Krisis Air di Kawasan Indus dan Kompleksitas Politik
Air adalah kebutuhan dasar kehidupan yang sangat vital bagi manusia dan ekosistem. Namun, pengelolaan air yang efektif menjadi tantangan besar, terutama di kawasan sungai lintas batas seperti Indus River Basin yang dibagi antara Pakistan dan India. Kedua negara ini menghadapi krisis air yang parah, dengan jutaan warga terdampak kekurangan air bersih dan polusi. Paper “Pakistan, India and the Indus River Basin” oleh Muquadas Ilyas (2023) mengkaji secara mendalam bagaimana konflik politik, manajemen air yang lemah, dan ketegangan geopolitik memperburuk krisis ini.
Latar Belakang: Pentingnya Indus River Basin
- Indus River Basin adalah salah satu sistem irigasi terbesar dunia, menopang sekitar 268 juta jiwa di Pakistan dan India.
- Sungai ini mengalir melalui wilayah Kashmir yang dipersengketakan, menambah kompleksitas politik dan keamanan.
- Pakistan sangat bergantung pada air Indus, terutama untuk pertanian yang menyumbang 80% kebutuhan air negara ini.
- India sebagai negara hulu memiliki kendali atas aliran air, termasuk pembangunan bendungan yang sering menjadi sumber konflik.
Konflik Politik dan Dampaknya pada Manajemen Air
Ketegangan Sejarah
- Sejak kemerdekaan Pakistan pada 1947, hubungan dengan India sarat konflik, terutama terkait wilayah Kashmir.
- India pernah menggunakan air sebagai senjata politik, misalnya dengan memblokir aliran air pada 1948 yang menyebabkan kerugian besar bagi Pakistan.
- Ketidakpercayaan mendalam antara kedua negara menghambat kerjasama pengelolaan air yang efektif.
Indus Waters Treaty (IWT) 1960
- Perjanjian yang difasilitasi Bank Dunia ini membagi aliran sungai secara eksklusif: tiga sungai barat (Indus, Jhelum, Chenab) untuk Pakistan dan tiga sungai timur (Ravi, Beas, Sutlej) untuk India.
- Meskipun perjanjian ini bertahan melewati beberapa perang, pelanggaran dan perselisihan terus terjadi, terutama terkait pembangunan bendungan India di wilayah sengketa.
- Kasus Baghlihar Dam (2008) menjadi contoh nyata di mana bendungan India mengurangi aliran air ke Pakistan hingga 27%, merugikan petani Punjab secara signifikan.
Manajemen Air: Kelemahan dan Tantangan di Pakistan dan India
Informasi dan Data Manajemen
- Pengelolaan air memerlukan data akurat dan sistem informasi yang efektif.
- Pakistan menggunakan satelit NASA GRACE untuk memantau ketersediaan air tanah, namun ketergantungan pada kerjasama luar negeri membuat keberlanjutan data rentan.
- India mengembangkan Water Resources Information System yang menyediakan data terbuka bagi publik, namun keterbatasan literasi dan akses teknologi menghambat pemanfaatannya di kalangan petani.
- Kurangnya koordinasi dan sistem monitoring yang efektif menyebabkan kebocoran air, pencurian, dan distribusi tidak merata.
Polusi Air
- Polusi air menjadi masalah serius, terutama di India di mana 70% air tawar tercemar oleh limbah domestik dan industri.
- Penggunaan air limbah yang tidak diolah untuk irigasi menyebabkan risiko kesehatan bagi petani dan konsumen, termasuk infeksi parasit dan penyakit saluran cerna.
- Pakistan juga menghadapi pencemaran berat, dengan hanya 8% limbah cair yang diolah sebelum dibuang ke sungai.
- Lemahnya penegakan hukum dan kurangnya infrastruktur pengolahan limbah memperparah kondisi ini.
Konservasi Air
- Praktik irigasi tradisional seperti flood irrigation sangat boros, dengan efisiensi hanya sekitar 45%.
- Program “More Crop per Drop” di Pakistan dan “Paani Bachao, Paisa Kamao” di India berhasil menghemat air hingga 25% dengan insentif dan edukasi petani.
- Namun, keterbatasan akses teknologi, biaya, dan ketidaksesuaian metode irigasi untuk beberapa tanaman masih menjadi kendala.
- Upaya pengurangan tanaman air intensif seperti padi dan tebu di Pakistan menunjukkan langkah awal menuju konservasi.
Studi Kasus: Baghlihar Dam dan Dampaknya
- Dibangun oleh India pada 2008 di wilayah Jammu dan Kashmir, bendungan ini mengurangi aliran air Chenab ke Pakistan secara signifikan.
- Pakistan menerima hanya 13.000 cusecs air di musim dingin dan 29.000 cusecs di musim panas, jauh di bawah alokasi 55.000 cusecs sesuai IWT.
- Petani Punjab mengalami penurunan hasil panen dan peningkatan biaya irigasi hingga 50%.
- Meski teknis bendungan tidak melanggar IWT, penyimpangan dalam pengelolaan air dan kurangnya komunikasi menyebabkan ketegangan.
- Pakistan menuntut penyelesaian melalui Komisi Permanen Indus dan arbitrase internasional, namun efektivitas lembaga ini masih dipertanyakan.
Pelajaran dari Pengelolaan Sungai Lintas Negara Lain
- Mekong River Basin menghadapi tantangan serupa dengan banyak negara yang memiliki kepentingan berbeda dan pembangunan bendungan besar di hulu.
- Mekong River Commission (MRC) berusaha mengkoordinasi pengelolaan air, namun tanpa kekuatan politik yang kuat dan partisipasi penuh dari semua negara.
- Konflik Danube River antara Slovakia dan Hungaria berhasil diselesaikan melalui pendekatan ilmiah dan lembaga pengawasan bersama (ICPDR).
- Model ini bisa menjadi inspirasi bagi Indus Basin untuk memperkuat mekanisme penyelesaian sengketa dan pengelolaan bersama.
Opini dan Rekomendasi
Opini
- Konflik politik dan ketidakpercayaan antara India dan Pakistan menjadi penghambat utama pengelolaan air yang efektif dan berkelanjutan.
- Ketergantungan Pakistan pada aliran air dari India menimbulkan kerentanan strategis yang harus diatasi melalui diplomasi dan kerjasama teknis.
- Manajemen internal yang lemah, termasuk kurangnya data yang dapat diakses dan penegakan hukum yang tidak konsisten, memperparah krisis air di kedua negara.
Rekomendasi
- Penguatan Komisi Permanen Indus: Reformasi lembaga ini agar memiliki kewenangan lebih besar dalam monitoring dan penyelesaian sengketa.
- Peningkatan Transparansi dan Data Sharing: Penggunaan teknologi satelit dan sistem informasi yang mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan.
- Penegakan Kebijakan Anti-Pencemaran: Investasi infrastruktur pengolahan limbah dan regulasi ketat terhadap industri dan domestik.
- Edukasi dan Insentif Konservasi: Program pelatihan dan subsidi untuk irigasi efisien dan pengurangan tanaman air intensif.
- Diplomasi Air yang Damai: Memperkuat dialog bilateral dan multilateral dengan dukungan internasional untuk mengurangi ketegangan politik.
- Belajar dari Model Global: Mengadopsi praktik terbaik dari Mekong dan Danube dalam pengelolaan dan penyelesaian konflik.
Menuju Pengelolaan Air yang Adil dan Berkelanjutan
Paper ini menegaskan bahwa krisis air di Indus River Basin bukan hanya akibat faktor alam, tetapi juga kegagalan manajemen dan konflik politik yang berkepanjangan antara Pakistan dan India. Pengelolaan air yang efektif memerlukan data akurat, penegakan hukum yang kuat, konservasi, dan kerjasama lintas batas yang konstruktif. Pembelajaran dari sungai lintas negara lain dapat menjadi inspirasi untuk memperbaiki mekanisme yang ada. Dengan upaya bersama dan reformasi, kedua negara dapat mengatasi krisis air yang mengancam jutaan jiwa dan stabilitas regional.
Sumber Artikel
Muquadas Ilyas. Pakistan, India and the Indus River Basin. Master’s Thesis, City College of New York, 2023.