Mengapa Kepuasan Klien Menjadi Isu Penting dalam Proyek Konstruksi?
Dalam era percepatan pembangunan infrastruktur, metode design and build (D&B) mulai dilirik sebagai pendekatan alternatif yang menjanjikan efisiensi waktu dan biaya. Namun, masih ada keraguan di kalangan klien — baik dari sektor swasta maupun pemerintah — terkait efektivitas metode ini dalam menjamin hasil yang memuaskan.
Tesis karya Fitry Triyani Agustin hadir sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. Melalui pendekatan kuantitatif dan studi lapangan di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta, penulis menganalisis secara sistematis bagaimana performa metode D&B berdampak terhadap tingkat kepuasan klien dalam proyek gedung.
Design and Build: Efisien, Tapi Masih Diragukan?
Apa Itu Metode D&B?
Metode design and build adalah pendekatan pengadaan di mana satu kontraktor bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan konstruksi. Artinya, pemilik proyek hanya membuat satu kontrak untuk dua pekerjaan utama sekaligus: desain dan pembangunan fisik.
Kelebihan Metode D&B:
-
Mengurangi waktu tender
-
Menyederhanakan manajemen kontrak
-
Menurunkan potensi konflik antara konsultan perencana dan pelaksana
-
Mempercepat waktu penyelesaian
Namun demikian, persepsi negatif masih sering muncul, terutama dalam aspek transparansi, kontrol mutu, dan kejelasan tanggung jawab pada tahap awal proyek.
Metodologi Penelitian: Kombinasi Statistik dan Persepsi Klien
Data dan Teknik Analisis
Penelitian ini melibatkan:
-
100+ responden dari proyek konstruksi di Jawa Barat dan DKI Jakarta
-
Responden terdiri dari klien (owner), konsultan manajemen konstruksi (MK), dan penyedia jasa
-
Analisis dilakukan dengan:
-
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner
-
Regresi linear berganda (menggunakan SPSS)
-
Perhitungan sumbangan efektif (SE)
-
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Klien
Temuan Penting:
-
Nilai R² = 0,791 → Artinya, performa metode D&B menjelaskan 79,1% variasi tingkat kepuasan klien.
-
Faktor hukum menjadi aspek paling dominan, menandakan pentingnya kejelasan kontraktual dalam sistem D&B.
-
Tim pelaksana justru menjadi faktor dengan kontribusi terendah, mengindikasikan bahwa klien lebih menilai proses dan sistem ketimbang kualitas implementasi semata.
Studi Kasus Lapangan: Proyek Pemerintah vs Swasta
Perbandingan Respon:
Klien swasta cenderung lebih puas karena proses pengambilan keputusan lebih fleksibel, alur komunikasi lebih singkat, dan kontrol kualitas lebih langsung. Sebaliknya, proyek pemerintah terikat birokrasi dan regulasi yang memperlambat proses, serta menimbulkan risiko multitafsir dalam kontrak.
Kaitan dengan Tren Industri: Menuju IPD?
Temuan ini relevan dalam diskusi global mengenai transformasi metode pengadaan proyek. D&B sering disebut sebagai langkah awal menuju Integrated Project Delivery (IPD), di mana kolaborasi antarpihak jauh lebih dalam dan bersifat strategis.
Dalam studi oleh Asmar et al. (2013), IPD berhasil menurunkan biaya hingga 14% dan meningkatkan efisiensi waktu sebesar 15%. D&B dapat menjadi batu loncatan, asal kekurangan seperti minimnya komunikasi dua arah dan ketidakjelasan regulasi bisa diatasi lebih awal.
Nilai Tambah dan Opini Kritis
Kekuatan Tesis:
-
Menyediakan bukti empiris tentang faktor-faktor dominan kepuasan klien
-
Menggunakan pendekatan statistik yang kuat dan komprehensif
-
Menyoroti perbedaan antara sektor swasta dan pemerintah secara jelas
Ruang Perbaikan:
-
Belum membahas secara mendalam aspek teknologi (seperti BIM) dalam pelaksanaan D&B
-
Tidak menjelaskan lebih lanjut tentang manajemen risiko dalam sistem terintegrasi
-
Terbatas pada proyek gedung, belum menyentuh proyek infrastruktur besar (jalan, jembatan)
Rekomendasi Praktis
Bagi Pemerintah:
-
Perjelas regulasi kontrak D&B, khususnya mengenai tanggung jawab desain
-
Sederhanakan mekanisme e-procurement agar tidak mematikan fleksibilitas metode D&B
Bagi Penyedia Jasa:
-
Fokus pada penguatan komunikasi antar tim desain dan konstruksi
-
Tingkatkan akuntabilitas dan dokumentasi hukum sejak fase perencanaan
Bagi Akademisi:
-
Lanjutkan studi komparatif antara D&B dan metode lain seperti DBB dan EPC
-
Kembangkan model prediksi kepuasan klien berbasis machine learning
Kesimpulan: Apakah D&B Layak Diandalkan?
Tesis ini secara tegas menunjukkan bahwa metode design and build memiliki performa yang signifikan dalam meningkatkan kepuasan klien. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada aspek non-teknis, seperti kepastian hukum, efisiensi tender, dan keterlibatan klien.
Dengan pendekatan manajerial yang tepat dan adaptasi terhadap kebutuhan spesifik proyek, D&B bukan hanya efisien secara teknis, tetapi juga mampu membangun kepercayaan jangka panjang antara klien dan penyedia jasa.
Sumber
Agustin, F. T. (2020). Pengaruh Performa Metode Design and Build terhadap Kepuasan Klien pada Proyek Konstruksi. Tesis Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Akses resmi: https://doi.org/10.34021/tesis.fitry.dnb.2020 (tautan fiktif untuk ilustrasi; gunakan link resmi jika tersedia)