Memperkuat Peran ESIA sebagai Instrumen Strategis Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Dipublikasikan oleh Marioe Tri Wardhana

31 Oktober 2025, 09.30

Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan?

Laporan Environmental and Social Impact Assessment (ESIA) menegaskan bahwa proyek infrastruktur besar, seperti pembangunan jalan, bendungan, atau fasilitas energi, memiliki dampak lingkungan dan sosial yang kompleks. ESIA berperan penting untuk memastikan bahwa pembangunan tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan dan berkeadilan sosial.

Temuan ini sangat penting bagi kebijakan publik karena ESIA bukan sekadar dokumen administratif, melainkan alat strategis untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Proses ini wajib mengidentifikasi risiko terhadap ekosistem, masyarakat lokal, serta dampak terhadap mata pencaharian penduduk terdampak.

Bagi Indonesia, hasil studi ESIA sangat relevan untuk memperkuat penerapan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaga seperti Kementerian PUPR, KLHK, dan BRIN perlu memastikan bahwa setiap proyek infrastruktur nasional—seperti pembangunan IKN, jalan tol, dan bendungan—melalui kajian ESIA yang komprehensif.

Pelatihan yang relevan dapat memperkuat kapasitas aparatur dalam menilai dampak lintas sektor secara objektif. Contoh pelatihan yang mendukung kompetensi ini adalah Pembangunan Infrastruktur dan Pelestarian Lingkungan Hidup.

Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang

Penerapan ESIA yang baik di lapangan telah menunjukkan hasil positif, meskipun menghadapi sejumlah tantangan.

Dampak Positif Utama

  • Perlindungan Keanekaragaman Hayati – Melalui penerapan zona konservasi atau mitigasi habitat di sekitar area proyek.

  • Mitigasi Dampak Sosial – Seperti pemberian kompensasi yang adil bagi masyarakat terdampak dan implementasi program pemulihan ekonomi lokal.

  • Peningkatan Tata Kelola Proyek – Dengan kewajiban transparansi dan pelibatan masyarakat dalam proses konsultasi publik, mengurangi potensi konflik.

Hambatan Implementasi di Indonesia

  • Keterbatasan Data – Kurangnya data lingkungan dan sosial yang mutakhir membuat analisis ESIA terkadang kurang akurat dan berbasis asumsi.

  • Kapasitas Teknis Terbatas – Khususnya di daerah, kapasitas teknis lembaga pelaksana dan penyusun ESIA masih perlu ditingkatkan.

  • Rendahnya Partisipasi Publik – Keterlibatan masyarakat lokal seringkali bersifat formalitas, bukan konsultasi substantif.

Peluang

  • Integrasi Digital – Memanfaatkan sistem perencanaan digital seperti Sistem Informasi Lingkungan Hidup Daerah (SILHD) untuk memantau efektivitas mitigasi.

  • Inovasi Berbasis Data – Kerja sama dengan akademisi dan sektor swasta untuk mengembangkan analisis dampak lingkungan berbasis data real-time (GIS dan remote sensing).

5 Rekomendasi Kebijakan Praktis

Untuk mengoptimalkan peran ESIA sebagai alat kebijakan strategis, diperlukan langkah-langkah berikut:

  1. Perkuat Standar Nasional ESIA: Pemerintah perlu memperbarui panduan pelaksanaan ESIA agar selaras dengan prinsip pembangunan hijau dan ekonomi sirkular.

  2. Bangun Kapasitas SDM Evaluator Lingkungan dan Sosial: Pelatihan Manajemen Konstruksi dan Infrastruktur dapat menjadi mitra strategis dalam melatih aparatur, konsultan, dan akademisi di bidang analisis dampak proyek.

  3. Dorong Transparansi dan Akses Publik terhadap Hasil ESIA: Hasil kajian dampak proyek harus dapat diakses publik secara daring untuk meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan masyarakat.

  4. Integrasikan ESIA dalam Siklus Penganggaran Proyek: Evaluasi sosial dan lingkungan wajib dilakukan sebelum alokasi dana proyek, bukan sesudahnya, agar mitigasi dapat menjadi bagian dari desain awal.

  5. Kembangkan Sistem Monitoring Berkelanjutan: Gunakan teknologi seperti Geographic Information System (GIS) dan remote sensing untuk memantau dampak proyek terhadap ekosistem dan komunitas secara periodik dan independen.

Kritik terhadap Potensi Kegagalan Kebijakan

Kebijakan ESIA berpotensi gagal bila hanya dijadikan syarat administratif tanpa tindak lanjut nyata. Kegagalan dapat terjadi jika:

  • Terdapat formalitas dalam pelaksanaan konsultasi publik, tanpa memasukkan masukan substantif dari warga terdampak.

  • Kurangnya mekanisme evaluasi pascaproyek, sehingga dampak lingkungan dan sosial jangka panjang tidak terpantau dan tidak ada perbaikan berkelanjutan.

  • Minimnya sanksi bagi proyek yang melanggar rekomendasi ESIA, yang menghilangkan daya paksa dari laporan tersebut.

Untuk menghindari hal ini, pemerintah harus memperkuat fungsi pengawasan dan memastikan bahwa pelaksanaan ESIA menjadi bagian integral dari kebijakan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Penutup

Pelaksanaan Environmental and Social Impact Assessment adalah pilar penting menuju pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Melalui penerapan ESIA yang transparan, berbasis data, dan partisipatif, Indonesia dapat menyeimbangkan antara ambisi ekonomi dan tanggung jawab ekologis.

Sumber

Environmental and Social Impact Assessment (ESIA) Final Report, 2021.