi formalitas belaka. Oleh karena itu, keberhasilan kebijakan sangat bergantung pada sinergi antara regulasi, industri, dan akademisi.
Sumber
Mieslen, N., Nadan, S., & Wibowo, A. (2019). Examining the Relationship between Project Complexity and Project Success in the Indonesian Construction Industry.