Membangun Rantai Pasok Makanan Segar yang Hijau, Tangguh, Lincah, dan Berkelanjutan di India

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

21 Februari 2025, 13.34

unplash.com

Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Mahak Sharma, Rose Antony, dan Konstantinos Tsagarakis, membahas faktor-faktor yang mendukung rantai pasok makanan segar yang hijau (green), tangguh (resilient), lincah (agile), dan berkelanjutan (sustainable) (GRAS). Studi ini meneliti bagaimana interaksi antara faktor-faktor ini dapat menciptakan rantai pasok makanan segar (FFSC) yang lebih kuat dan berkelanjutan di India.

Definisi dan Kerangka Konseptual

Paper ini menguraikan empat pilar utama dalam rantai pasok makanan segar:

  • Green (Hijau) – Mengurangi dampak lingkungan melalui praktik ramah lingkungan.
  • Resilient (Tangguh) – Meningkatkan daya tahan rantai pasok terhadap gangguan.
  • Agile (Lincah) – Memungkinkan respons cepat terhadap perubahan pasar.
  • Sustainable (Berkelanjutan) – Mengoptimalkan sumber daya untuk keberlanjutan jangka panjang.

Keempat elemen ini harus saling terintegrasi untuk menciptakan rantai pasok yang kompetitif dan berdaya tahan.

Studi Kasus: Tantangan dan Dampak Gangguan pada FFSC

Paper ini menganalisis dampak gangguan besar pada rantai pasok makanan segar di India:

  • Pandemi COVID-19 – Gangguan rantai pasok menyebabkan peningkatan biaya logistik hingga 252%.
  • Perubahan Iklim – Cuaca ekstrem mengurangi hasil pertanian hingga 30% di beberapa wilayah.
  • Krisis Keuangan Global – Fluktuasi harga bahan baku menurunkan margin keuntungan petani dan distributor.

Dengan mengadopsi strategi GRAS, perusahaan dapat mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi operasional.

Strategi Implementasi GRAS dalam Rantai Pasok Makanan Segar

1. Strategi Green untuk Efisiensi Lingkungan

  • Penggunaan kemasan ramah lingkungan untuk mengurangi limbah plastik.
  • Optimalisasi transportasi untuk menekan emisi karbon.

2. Strategi Resilient untuk Daya Tahan Rantai Pasok

  • Diversifikasi pemasok guna mengurangi ketergantungan pada satu sumber.
  • Penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan transparansi rantai pasok.

3. Strategi Agile untuk Respons Pasar

  • Pemanfaatan data real-time untuk menyesuaikan pasokan dengan permintaan.
  • Automasi gudang untuk mempercepat distribusi produk segar.

4. Strategi Sustainable untuk Keberlanjutan Jangka Panjang

  • Pelatihan petani dalam teknik pertanian berkelanjutan.
  • Kemitraan dengan organisasi lingkungan untuk meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan.

Metrik Keberhasilan Integrasi GRAS

Paper ini mengidentifikasi beberapa KPI utama untuk menilai efektivitas strategi GRAS:

  • Food Waste Reduction Rate – Persentase pengurangan limbah makanan dalam rantai pasok.
  • Carbon Footprint Reduction – Pengurangan emisi karbon dari operasional rantai pasok.
  • Supply Chain Agility Index – Kecepatan rantai pasok dalam merespons perubahan permintaan.
  • Supplier Reliability Index – Keandalan pemasok dalam memenuhi permintaan secara konsisten.

Kritik dan Evaluasi

Meskipun paper ini memberikan wawasan yang mendalam, ada beberapa aspek yang dapat ditingkatkan:

  • Minimnya studi kuantitatif – Sebagian besar data berasal dari wawancara, bukan model kuantitatif.
  • Fokus terbatas pada India – Perlu studi komparatif dengan negara lain untuk validasi lebih luas.
  • Kurangnya eksplorasi teknologi blockchain – Teknologi ini dapat meningkatkan transparansi rantai pasok.

Kesimpulan

Paper ini menegaskan bahwa integrasi strategi Green, Resilient, Agile, dan Sustainable (GRAS) sangat penting dalam rantai pasok makanan segar. Dengan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi dampak lingkungan, dan memperkuat ketahanan rantai pasok.

Sumber Artikel:

  • Sharma, M., Antony, R., & Tsagarakis, K. (2023). Green, Resilient, Agile, and Sustainable Fresh Food Supply Chain Enablers: Evidence from India. Annals of Operations Research.