Ketua Umum PII: Indonesia Kekurangan Insinyur

Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari

14 Mei 2024, 11.26

Sumber: Pexels.com

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr. H. Heru Dewanto. M.Sc.(Eng). IPU, Selasa (23/4), mewisuda 12 insinyur dari Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dalam kesempatan tersebut, Heru menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak Insinyur dalam membantu pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia.

Dari empat puluh Perguruan Tinggi (PT) yang mendapatkan mandat dari PII untuk menyelenggarakan program profesi insinyur, ternyata tidak mampu memenuhi jumlah yang dibutuhkan. "Dalam setahun, hanya enam puluh ribu sarjana teknik yang diluluskan. Diasumsikan setiap PT hanya bisa menghasilkan seratus insinyur. Artinya, dari empat puluh PT hanya bisa menghasilkan empat ratus insinyur," katanya.

Setidaknya ada dua faktor yang menjadi penghambat minimnya lulusan insinyur di Indonesia. Pertama, minat masyarakat untuk mengambil Program Profesi Insinyur. Kedua, kapasitas PT yang terbatas. "Kedua hal inilah yang sedikit banyak menghambat pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini," ujar Heru yang merupakan Alumnus University of Leeds, Inggris, di hadapan para peserta Yudisium.

Oleh karena itu, pria yang menyandang gelar doktor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini mendorong beberapa perguruan tinggi di Indonesia khususnya yang tidak mendapatkan mandat PII.

Hal ini dalam rangka menciptakan lulusan insinyur yang potensial. Terutama, dapat memenuhi kebutuhan Indonesia akan jumlah lulusan insinyur. Syamsul Arifin, M.Si. menghimbau kepada para calon wisudawan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. "Pendidikan di Indonesia harus terus berkembang," ujarnya.

Selain meluluskan mahasiswa program studi teknik, acara Yudisium kali ini juga mewisuda 147 mahasiswa Fakultas Teknik dari jenjang pendidikan Sarjana hingga Diploma 3.

Disadur dari: umm.ac.id