Pendahuluan
Manajemen rantai pasokan (SCM) dan manajemen inventaris adalah dua aspek kritis dalam operasional perusahaan manufaktur. Studi ini mengeksplorasi hubungan antara SCM, manajemen inventaris, dan kinerja keuangan, dengan fokus pada sistem order picking yang digunakan di gudang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, menggunakan data dari perusahaan manufaktur dan wawancara dengan manajer logistik dan gudang.
Latar Belakang Masalah
Manajemen rantai pasokan melibatkan berbagai elemen seperti logistik, manajemen inventaris, transportasi, dan informasi. Manajemen inventaris sendiri memainkan peran penting dalam menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan biaya penyimpanan. Namun, tantangan seperti ketidakakuratan stok, kehilangan inventaris, dan kesalahan pengiriman sering terjadi, yang dapat memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Studi Kasus dan Data
Studi ini menggunakan data dari perusahaan manufaktur yang menerapkan sistem order picking untuk meningkatkan efisiensi gudang. Berdasarkan data yang dikumpulkan, akurasi stok mencapai 99%, sementara kehilangan inventaris dan kesalahan pengiriman berkurang secara signifikan.
- Akurasi Stok: 99%
- Kehilangan Inventaris: Menurun drastis
- Kesalahan Pengiriman: Hampir tidak ada
Analisis dan Temuan
Penelitian ini menggunakan model PowerSim untuk menganalisis proses di gudang, termasuk penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang. Hasilnya menunjukkan bahwa delay dalam proses penerimaan dan penyimpanan dapat memengaruhi akurasi stok dan kinerja gudang secara keseluruhan.
- Delay Penerimaan: 15-30 menit
- Delay Penyimpanan: 15-25 menit
- Delay Pengiriman: 20-25 menit
Dengan menerapkan sistem order picking yang efisien, perusahaan dapat mengurangi delay ini dan meningkatkan produktivitas gudang. Selain itu, sistem ini juga membantu dalam optimalisasi ruang penyimpanan dan pengurangan biaya operasional.
Solusi yang Diusulkan
Untuk meningkatkan efisiensi gudang dan kinerja keuangan, peneliti menyarankan beberapa langkah perbaikan:
1. Pelatihan Karyawan:
- Memberikan pelatihan rutin kepada karyawan tentang sistem order picking dan manajemen inventaris.
- Meningkatkan keterampilan karyawan dalam menggunakan teknologi gudang.
2. Perbaikan Sistem Teknologi:
- Memperbarui sistem manajemen gudang (WMS) untuk mengurangi kesalahan input data.
- Menggunakan teknologi otomatisasi untuk mengurangi delay dalam proses penerimaan dan pengiriman.
3. Optimalisasi Ruang Penyimpanan:
- Menerapkan sistem penyimpanan yang lebih efisien, seperti FIFO (First In, First Out).
- Mengurangi waktu perjalanan dalam proses order picking dengan mengatur ulang tata letak gudang.
4. Peningkatan Proses Pengiriman:
- Memastikan bahwa semua barang yang dikirim sesuai dengan pesanan pelanggan.
- Mengurangi kesalahan pengiriman dengan meningkatkan kontrol kualitas.
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa manajemen inventaris yang efektif dan sistem order picking yang efisien dapat meningkatkan kinerja keuangan Perusahaan manufaktur. Dengan mengurangi delay, meningkatkan akurasi stok, dan mengoptimalkan ruang penyimpanan, perusahaan dapat mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi.
Sumber Artikel: Anantadjaya, S. P., Nawangwulan, I. M., Irhamsyah, M., & Carmelita, P. W. (2021). Supply chain management, inventory management & financial performance: evidence from manufacturing firms. Linguistics and Culture Review, 5(S1), 781-794.