Membangun SDM Unggul untuk Tata Kelola Air Berkelanjutan: Refleksi Kritis dari Kolaborasi Spanyol–Argentina

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda

20 Mei 2025, 08.44

pixabay.com

Air Sebagai Sumber Kehidupan dan Tantangan Global Abad ke-21

Air adalah sumber daya yang lebih penting dari minyak di abad ke-21. Namun, ironisnya, sebagian besar masyarakat dan pemerintah di berbagai belahan dunia masih gagal menempatkan isu tata kelola air sebagai prioritas. Artikel ilmiah karya Juan Bautista Grau dan kolega dari Universidad Politécnica de Madrid bersama mitra mereka dari UCASAL, Argentina, menyoroti tantangan ini secara tajam dengan mengajukan solusi: pendidikan tingkat tinggi berbasis kerja sama internasional.

Latar Belakang: Dua Realitas, Satu Tujuan

Spanyol dan Argentina menghadapi tantangan berbeda namun saling melengkapi. Spanyol memiliki sejarah panjang dalam pengelolaan air, bahkan memiliki lembaga seperti Tribunal de las Aguas de Valencia yang sudah berusia 500 tahun. Di sisi lain, Argentina baru beberapa dekade terakhir mengembangkan kerangka hukum dan kebijakan pengelolaan air, khususnya di wilayah NOA (Northwest Argentina).

Meski berbeda, kedua negara menghadapi tekanan yang sama: pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, dan konflik antar sektor pengguna air (pertanian, industri, domestik). Di tengah kebutuhan infrastruktur, muncul kebutuhan mendesak akan SDM profesional yang memahami perencanaan, kualitas, dan keberlanjutan pengelolaan air.

Solusi: Program Master Ganda Lintas Negara

Artikel ini merinci rancangan program master ganda antara Universidad Politécnica de Madrid dan Universidad Católica de Salta. Program ini tidak hanya menyatukan dua kurikulum pendidikan, tetapi juga menggabungkan dua perspektif geografis, sosial, dan teknis.

Tujuan Utama:

  • Membangun tenaga ahli profesional di bidang manajemen sumber daya air
  • Meningkatkan kualitas perencanaan dan tata kelola di negara berkembang
  • Mendorong pertukaran akademik dan budaya antar institusi

Program ini ditujukan bagi lulusan teknik sipil, agronomi, geologi, lingkungan, dan sejenisnya yang ingin memperdalam keahlian dalam tata kelola air secara terpadu.

Isi Kurikulum dan Struktur Program

Semester 1: Perencanaan Sumber Daya Air (30 ECTS)

  • Sumber air permukaan & bawah tanah
  • Jaringan transmisi dan peralatan pengumpulan data
  • Sistem pemrosesan data & manajemen risiko
  • Metodologi pengambilan keputusan multikriteria (MCDM)

Semester 2: Kualitas Air dan Keberlanjutan Lingkungan

  • Pengolahan limbah domestik dan organik
  • Analisis kualitas air dan kontrol erosi
  • Perencanaan wilayah berkelanjutan

Semester 3: Tata Kelola dan Infrastruktur

  • Sistem irigasi dan distribusi air
  • Regulasi dan lembaga pengelola air
  • Tugas akhir master (tesis)

Studi Kasus: Masalah Nyata, Solusi Praktis

1. Sungai Arenales, Salta

Sungai yang dulunya menjadi sumber kehidupan, kini menjadi penyebab penyakit. Program ini mendorong pemulihan ekosistem sungai secara holistik.

2. Sistem Irigasi Sungai Toro

Dihadapkan pada manajemen air yang buruk dan sistem pertanian monokultur, studi ini menunjukkan pentingnya perencanaan berbasis data dan masyarakat.

3. DAS Arroyos Menores, Córdoba

Mengalami erosi parah dan degradasi lahan. Melalui DSS (Decision Support System) dan metode multikriteria seperti PROMETHEE dan AHP, area ini bisa dirancang ulang untuk produktivitas dan keberlanjutan.

Nilai Tambah: Pendidikan Sebagai Alat Perubahan

Program ini tidak sekadar akademik. Ia menjawab masalah nyata:

  • Defisit ahli sumber daya air di Argentina
  • Tantangan integrasi antar lembaga di Spanyol
  • Kurangnya kapasitas lokal di wilayah terpencil

Dengan pendekatan lintas sektor, lintas negara, dan lintas disiplin, program ini membawa harapan baru bagi pengelolaan air global.

Kritik dan Opini: Jalan Masih Panjang

Kekuatan:

  • Kurikulum kontekstual: disesuaikan dengan kebutuhan lokal
  • Kolaboratif: memperkuat kerja sama akademik dan industri
  • Akses dua negara: memperluas jaringan profesional dan akademik

Tantangan:

  • Biaya tinggi dan akses terbatas bagi mahasiswa kurang mampu
  • Kalender akademik berbeda utara-selatan menyulitkan sinkronisasi
  • Ketimpangan kapasitas pengajar antara UPM dan UCASAL

Relevansi Global: Menginspirasi Kawasan Lain

Program serupa bisa direplikasi di kawasan lain seperti Asia Tenggara, Afrika, dan Timur Tengah. Negara-negara dengan tantangan serupa bisa mengadopsi prinsip:

  • Pendidikan teknis berbasis kebutuhan lokal
  • Kolaborasi institusi kuat dan berkembang
  • Integrasi kurikulum dengan studi lapangan nyata

Penutup: Air Butuh Lebih dari Sekadar Infrastruktur

Air tidak cukup dikelola dengan bendungan dan pipa. Ia butuh pemikiran, analisis, dan SDM yang terlatih. Program master ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi bukan hanya ruang akademik, tapi juga alat perubahan untuk masa depan yang berkelanjutan.

Sumber: Grau, J.B., Tarquis, A.M., Martín-Sotoca, J.J., & Antón, J.M. (2019). High level education on integrated water resources management for sustainable development. Journal of Technology and Science Education, 9(3), 295-307. https://doi.org/10.3926/jotse.361