Membangun Budaya K3 Lewat Rancangan Matriks Training di PT Semen Baturaja

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

22 Mei 2025, 09.02

pixabay.com

Urgensi Training K3 dalam Industri Semen

Industri semen merupakan salah satu sektor strategis dalam pembangunan infrastruktur. Namun, di balik produktivitas tinggi dan tuntutan efisiensi, industri ini juga memiliki tingkat risiko kerja yang tinggi, mulai dari paparan bahan kimia, bahaya listrik, hingga kecelakaan alat berat. Untuk menjawab tantangan ini, pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi salah satu fondasi penting bagi setiap tenaga kerja.

Penelitian oleh Sari, Safaruddin, dan Saban (2023) berfokus pada rancangan matriks training K3 yang disusun secara sistematis untuk tiga area penting di PT Semen Baturaja Tbk: Departemen Operation, Research & Engineering, serta Unit Health, Safety, and Environment (HSE).

Tujuan Penelitian dan Konteks Strategis

Riset ini bertujuan merancang matriks pelatihan K3 yang efektif, relevan dengan regulasi pemerintah seperti UU No. 1 Tahun 1970 dan PP No. 50 Tahun 2012, serta sesuai dengan kebutuhan kerja di tiap unit. Tujuan akhir dari rancangan ini adalah:

  • Meningkatkan kompetensi pekerja
  • Mencegah kecelakaan kerja
  • Menurunkan risiko operasional
  • Meningkatkan budaya sadar K3

Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari Praktikum Kesehatan Masyarakat (PKM) Universitas Sriwijaya, dengan pelaksanaan langsung di pabrik PT Semen Baturaja, Sumatera Selatan.

Metodologi dan Pendekatan

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode:

  • Telaah kepustakaan: untuk memahami teori K3 dan jenis pelatihan dari berbagai peraturan nasional.
  • Wawancara langsung: dengan pekerja dan manajer K3 di PT Semen Baturaja.
  • Dokumentasi: mengumpulkan informasi lapangan dan aktivitas pekerja di setiap unit kerja.

Jenis-Jenis Pelatihan K3 yang Diidentifikasi

Penelitian ini mengidentifikasi 15 jenis pelatihan K3 utama yang berlaku secara nasional, di antaranya:

  • Ahli K3 Umum
  • Auditor Internal SMK3
  • Petugas P3K dan Pemadam Kebakaran
  • Ahli K3 Listrik, Kimia, dan Lingkungan Kerja
  • Teknisi dan Operator alat berat, scaffolding, elevator, hingga bejana tekanan
  • Pelatihan kerja di ketinggian dan ruang terbatas
  • Juru las bersertifikasi kelas I–III

Setiap pelatihan dibagi menjadi dua kategori: pelatihan wajib bersertifikasi dan pelatihan dasar non-sertifikasi.

Studi Kasus PT Semen Baturaja: Pemetaan dan Implementasi Training

1. Unit Health, Safety and Environment (HSE)

Unit ini menjadi jantung pengawasan dan implementasi K3. Ditemukan bahwa:

  • Sudah tersedia tenaga ahli K3 umum bersertifikasi Kemnaker.
  • Pelatihan pemadaman kebakaran dan P3K telah dilaksanakan.
  • Masih diperlukan pelatihan tambahan seperti K3 konstruksi, K3 listrik, serta teknisi peralatan.
  • Peraturan Permenaker No. 2 Tahun 1992 menyatakan perusahaan dengan lebih dari 100 pekerja wajib memiliki minimal 1 ahli K3 umum.

2. Departemen Operation

Terdiri dari unit produksi semen, pemeliharaan mekanik, listrik, dan utilitas. Temuan penting:

  • Forklift dan crane wajib dioperasikan oleh operator bersertifikat, sesuai Permenaker No. 9/2010.
  • Lingkungan kerja yang bersinggungan dengan listrik harus memiliki minimal 1 ahli K3 listrik, sesuai Permenaker No. 12/2015.
  • Unit pemeliharaan juga perlu pelatihan tentang ruang terbatas, alat angkat-angkut, dan pekerjaan di ketinggian.

3. Departemen Research & Engineering

Meliputi kontrol kualitas, jaminan mutu, pengolahan limbah, dan pengembangan proses:

  • Membutuhkan pelatihan K3 laboratorium dan ahli K3 kimia.
  • Unit pengolahan limbah butuh pelatihan lingkungan kerja.
  • Sertifikasi teknisi laboratorium menjadi penting karena berurusan dengan bahan berbahaya.

Manfaat Implementasi Matriks Training K3

  1. Evaluasi Kompetensi Pekerja Secara Terstruktur
    Setiap unit kerja bisa melihat siapa saja yang sudah dilatih, siapa yang butuh pelatihan, dan jenis pelatihan apa yang relevan.
  2. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi
    Pekerja yang paham K3 lebih efisien, mengurangi downtime akibat kecelakaan dan insiden.
  3. Pemenuhan Regulasi Nasional
    Memastikan perusahaan mematuhi UU No. 1/1970, PP No. 50/2012, dan semua Permenaker terkait.
  4. Pengurangan Risiko Kecelakaan
    Karyawan yang sudah dilatih dapat mengenali dan menghindari bahaya sebelum kecelakaan terjadi.

Kritik dan Analisis Tambahan

Kekuatan Studi:

  • Komprehensif dan langsung berbasis praktik lapangan
  • Menyediakan rekomendasi nyata untuk pelatihan spesifik di setiap unit
  • Berbasis regulasi yang kuat dan terkini

Catatan Kritis:

  • Penelitian tidak menyebutkan biaya pelatihan atau estimasi waktu untuk implementasi penuh.
  • Tidak semua pelatihan tersedia secara lokal; beberapa membutuhkan pelatih dari luar kota atau lembaga terakreditasi nasional.
  • Belum ada evaluasi pasca pelatihan untuk melihat dampak nyata pada pengurangan insiden kerja.

Rekomendasi Strategis untuk Industri Lain

Penelitian ini bisa menjadi model nasional. Perusahaan di sektor manufaktur, energi, dan konstruksi bisa mengadaptasi struktur matriks training berikut:

  • Audit awal kebutuhan pelatihan per unit
  • Penyusunan daftar pelatihan wajib vs. pelatihan pendukung
  • Jadwal pelatihan terintegrasi dalam kalender operasional perusahaan
  • Evaluasi periodik efektivitas pelatihan dalam menurunkan insiden

Kesimpulan: Training K3 Bukan Pilihan, Tapi Keperluan

Rancangan matriks training yang dibahas dalam studi ini membuktikan bahwa peningkatan kompetensi tenaga kerja dalam bidang K3 bukan sekadar formalitas, melainkan langkah strategis. Dengan rancangan pelatihan yang tepat, PT Semen Baturaja telah menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan, efisiensi kerja, dan kepatuhan hukum.

Perusahaan lain yang ingin unggul secara operasional dan reputasi, wajib menjadikan pelatihan K3 sebagai bagian dari strategi utama. Karena di dunia kerja modern, kompetensi K3 adalah nilai tambah yang tak tergantikan.

Sumber : Sari, N. I., Safaruddin, & Saban, M. A. F. (2023). Rancangan matriks training K3 pada Dapartemen Operation, Research & Engineering dan Unit of Health, Safety and Environment di PT Semen Baturaja Tbk. Jurnal Lintas Ilmu-JLI, 1(7), 1