Kepraktisan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM) dalam Konteks Berbeda

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda

26 Mei 2025, 08.08

pixabay.com

Mengapa “Praktikal IWRM” Penting Sekarang?

Lonjakan populasi, urbanisasi, dan iklim ekstrem membuat konflik air kian kompleks. Konsep Integrated Water Resources Management (IWRM) sudah diakui secara global, namun pertanyaannya: bagaimana menjalankannya di lapangan? Paper Kenji Nagata dkk. (2022) menjawab lewat pendekatan Practical IWRM—formula konkrit yang teruji di Sudan, Bolivia, Indonesia, dan Iran. Artikel ini mengulas temuan tersebut, menambahkan data terbaru, kritik, serta peluang implementasi di Indonesia dan kawasan Global South.

Dari Definisi Abstrak ke Aksi Nyata

IWRM—Konsep Besar, Eksekusi Sulit

  • Definisi GWP (2000): koordinasi pengelolaan air-lahan demi kesejahteraan sosial-ekonomi tanpa merusak ekosistem.
  • Masalah klasik: definisi “payung” ini terlalu luhur; pejabat lokal kebingungan memecahnya menjadi SOP operasional.

Practical IWRM—Tiga Pilar Aksi

  1. Pemahaman konteks lokal—data hidrologi plus sosial-budaya.
  2. Kemitraan multi-pemangku (MSP) yang fungsional, bukan seremonial.
  3. Siklus perbaikan bertahap—mulai dari masalah kecil, raih kemenangan cepat, lalu skala-up.

Pendekatan ini berfokus pada konsensus sosial sebagai inti IWRM, bukan sekadar infrastruktur.

Studi Kasus & Insight Tambahan

Sudan – Air Tanah Bara Basin: Menjaga “Tabungan” di Gurun

  • Kondisi: Tarikan air tanah untuk kota El Obeid melonjak 2× antara 2000-2015, memicu penurunan muka air yang dirasakan 40% petani lokal.
  • Aksi Praktikal: pelatihan staf federal-state, monitoring bersama petani, pendirian State Water Resources Council.
  • Nilai Tambah: Data satelit GRACE (NASA) 2024 menunjukkan tren penurunan storage air tanah Sudan Barat ± 1,5 cm/tahun.

Opini: Tanpa skema tarif air tanah progresif dan pembatasan sumur irigasi, council baru riskan jadi “macan kertas”.

Bolivia – Cochabamba: Dari “Water War” ke Dialog

  • Sejarah: Protes 1999-2000 atas privatisasi air membuat publik sinis terhadap pemerintah.
  • Praktikal: tim percontohan mengukur kualitas Sungai Rocha, membentuk Inter-Institutional Platform (PICRR) + 11 komite tematik.
  • Data Baru: Survei 2024 menunjukkan 98% responden kini mengetahui asal air minum mereka (naik 27 poin sejak 2018).
  • Pelajaran: transparansi data & kunjungan lapangan pejabat mujarab memulihkan kepercayaan.

Indonesia – Jakarta: Kota Raksasa yang Terus Tenggelam

  • Fakta: Penurunan tanah > 2 m di pesisir Utara (2000-2018) + intrusi salin.
  • Praktikal: analisis InSAR menandai Critical Zone A; dibentuk Joint Coordinating Committee lintas kementerian; Pergub No.93/2023 melarang sumur bor > 30 m di zone tersebut.
  • Tren 2025: PDAM Jaya menargetkan koneksi 100% pelanggan di Jakarta Utara agar subsidence turun 0,5 cm/tahun dalam 5 tahun.
  • Kritik: larangan sumur tanpa alternatif air pipa murah berpotensi memicu pasar gelap air.

Iran – Danau Urmia: Menyelamatkan Laut Garam yang Sekarat

  • Angka Kunci: Luas menyusut dari 5.700 km² (1990-an) ke 1.440 km² (2014)—turun > 70%.
  • Praktikal: Urmia Lake Restoration Program memakai model hidrologi berbasis MODIS-METRIC.
  • Poin Tambahan: Program smart irrigation 2024 memotong konsumsi air pertanian 15%, namun kenaikan harga pupuk membuat petani kembali ke pola lama.

Analisis Kritis & Perbandingan Penelitian Lain

  1. Debat Nirwana IWRM – Biswas (2008) menyebut IWRM “konsep nirwana” karena mustahil menampung semua variabel. Paper Nagata justru mengusulkan pragmatic slicing: fokus isu prioritas, siklus singkat.
  2. Konvergensi dengan Water–Energy–Food Nexus – Benson dkk. (2015) menilai IWRM terlalu “air-sentris”. Praktikal IWRM menjembatani lewat pendekatan lintas sektor mikro.
  3. Keadilan Sosial – Di Sudan, petani kecil masih kalah suara dibanding operator perkebunan ekspor. MSP perlu kuota kursi dan funding independen.

Rekomendasi Praktis bagi Pembuat Kebijakan

  1. Mulai dari Quick Win
  2. Model Bisnis Air Tanah
  3. Dashboard Data Publik
  4. Pembiayaan Inovatif
  5. Audit MSP Tahunan

Dampak Industri & Tren Masa Depan

  • Perusahaan Air: peluang pasar desalinasi modular
  • Agri-Tech: pasar sensor IoT kelembapan tanah US$ 8 miliar 2030
  • InsurTech: produk asuransi mikro baru akibat penurunan risiko banjir

Kesimpulan – IWRM sebagai “Proses”, Bukan “Proyek”

Paper Nagata dkk. memecah kebuntuan IWRM dengan resep Practical. Kuncinya: (1) data objektif, (2) kemitraan setara, (3) siklus pembelajaran cepat. Keberhasilan awal di empat negara menunjukkan model ini skalabel, meski perlu penyesuaian kebijakan fiskal dan jaminan keadilan sosial.

Bottom line: Integrasi sumber daya air bukan tujuan akhir, melainkan perjalanan kolektif lintas generasi.

Sumber: Nagata, K., Shoji, I., Arima, T., Otsuka, T., Kato, K., Matsubayashi, M., & Omura, M. (2022). Practicality of integrated water resources management (IWRM) in different contexts. International Journal of Water Resources Development, 38(5), 897-919.