Dalam beberapa tahun terakhir, konsep green building (bangunan hijau) banyak diterapkan terutama pada gedung-gedung publik. Padahal konsep ini sebaiknya sudah mulai diterapkan pada rumah-rumah rakyat agar menciptakan hunian yang tak hanya ramah bagi penghuninya namun juga ramah pada alam.
Hal tersebut disampaikan Dosen Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Pancasila, Pradiono Suriadi dalam Seminar Tipologi Hunian di Era New Pandemi, Kamis (11/11/2021).Tipologi hunian era new pandemi Covid-19 sebenarnya masih belum pasti karena para arsitek masih mencari-cari bagaimana pola yang lebih.
Namun, banyak hal-hal yang dulunya dianggap sepele dalam sebuah hunian sekarang menjadi lebih diperhatikan. “Misalnya sekarang ini, orang-orang ingin rumahnya mendapat lebih banyak cahaya matahari karena mereka ingin berjemur. Kemudian harus ada ruang terbuka,” jelasnya.
Kemudian, rumah sudah dituntut memiliki ruang peralihan agar orang bisa membersihkan dulu dirinya sebelum masuk ke area privat rumah. Beberapa hal lain yang menjadi bentuk adaptasi hunian di era pandemi Covid-19 yakni adanya ruang kerja, penggunaan bahan bangunan higienis serta ruangan yang lebih fleksibel.
Menurut Pradiono, kedepanya hunian dibuat tidak hanya untuk menyehatkan orang yang tinggal di dalamnya namun juga bumi. Hal ini lantaran pemanasan global dan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat bisa memicu timbulnya pandemi lain di masa mendatang.
“Selama ini, konsep green building ini hanya diterapkan pada kantor-kantor publik. Padahal konsep ini juga seharusnya sudah mulai dierapkan di rumah hunian, baik rumah tapak maupun apartemen,” papar pradiono. Tentunya menerapkan green building pada hunian maka tak hanya para penghuninya yang akan mendapat manfaat kesehatan namun juga ada efek positif bagi bumi.
Sumber artikel: Kompas.com