Manajemen Risiko dalam Keselamatan Kerja Sebuah Pemetaan Sistematis

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

07 Maret 2025, 07.53

gardaoto.com

Keselamatan kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam operasional industri modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menganalisis berbagai metode serta alat yang digunakan dalam penilaian risiko di tempat kerja, dengan fokus pada literatur yang diterbitkan antara tahun 2008 hingga 2020.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Systematic Literature Mapping (SLM) untuk mengidentifikasi pola penelitian yang ada dalam manajemen risiko keselamatan kerja. Tiga tahap utama yang dilakukan dalam studi ini adalah:

  1. Perencanaan – Penyusunan protokol penelitian, termasuk identifikasi pertanyaan penelitian dan kriteria pencarian.
  2. Pelaksanaan – Pengumpulan data dari berbagai sumber ilmiah seperti Emerald Insight, ScienceDirect, Wiley Online Library, dan Taylor & Francis Online.
  3. Analisis dan Diskusi – Evaluasi studi yang diperoleh, termasuk klasifikasi berdasarkan relevansi dan kualitas penelitian.

1. Identifikasi Metode Manajemen Risiko

Penelitian ini mengidentifikasi 37 alat dan teknik yang digunakan dalam analisis dan manajemen risiko keselamatan kerja, termasuk:

  • Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
  • Fault Tree Analysis (FTA)
  • Hazard and Operability Study (HAZOP)
  • Multi-Criteria Decision-Making (MCDM)
  • Fuzzy Logic-Based Risk Assessment

Studi ini menunjukkan bahwa metode yang paling sering digunakan adalah FMEA dan HAZOP, yang digunakan dalam berbagai sektor industri untuk menilai dan memitigasi risiko kerja.

2. Korelasi antara Jenis Bisnis dan Metode yang Digunakan

Dalam penelitian ini, berbagai metode dianalisis berdasarkan sektor industri yang menerapkannya:

  • Manufaktur: FMEA dan MCDM digunakan untuk mengidentifikasi bahaya mesin dan proses produksi.
  • Konstruksi: HAZOP diterapkan untuk menganalisis risiko proyek pembangunan.
  • Energi dan Pertambangan: FTA digunakan untuk menilai probabilitas kecelakaan akibat kegagalan sistem.
  • Transportasi: Model berbasis fuzzy logic diterapkan untuk mengevaluasi risiko operasional di sektor logistik.

3. Perkembangan Tren Penelitian

Penelitian ini juga menunjukkan tren pertumbuhan studi manajemen risiko keselamatan kerja:

  • Dari 2008 hingga 2020, jumlah penelitian dalam topik ini meningkat secara signifikan.
  • Negara-negara dengan kontribusi penelitian terbesar meliputi Amerika Serikat, Kanada, Italia, Inggris, dan Australia.
  • Negara berkembang seperti Turki, China, Iran, dan Brasil masih memiliki jumlah penelitian yang relatif rendah dalam bidang ini.

4. Tantangan dalam Manajemen Risiko Keselamatan Kerja

Paper ini mengidentifikasi beberapa hambatan utama dalam implementasi sistem manajemen risiko keselamatan kerja, antara lain:

  • Kurangnya pemahaman dan kesadaran manajer terhadap pentingnya pendekatan proaktif dalam keselamatan kerja.
  • Tingginya biaya implementasi metode manajemen risiko, terutama untuk usaha kecil dan menengah.
  • Kurangnya integrasi antara kebijakan keselamatan dan budaya kerja organisasi.

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa contoh implementasi sistem manajemen risiko:

  • Sebuah perusahaan manufaktur di Brasil menerapkan FMEA dan berhasil menurunkan tingkat kecelakaan kerja hingga 30% dalam 5 tahun.
  • Di sektor konstruksi, penggunaan HAZOP membantu mengidentifikasi lebih dari 50 potensi bahaya dalam proyek skala besar sebelum pekerjaan dimulai.
  • Di industri transportasi, penggunaan fuzzy logic untuk analisis risiko membantu mengurangi insiden kendaraan operasional sebesar 18%.

Keunggulan Studi Ini:

  1. Pendekatan Sistematis – Menggunakan metodologi pemetaan literatur yang terstruktur.
  2. Komprehensif – Meninjau berbagai metode dan alat dari berbagai sektor industri.
  3. Menyediakan Rekomendasi Praktis – Memberikan panduan bagi organisasi dalam memilih metode manajemen risiko yang tepat.

Kekurangan dan Tantangan:

  • Kurangnya Data dari Negara Berkembang – Studi ini menunjukkan bahwa penelitian dari negara berkembang masih terbatas, sehingga hasil yang diperoleh mungkin kurang mencerminkan realitas global.
  • Tidak Ada Perbandingan Langsung antar Metode – Meskipun ada identifikasi metode, studi ini tidak secara eksplisit membandingkan efektivitasnya dalam konteks yang berbeda.
  • Kurangnya Evaluasi Lapangan – Studi ini terutama berbasis pada literatur dan kurang menyoroti implementasi aktual dalam dunia industri.

Studi ini memberikan wawasan mendalam mengenai manajemen risiko dalam keselamatan kerja serta tren penelitian yang berkembang dalam bidang ini. Dengan meningkatnya jumlah penelitian dalam topik ini, diharapkan organisasi dapat lebih sadar akan pentingnya pendekatan proaktif dalam manajemen risiko.

  1. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan – Organisasi perlu berinvestasi dalam pelatihan manajemen risiko untuk meningkatkan kesadaran pekerja dan manajer.
  2. Penerapan Teknologi dalam Manajemen Risiko – Penggunaan model berbasis AI dan big data dapat membantu meningkatkan akurasi analisis risiko.
  3. Integrasi Budaya Keselamatan dalam Organisasi – Perusahaan harus menjadikan keselamatan kerja sebagai bagian dari budaya kerja mereka.

Sumber: Francisco da Rosa, A. C., Lapasini Leal, G. C., Cardoza Galdamez, E. V., & Thom de Souza, R. C. Risk Management in Occupational Safety: A Systematic Mapping. Work 70 (2021): 147-166.