Melacak Perkembangan dan Mengali Identitas Program Studi Teknik Metalurgi

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi

20 Juni 2024, 17.36

Sumber: metallurgy.itb.ac.id

Perkembangan ( Sejarah )

Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral (FIKTM) ITB memulai program studi Teknik Metalurgi secara resmi pada bulan Juni 2006. Sejak pertengahan tahun 1960-an, pendidikan metalurgi telah ditawarkan sebagai pilihan atau subjurusan di Jurusan Teknik Pertambangan di Fakultas Teknik Industri ITB, bersama dengan pilihan Tambang Eksplorasi dan Tambang Umum. Setelah Fakultas Teknologi Mineral didirikan, yang kemudian berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, pilihan metalurgi tetap berada di bawah Jurusan/Departemen Teknik Pertambangan, dan memiliki ruang lingkup yang lebih besar.

Para profesor senior metalurgi di Jurusan Teknik Pertambangan ITB pada tahun 1970-an telah merencanakan untuk mendirikan program studi ini. Para profesor ini termasuk Prof. Waryono Soemodinoto, Prof. Waspodo Martojo, Prof. Djamhur Sule, Ir. Alwi Ibrahim, Ir. Durban L. Ardjo, M.Sc., Dr. Rozik B. Soetjipto, dan Prof. Faraz Umar. Saat ini, dasar pemikiran adalah bahwa sebuah program studi harus memberikan kemampuan kepada mereka yang lulus di bidang metalurgi secara "utuh". Oleh karena itu, sejak tahun 1970-an, program penelitian yang disusun pada Rencana Metalurgi, Fakultas/Jurusan/Program Penelitian Teknik Pertambangan ITB telah mengintegrasikan pemahaman komprehensif di bidang metalurgi, sehingga lulusannya terbukti dapat bekerja dengan baik di berbagai industri, dari industri pengolahan mineral, pencucian batubara dan ekstraksi logam di perusahaan pertambangan hingga industri metalurgi, industri baja dan manufaktur.

Rencana untuk mendirikan Program Studi Teknik Metalurgi secara menyeluruh dimulai pada tahun 1998. Sejak saat itu, diskusi di tingkat Jurusan atau Departemen dilakukan oleh Majelis Jurusan atau Departemen, Fakultas dilakukan oleh Senat Fakultas, dan ITB dilakukan oleh Majelis Akademik dan Majelis Wali Amanat. Ini terutama karena Fakultas Teknologi Industri memiliki Program Studi Teknik Material. Namun, setelah banyak percakapan, setuju bahwa bidang studi yang tumpang tindih antara kedua program studi ini adalah metalurgi fisika.

Fakta penting tentang proses pembukaan Program Studi Teknik Metalurgi di Departemen Teknik Pertambangan FIKTM-ITB adalah bahwa program tersebut didukung oleh dua program studi yang direkomendasikan oleh Senat Akademik ITB: Program Studi Fisika pada 16 Juni 2004 dan Program Studi Teknik Material pada 26 Juli 2004. Selanjutnya, Senat Akademik ITB menyetujuinya dengan Surat Keputusan No. 69/SK/K01.SA/2004 pada tanggal 31 Desember 2004. Majelis Wali Amanah ITB memberikan persetujuan pada tanggal 22 Mei 2006. Pada tanggal 9 Juni 2006, pembukaan secara resmi dilakukan sesuai dengan Keputusan Rektor ITB Nomor 123/SK/K01/OT/2006.

Identitas ( Profil )

Teknik metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan kaidah keilmuan fisika, matematika, kimia serta proses rekayasa untuk menjelaskan secara detail dan mendalam fenomena metalurgi pengolahan mineral (termasuk pengolahan batubara), penambangan logam dan proses produksi paduan, hubungan antara perilaku sifat mekanik dan struktur logam, fenomena proses penguatan logam serta kerusakan dan kerusakan logam. Tiga ilmu dasar  digunakan untuk mengembangkan tiga bidang dasar pengetahuan tubuh metalurgi, yaitu metalurgi kimia, metalurgi fisik, dan rekayasa proses.

Bidang metalurgi mencakup berbagai topik, mulai dari pengolahan bahan galian, ekstraksi dan pemurnian logam, pembuatan dan perlakuan panas logam, teknologi perancangan dan pengoperasian sistem, dan degradasi struktur logam karena beban mekanik dan interaksinya dengan lingkungannya, termasuk pengendaliannya, dan teknologi daur ulang. Oleh karena itu, bidang keilmuan metalurgi dikembangkan di Institut Teknologi Bandung dengan memasukkan topik-topik dasar tersebut di atas ke dalam jabaran kurikulum.

Kurikulum Program Studi Teknik Metalurgi dirancang untuk memberikan lulusan sarjana dalam bidang metalurgi dengan kemampuan berikut:

  1. Memahami dan terlibat dalam prinsip-prinsip etika profesional, kejujuran, dan tanggung jawab.
  2. Sadar akan pentingnya belajar secara mandiri dan seumur hidup.
  3. Mampu menggunakan matematika, ilmu pengetahuan alam, dan rekayasa, serta pengetahuan dan kemampuan untuk mengolah mineral, mengolah dan meningkatkan kualitas batubara, mengekstrak dan memurnikan logam, mendaur ulang, membentuk, melakukan perlakuan panas, dan mengontrol korosi.
  4. Mengidentifikasi, membangun, dan menyelesaikan masalah keteknikan dalam batas-batas tertentu
  5. Mampu merancang pabrik mineral, batubara, ekstraksi metalurgi, paduan logam, dan pabrik pencucian dan pengolahan.
  6. Mampu merencanakan dan melakukan percobaan, dan menggunakan teknik terkini untuk menyelesaikan masalah teknik dan keahlian.
  7. Mengetahui dan memahami fungsi keinsinyuran dalam konteks ekonomi, ekologi, dan sosial internasional.
  8. Mampu berkomunikasi, termasuk berdebat, menulis laporan, dan bekerja sama dalam tim

Sumber: metallurgy.itb.ac.id