Membangun Jalan Menuju Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan: Sinergi Infrastruktur, Pendidikan, dan Ekspor

Dipublikasikan oleh Marioe Tri Wardhana

10 November 2025, 12.28

Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan?

Studi oleh Ng et al. (2019) menegaskan bahwa pembangunan jalan berperan krusial dalam mendorong mobilitas, akses pasar, dan efisiensi distribusi, yang secara signifikan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB per kapita).

Namun, temuan ini juga menggarisbawahi bahwa investasi infrastruktur jalan saja tidak cukup; faktor lain seperti pendidikan, ekspor, dan modal fisik per pekerja memiliki kontribusi besar. Temuan ini penting bagi Indonesia untuk merancang kebijakan pembangunan yang terintegrasi—menggabungkan investasi infrastruktur dengan peningkatan kualitas SDM dan produktivitas industri ekspor.

Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang

Dampak positif yang ditemukan:

  • Pertumbuhan ekonomi meningkat seiring dengan penambahan panjang jalan.

  • Infrastruktur jalan mendorong pertumbuhan ekspor dan mempercepat distribusi barang.

  • Peningkatan pengeluaran pendidikan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

  • Modal fisik per pekerja berperan langsung dalam peningkatan output industri dan pertanian.

Hambatan utama yang diidentifikasi:

  • Kesenjangan antarwilayah dalam kualitas dan kapasitas jaringan jalan.

  • Urbanisasi berlebih yang dapat menurunkan efisiensi ekonomi (inverted U-curve effect).

  • Keterbatasan dana pemeliharaan dan perencanaan berbasis data di negara berkembang.

Peluang besar muncul melalui integrasi kebijakan, digitalisasi data infrastruktur, dan kolaborasi publik-swasta. Pelatihan seperti Perencanaan Wilayah dan Kota dalam Pembangunan Indonesia dapat menjadi wadah untuk mengasah kemampuan dalam merancang kebijakan berbasis bukti dan sinergi multisektor.

5 Rekomendasi Kebijakan Praktis

  1. Integrasikan Pembangunan Jalan dengan Kebijakan Pendidikan dan Ekspor: Investasi infrastruktur harus selaras dengan pengembangan SDM dan strategi ekspor nasional.

  2. Bangun Sistem Pemantauan Infrastruktur Nasional: Gunakan data spasial dan ekonomi untuk mengevaluasi dampak pembangunan jalan terhadap PDB dan produktivitas daerah.

  3. Dorong Investasi Swasta dalam Infrastruktur Jalan: Skema Public-Private Partnership (PPP) dapat mempercepat perluasan dan pemeliharaan jaringan jalan.

  4. Kendalikan Urbanisasi Berlebihan: Rancang kebijakan tata ruang yang mencegah konsentrasi ekonomi di kota besar agar pertumbuhan lebih merata.

  5. Fokus pada Infrastruktur Lokal dan Aksesibilitas Desa: Pembangunan jalan pedesaan dan penghubung antarkawasan dapat memperkuat ekonomi regional dan inklusi sosial.

Kritik terhadap Potensi Kegagalan Kebijakan

Kebijakan infrastruktur berpotensi gagal bila: terlalu fokus pada target fisik tanpa integrasi sosial dan ekonomi, tidak mempertimbangkan kapasitas pemeliharaan jangka panjang, mengabaikan sinergi antara transportasi, pendidikan, dan industri ekspor, atau tidak memperhatikan risiko urbanisasi berlebih.

Kebijakan perlu diarahkan pada keseimbangan antara pembangunan fisik dan peningkatan kapasitas manusia agar dampaknya inklusif dan berkelanjutan.

Penutup

Penelitian Ng et al. (2019) menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur jalan adalah katalis penting bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi hanya efektif bila diiringi dengan peningkatan pendidikan, ekspor, dan tata kelola urbanisasi.

Bagi Indonesia, strategi pembangunan nasional seharusnya menekankan kolaborasi multisektor—antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat—agar jalan yang dibangun tidak hanya menghubungkan wilayah, tetapi juga memperkuat konektivitas sosial dan ekonomi bangsa.

Sumber

Ng, C.P., Law, T.H., Jakarni, F.M., & Kulanthayan, S. (2019). Road Infrastructure Development and Economic Growth. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 512(1), 012045. DOI:10.1088/1757-899X/512/1/012045