Kecerdasan Buatan dalam Konstruksi Australia: Peluang, Tantangan, dan Persepsi Publik

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

08 Mei 2025, 11.18

Freepik.com

Pendahuluan: Mengapa Konstruksi Perlu AI?

Meskipun industri konstruksi Australia menyumbang sekitar AUD 360 miliar per tahun dan hampir 9% dari PDB nasional, tingkat produktivitasnya hanya tumbuh 1% selama dua dekade terakhir. Ketertinggalan ini menjadi alasan utama eksplorasi teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan efisiensi. Paper berjudul "Artificial Intelligent Technologies for the Construction Industry: How Are They Perceived and Utilized in Australia" oleh Regona et al. (2022) mengkaji bagaimana publik Australia menanggapi dan memanfaatkan AI dalam sektor konstruksi.

 

Metodologi Unik: Analisis Sentimen dari Twitter

Berbeda dari studi konvensional, penelitian ini menggunakan analisis media sosial untuk memahami persepsi publik terhadap AI di konstruksi. Data sebanyak 7906 tweet dari Australia dikumpulkan selama dua tahun (Juli 2019–2021). Peneliti menerapkan:

  • Analisis sentimen

  • Analisis konten menggunakan NVivo

  • Visualisasi spasial dengan ArcGIS

  • Analisis jaringan menggunakan Gephi

Pendekatan ini mencerminkan perspektif masyarakat secara luas, termasuk pekerja industri, akademisi, dan pengamat publik.

 

Temuan Utama: Teknologi AI Paling Populer di Australia

Teknologi AI yang Paling Banyak Disebut:

  • Robotik (931 tweet)

  • Internet of Things/IoT (562 tweet)

  • Machine Learning (522 tweet)

  • Big Data (457 tweet)

  • Automation (475 tweet)
     

Negara bagian dengan cuitan terbanyak adalah:

  • New South Wales (NSW) – 2997 tweet

  • Victoria (VIC) – 2214 tweet

  • Queensland (QLD) – 1540 tweet
     

Contoh Nyata:

Salah satu tweet menyebutkan penggunaan AI untuk memantau proyek konstruksi secara transparan, sementara lainnya menyoroti kekhawatiran kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi.

 

Analisis Sentimen: Positif Tapi Waspada

  • 49% tweet bersentimen positif

  • 37% negatif

  • 14% netral
     

New South Wales dan Queensland mendominasi sentimen positif. Northern Territory mencatatkan sentimen negatif tertinggi (74%). Tweet positif fokus pada efisiensi, keselamatan kerja, dan inovasi. Sementara yang negatif membahas ancaman terhadap lapangan kerja dan risiko proyek.

 

Prospek Teknologi AI di Konstruksi

Penelitian ini mengidentifikasi 12 prospek utama, antara lain:

  • Digitalisasi (767 tweet)

  • Inovasi (691 tweet)

  • Penghematan waktu (294 tweet)

  • Produktivitas (232 tweet)

  • Efisiensi (109 tweet)
     

Studi Kasus:

Perusahaan BMD di Queensland menggunakan sistem Octant berbasis AI yang menghemat waktu hingga 30% dalam pengembangan proyek urban. Hal ini memperlihatkan dampak nyata AI dalam mempercepat tahapan konstruksi.

 

Tantangan dan Hambatan Implementasi

Meski menjanjikan, AI menghadapi berbagai hambatan:

  • Keamanan data (156 tweet)

  • Kurangnya kemampuan SDM (110 tweet)

  • Lingkungan kerja yang tidak terstruktur (95 tweet)

  • Kompleksitas sistem (96 tweet)

  • Risiko proyek (93 tweet)

​​​​​​​Tweet dari Tasmania dan Northern Territory banyak menyoroti kendala biaya awal dan kesiapan infrastruktur.

 

Perbandingan dengan Studi Lain

Berbeda dengan studi yang berfokus pada teknologi spesifik (misal BIM atau AR), penelitian ini menyajikan peta menyeluruh dari persepsi sosial dan teknologi AI dalam konstruksi. Kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif dari media sosial memberikan dimensi baru dalam riset adopsi teknologi.

 

Dampak Nyata dan Implikasi Kebijakan

Penelitian ini memberi masukan penting bagi:

  • Pemerintah: merancang strategi AI nasional berbasis persepsi publik

  • Perusahaan: memilih teknologi sesuai respons pasar

  • Akademisi: merancang pelatihan dan kurikulum berbasis kebutuhan industri
     

Rekomendasi kebijakan meliputi:

  • Subsidi pelatihan teknologi digital

  • Kolaborasi antar sektor

  • Penyesuaian regulasi keselamatan kerja dalam konteks otomatisasi
     

Kesimpulan: AI Bukan Ancaman, Tapi Peluang

AI dalam konstruksi Australia dipandang secara luas sebagai alat transformasi, bukan pengganti manusia. Studi Regona et al. menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, AI dapat meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan kesejahteraan pekerja. Tantangannya ada, tapi peluangnya jauh lebih besar.

 

 

Sumber

Regona, M., Yigitcanlar, T., Xia, B., & Li, R.Y.M. (2022). Artificial Intelligent Technologies for the Construction Industry: How Are They Perceived and Utilized in Australia? Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity, 8(1), 16. https://doi.org/10.3390/joitmc8010016