Teknologi Industri & Pemeliharaan
Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 02 September 2025
Digitalisasi industri yang sering disebut sebagai Industry 4.0 telah memicu perubahan besar dalam cara perusahaan mengelola produksi, aset, dan strategi pemeliharaan. Dalam konteks ini, paper karya Adolfo Crespo del Castillo berjudul “Digital Twin Systems Modelling to Improve Real Time Assets Operation and Maintenance” hadir untuk memberikan pendekatan metodologis yang komprehensif tentang bagaimana Digital Twin (DT) dapat diimplementasikan guna meningkatkan operasi dan pemeliharaan aset secara real-time.
Resensi ini membahas isi paper secara mendalam, memparafrasekan temuan-temuan penting, lalu menambahkan analisis praktis dan aplikatif tentang bagaimana konsep tersebut bisa berdampak nyata pada industri. Dengan struktur yang rapi dan gaya SEO-friendly, tulisan ini ditujukan untuk memberikan pemahaman yang tidak hanya akademis, tetapi juga langsung relevan dengan kebutuhan industri masa kini.
Latar Belakang dan Motivasi Penelitian
Industri global sedang mengalami restrukturisasi besar akibat dorongan digitalisasi. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk memproduksi lebih cepat, tetapi juga harus lebih adaptif terhadap permintaan pelanggan yang semakin beragam dan personal. Jika dulu strategi produksi massal menjadi andalan, kini pelanggan ingin produk kustom dengan waktu tunggu singkat.
Di sinilah muncul konsep pabrik pintar (smart factory), yang ditopang oleh:
Motivasi utama penelitian ini adalah menciptakan model digital yang mampu merepresentasikan mesin nyata, memantau kondisi operasional secara real-time, serta memberikan dukungan bagi pengambilan keputusan pemeliharaan berbasis kondisi (condition-based maintenance).
Kerangka Konseptual
Industry 4.0
Istilah Industry 4.0 pertama kali diperkenalkan pada Hannover Fair 2011. Intinya adalah penggunaan teknologi digital untuk mengubah cara kerja pabrik. Tujuan akhirnya adalah menciptakan ekosistem manufaktur yang terintegrasi, cerdas, efisien, dan adaptif.
Dalam kerangka Industry 4.0, pilar-pilar teknologi utamanya adalah:
Cyber-Physical Systems (CPS)
CPS adalah gabungan sistem fisik dan virtual yang saling terhubung dalam lingkaran kontrol. Mesin fisik mengirim data melalui sensor ke model digital, lalu model tersebut menganalisis dan memberikan perintah kembali ke mesin fisik. CPS membuka peluang untuk:
Digital Twin (DT)
Konsep Digital Twin pertama kali dicetuskan oleh Michael Grieves (2003) dan populer sejak 2011. Definisinya bervariasi, tetapi secara umum DT adalah representasi digital yang selalu sinkron dengan kondisi fisik aset. DT berfungsi sebagai:
Metodologi Penelitian
Lingkungan Eksperimen
Penelitian ini dilakukan di Industry 4.0 Lab Politecnico di Milano, yang dirancang sebagai miniatur pabrik pintar. Lab ini berisi 7 stasiun perakitan ponsel dengan teknologi Siemens dan Festo, masing-masing dilengkapi sensor, PLC (Programmable Logic Controller), serta modul kendali. Data dikumpulkan melalui protokol komunikasi OPC UA (Open Platform Communications Unified Architecture), yang memungkinkan transfer data mesin-ke-mesin (M2M).
Representasi Proses dengan IDEF
Untuk memodelkan alur kerja, digunakan metode IDEF (Integrated Definition for Function Modeling):
Metodologi ini membantu menjelaskan bagaimana data fisik dikonversi ke model digital dan bagaimana model digunakan untuk mendukung pemeliharaan.
Akuisisi Data
Data dikumpulkan dari PLC menggunakan Matlab/Simulink sebagai client OPC UA. Fungsi Level 2 Matlab S-Function diprogram untuk mengekstrak data real-time. Misalnya, untuk mesin pengebor (drilling machine), sensor-sensor seperti XQA A1, xBG1, dan iRedCode digunakan untuk mendeteksi status mesin: Idle, Working, Energy-saving, Fault.
Pemodelan Kondisi Aset
Untuk menilai kesehatan mesin, digunakan Asset Health Index (AHI). Konsep ini didasarkan pada dua faktor degradasi:
Dengan faktor-faktor ini, AHI dihitung menggunakan rumus:
AHIt=Hn⋅eAR×AOTtAHI_t = H_n \cdot e^{AR \times AOT_t}
Dari AHI ini, probabilitas kegagalan dihitung, sehingga perusahaan bisa mengetahui kapan aset mendekati batas keausan.
Pemodelan dengan Artificial Neural Networks (ANN)
Selain AHI, penelitian ini juga mengembangkan model berbasis ANN (Artificial Neural Networks). ANN adalah model komputasi terinspirasi otak manusia, yang terdiri dari neuron-neuron buatan dengan bobot (weight) tertentu. Dalam penelitian ini, ANN digunakan untuk:
ANN dilatih dengan algoritma backpropagation untuk mendeteksi anomali konsumsi energi yang bisa menjadi indikator dini kegagalan.
Hasil Penelitian
Analisis Aplikatif
Relevansi Industri
Kelemahan dan Kritik
Potensi Perkembangan
Kesimpulan
Paper ini menunjukkan bahwa Digital Twin adalah teknologi potensial yang mampu mengubah cara industri mengelola aset. Dengan menggabungkan monitoring real-time, pemodelan kesehatan aset (AHI), dan kecerdasan buatan (ANN), sistem ini bisa membawa dunia industri menuju era pemeliharaan cerdas dan minim kegagalan.
Meskipun penelitian ini masih terbatas pada data simulasi, kontribusinya penting sebagai pijakan awal. Jika dikembangkan dengan data nyata, integrasi penuh, dan feedback loop, Digital Twin dapat menjadi solusi andalan untuk mencapai zero-breakdown maintenance dalam industri modern.
Teknologi Industri & Pemeliharaan
Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 28 Agustus 2025
Transformasi Industri 4.0 dan Peran Digital Twin
Dalam era Industry 4.0, konsep digital twin atau kembar digital menjadi salah satu pilar utama transformasi industri. Digital twin adalah representasi virtual dari sistem fisik yang mampu mereplikasi perilaku, kondisi, dan status real-time. Dengan menghubungkan sistem fisik ke dunia digital melalui sensor dan algoritma, digital twin memungkinkan pemantauan kondisi (condition monitoring), simulasi perilaku, hingga prediksi kegagalan (predictive maintenance).
Paper berjudul “Design of a Digital Twin for an Industrial Vacuum Process: A Predictive Maintenance Approach” karya Mohammad F. Yakhni, Houssem Hosni, Sebastien Cauet, Anas Sakout, Erik Etien, Laurent Rambault, Hassan Assoum, dan Mohamed El-Gohary, dipublikasikan di jurnal Machines tahun 2022, menghadirkan implementasi nyata digital twin dalam sistem ventilasi industri.
Kontribusi penelitian ini ada pada pengembangan model digital twin untuk sistem motor–kipas industri dengan pendekatan Motor Current Signature Analysis (MCSA). Model ini dikombinasikan dengan simulasi Matlab/Simulink dan protokol diagnostik berbasis statistik untuk mendeteksi kerusakan komponen secara dini. Hasilnya menunjukkan bahwa metode ini efektif, murah, dan aplikatif untuk kondisi industri nyata.
Latar Belakang: Mengapa Sistem Ventilasi Butuh Predictive Maintenance?
Sistem ventilasi di industri memiliki peran vital untuk menjaga kualitas udara, keselamatan pekerja, dan kelancaran proses produksi. Kerusakan mendadak pada motor, kipas, atau sabuk transmisi bisa menyebabkan:
Kebanyakan metode pemantauan kondisi (condition monitoring) saat ini menggunakan analisis getaran atau sensor akustik. Meski akurat, metode tersebut mahal karena membutuhkan sensor tambahan khusus. Di sinilah MCSA menjadi solusi: cukup memanfaatkan sensor arus dan tegangan yang sudah ada, sehingga lebih hemat dan praktis.
Studi Kasus: Instalasi Ventilasi di MTC Poitiers
Penelitian dilakukan pada sistem ventilasi di Municipal Technical Center (MTC) Poitiers, Prancis. Instalasi ini terdiri dari 11 mesin, dengan 4 mesin beroperasi bersamaan. Ventilasi menggunakan kipas besar yang digerakkan oleh motor induksi (Induction Motor/IM) melalui puli, sabuk transmisi, dan poros.
Spesifikasi motor induksi yang digunakan:
Sistem ini rentan terhadap berbagai kerusakan, di antaranya:
Kerusakan ini menimbulkan pola sinyal arus yang khas, yang bisa dianalisis dengan MCSA.
Tahap Desain Digital Twin
1. Model Matematis Sistem
Sistem mekanis dibagi menjadi tiga massa utama:
Menggunakan hukum Newton II dan free-body diagram, diperoleh tiga persamaan diferensial yang menggambarkan dinamika rotasi tiap massa. Parameter penting meliputi momen inersia, torsi elektromagnetik motor (Te), torsi beban (Ta), kekakuan sabuk (Kb), kekakuan poros (Ks), dan koefisien gesekan bantalan (Br).
2. Definisi Gangguan Sistem
Gangguan dimodelkan sebagai torsi tambahan sinusoidal (Td) dengan frekuensi spesifik sesuai jenis kerusakan. Contoh:
Dengan cara ini, model bisa “meniru” perilaku kerusakan nyata.
3. Simulasi Matlab/Simulink
Model matematis kemudian direalisasikan di Matlab/Simulink R2021b. Simulasi menghasilkan digital twin yang menerima input arus/tegangan aktual lalu membandingkannya dengan model. Frekuensi gangguan diintegrasikan agar hasil simulasi mendekati data nyata.
Analisis Elektrik: Motor Current Signature Analysis (MCSA)
Apa Itu MCSA?
Motor Current Signature Analysis adalah metode diagnosis kondisi motor dengan menganalisis sinyal arus stator. Cacat mekanis maupun listrik menghasilkan modulasi amplitudo (AM) atau modulasi fase (PM) pada arus. Dengan memeriksa spektrum arus, cacat dapat diidentifikasi.
Concordia Transform
Transformasi ini menggabungkan tiga arus fase menjadi dua komponen ortogonal (iα dan iβ). Hasilnya kemudian dianalisis menggunakan Fast Fourier Transform (FFT) untuk mendeteksi frekuensi cacat.
Relevansi Praktis
Keunggulan MCSA:
Contoh aplikasinya:
Protokol Diagnostik: Pendekatan Statistik
Untuk membedakan sinyal cacat dari noise, peneliti mengusulkan pendekatan statistik:
Kelebihan: sederhana, robust terhadap noise, dan cocok untuk kecepatan tetap. Kekurangan: kurang fleksibel untuk sistem dengan kecepatan variabel.
Hasil dan Diskusi
Validasi Simulasi vs Data Nyata
Efektivitas Digital Twin
Analisis Kritis dan Opini
Kekuatan Penelitian
Kelemahan
Opini Aplikatif
Jika penelitian ini dikembangkan dengan AI, maka sistem bisa:
Relevansi Dunia Nyata
Teknologi digital twin seperti ini bisa diterapkan di berbagai industri:
Keuntungan praktisnya:
Kesimpulan
Paper ini menunjukkan bagaimana digital twin dapat dimanfaatkan untuk predictive maintenance pada sistem ventilasi industri. Dengan menggabungkan model matematis, simulasi Simulink, analisis arus motor (MCSA), serta protokol statistik, peneliti berhasil membangun sistem diagnosis yang murah, praktis, dan efektif.
Namun, tantangan masih ada: adaptasi untuk kecepatan variabel, integrasi kecerdasan buatan, serta validasi lintas industri. Meski begitu, penelitian ini menjadi fondasi kuat untuk mendorong industri mengadopsi digital twin sebagai bagian dari strategi pemeliharaan modern.
Digital twin bukan lagi sekadar konsep futuristik, melainkan kebutuhan nyata di era Industry 4.0 untuk menjaga efisiensi, keandalan, dan keberlanjutan operasi industri.
Sumber
Yakhni, M.F.; Hosni, H.; Cauet, S.; Sakout, A.; Etien, E.; Rambault, L.; Assoum, H.; El-Gohary, M. (2022). Design of a Digital Twin for an Industrial Vacuum Process: A Predictive Maintenance Approach. Machines, 10(8), 686. https://doi.org/10.3390/machines10080686
Teknologi Industri & Pemeliharaan
Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 28 Agustus 2025
Transformasi Industri Lewat Digital Twin
Dalam dekade terakhir, istilah digital twin makin sering muncul di diskusi tentang Industry 4.0. Digital twin adalah kembaran digital dari sistem fisik yang terhubung lewat data sensor dan model matematis, sehingga bisa mereplikasi perilaku, kondisi, bahkan potensi kerusakan dari sistem nyata. Paper karya Yakhni et al. (2022) berjudul “Design of a Digital Twin for an Industrial Vacuum Process: A Predictive Maintenance Approach” (doi.org/10.3390/machines10080686) ngebahas penerapan digital twin buat predictive maintenance alias pemeliharaan prediktif di sistem ventilasi industri.
Kenapa ini penting? Karena di industri, terutama manufaktur, downtime akibat kerusakan mesin bisa bikin kerugian gede. Bayangin kalau kipas atau motor di pabrik kayu mati mendadak, bukan cuma debu berhamburan, tapi seluruh lini produksi bisa terganggu. Di sinilah digital twin masuk: bikin simulasi digital yang bisa mendeteksi tanda awal kerusakan, kasih alarm sebelum mesin bener-bener rusak, dan pada akhirnya menghemat biaya serta waktu.
Kontribusi Penelitian
Paper ini menyumbang hal-hal penting yang langsung relevan ke dunia industri:
Buat industri, kontribusi ini berarti mereka bisa punya alat monitoring kesehatan mesin yang akurat tanpa perlu pasang sensor mahal kayak accelerometer getaran. Cukup manfaatin sinyal arus listrik yang udah ada.
Deskripsi Sistem Fisik
Sistem yang dipelajari dalam penelitian ini adalah fan/motor system, yaitu gabungan antara motor induksi (induction motor, IM) dan fan industri.
Detailnya:
👉 Relevansi nyata: Sistem ini bukan contoh buatan, tapi bener-bener dipakai di MTC buat ekstraksi debu kayu dari mesin pertukangan. Artinya, model ini langsung berakar di dunia nyata, bukan sekadar teori.
Pengembangan Digital Twin
Model Matematis
Digital twin dibuat dengan pemodelan matematis berbasis hukum Newton. Sistem dianggap punya tiga derajat kebebasan: pulley 1, pulley 2, dan fan. Tiap komponen punya persamaan gerak sendiri, misalnya torsi elektromagnetik dari motor (Te), kekakuan sabuk (Kb), kekakuan poros (Ks), dan friksi bearing (Br).
Simulasi Kerusakan
Kerusakan atau fault dimodelkan sebagai tambahan torsi sinusoidal dengan frekuensi tertentu. Jenis kerusakan yang dimodelkan antara lain:
Setiap fault punya frekuensi khas. Misalnya, misalignment muncul di 2 × fr (dua kali frekuensi rotor), sedangkan broken rotor bar muncul di 2 × (fe – fr). Dengan cara ini, tiap kerusakan bisa dikenali dari tanda uniknya.
👉 Nilai tambah buat industri: Simulasi kayak gini bikin engineer bisa “ngetes kerusakan” tanpa harus beneran bikin mesin rusak. Aman, murah, dan efisien.
Motor Current Signature Analysis (MCSA)
MCSA adalah metode deteksi kerusakan berbasis sinyal arus motor. Konsepnya simpel: kalau ada masalah di komponen mekanik/elektrik, pola arus listrik bakal berubah.
Kelebihan MCSA:
Concordia Transform & FFT
Contoh temuan di penelitian ini:
👉 Aplikasi nyata: Operator pabrik bisa tahu dari spektrum arus apakah sabuk mesin udah mulai aus atau bearing mulai bermasalah.
Protokol Diagnostik Statistik
Digital twin nggak cuma mendeteksi, tapi juga ngasih alarm prediktif pake statistik.
Tahapannya:
👉 Manfaat praktis: Sistem bisa membedakan noise normal dengan tanda awal kerusakan. Jadi operator nggak panik gara-gara gangguan kecil, tapi juga nggak telat ngatasin kerusakan beneran.
Hasil Penelitian
Relevansi ke Dunia Industri
👉 Bayangin pabrik furnitur dengan 15 mesin kayu. Dengan digital twin, operator bisa tahu sabuk mana yang hampir putus, bearing mana yang udah aus, tanpa harus bongkar semua mesin. Hemat waktu, hemat biaya.
Kritik dan Opini
Kelebihan
Kekurangan
Opini Pribadi
Menurut gue, penelitian ini jadi landasan kuat buat penerapan digital twin di predictive maintenance. Buat langkah berikutnya, integrasi dengan machine learning bakal bikin sistem lebih fleksibel. Misalnya, algoritma bisa belajar dari data real-time ribuan jam operasi mesin, sehingga alarm makin presisi.
Kesimpulan
Paper ini nunjukin bahwa kombinasi digital twin + MCSA + protokol statistik bisa jadi solusi praktis buat predictive maintenance. Meski terbatas di sistem ventilasi kayu, pendekatan ini gampang diadaptasi ke mesin industri lain.
Buat dunia nyata, manfaatnya jelas: biaya lebih rendah, downtime lebih sedikit, perawatan lebih cerdas. Ke depan, integrasi AI bisa bikin sistem ini makin relevan buat pabrik modern.
Sumber
Yakhni, M.F., Hosni, H., Cauet, S., Sakout, A., Etien, E., Rambault, L., Assoum, H., & El-Gohary, M. (2022). Design of a Digital Twin for an Industrial Vacuum Process: A Predictive Maintenance Approach. Machines, 10(8), 686.
https://doi.org/10.3390/machines10080686
Teknologi Industri & Pemeliharaan
Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 13 Agustus 2025
Pendahuluan – Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Pemeliharaan
Industri 4.0 membawa perubahan besar dalam cara pabrik beroperasi. Perpaduan antara Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Cyber-Physical Systems (CPS) mengubah sistem produksi menjadi lebih pintar, cepat, dan responsif. Target utamanya adalah efisiensi maksimal, pengurangan downtime, dan penghematan biaya operasional.
Namun, realitanya, semakin canggih sebuah sistem, semakin kompleks pula tantangan perawatannya. Downtime yang tak terduga bisa membuat kerugian finansial besar, apalagi jika mesin kritikal berhenti di tengah produksi. Predictive Maintenance (PdM) muncul sebagai solusi: bukan menunggu rusak (reactive), atau memelihara rutin tanpa melihat kondisi sebenarnya (preventive), tapi memprediksi kapan komponen akan gagal sehingga perbaikan dilakukan tepat waktu.
Di tengah konteks ini, Digital Twin (DT) menjadi teknologi kunci untuk membawa PdM ke level baru.
Konsep Digital Twin dan Pentingnya untuk Industri
Secara konsep, Digital Twin adalah representasi virtual dari sistem fisik yang terhubung secara dua arah (bidirectional). Artinya, data dari sistem fisik mengalir ke kembarannya di dunia digital, dan perintah atau konfigurasi dari model digital dapat memengaruhi sistem fisik.
Sayangnya, banyak vendor industri yang menyebut digital model atau digital shadow sebagai DT, padahal keduanya hanya meniru atau memantau tanpa kemampuan interaksi penuh.
Nilai tambah DT sejati:
Studi Kasus – Festo Cyber Physical Factory
Paper ini membangun framework DT menggunakan Festo Cyber Physical Factory di Middlesex University, yang merupakan model pabrik mini untuk keperluan riset dan pendidikan. Sistem ini terdiri dari:
Proses produksi dimulai dari pemasangan base cover, dilanjutkan pemasangan PCB secara manual, inspeksi kamera, pemasangan top cover, pengepresan, hingga pemanasan di Tunnel Furnace.
Framework Digital Twin untuk Predictive Maintenance
Pembuatan DT dimulai dari digital shadow—model 3D pabrik dibangun di Unity menggunakan file CAD dari Festo. Unity dipilih karena:
Sinkronisasi dilakukan melalui komunikasi dua arah:
Dengan setup ini, DT bisa digunakan untuk:
Use Case Predictive Maintenance pada Tunnel Furnace
Bagian paling krusial adalah Tunnel Furnace Station—oven yang memanaskan produk pada suhu tertentu. Masalah terbesarnya adalah Safety Shutdown yang bisa mematikan seluruh island kedua jika terpicu secara salah.
Penyebab umum shutdown tidak perlu:
Kedua masalah ini bisa terdeteksi lewat pola konsumsi daya:
Masalahnya, data run-to-failure hampir tidak ada karena sistem ini jarang rusak. Solusinya:
Arsitektur Framework – Tahap demi Tahap
Analisis Praktis dan Dampak di Dunia Nyata
Framework ini relevan banget buat pabrik beneran, karena:
Pemilihan Unity juga langkah cerdas:
Kalau diterapkan di industri skala besar, tantangannya adalah integrasi data—banyak pabrik masih punya infrastruktur lama yang belum siap IoT.
Tantangan Implementasi
Opini dan Kritik
Menurut gua, framework ini inovatif karena:
Tapi, ada catatan:
Kesimpulan
Paper ini memperkenalkan framework Digital Twin yang terhubung penuh dengan pabrik fisik untuk mendukung Predictive Maintenance di konteks Industri 4.0. Studi kasus Festo Cyber Physical Factory menunjukkan bagaimana DT:
Tantangan terbesar adalah keterbatasan data kerusakan dan validasi prediksi di lingkungan nyata. Namun, jika diintegrasikan dengan AI adaptif dan infrastruktur IoT yang mumpuni, framework ini punya potensi besar untuk diadopsi di industri manufaktur modern.
Sumber paper: DOI dan publikasi resmi HPCS 2020 – A Digital Twin Framework for Predictive Maintenance in Industry 4.
Teknologi Industri & Pemeliharaan
Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 12 Agustus 2025
Perkembangan teknologi digital dalam dua dekade terakhir memunculkan sebuah tren besar yang kerap disebut sebagai digital revolution. Salah satu teknologi yang menjadi tulang punggung revolusi ini adalah Digital Twin—sebuah representasi virtual dari sistem atau objek fisik yang dapat memantau, mensimulasikan, dan memprediksi kinerja aset di dunia nyata. Dalam konteks Operation and Maintenance (O&M), teknologi Digital Twin telah terbukti memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi perawatan aset, perencanaan pemeliharaan yang lebih tepat, serta pengurangan waktu henti (downtime) yang merugikan.
Namun, meskipun manfaat Digital Twin sudah banyak diakui, tingkat adopsinya di industri masih belum maksimal. Salah satu hambatan utamanya adalah tidak adanya metode standar untuk mengkualifikasi Digital Twin—artinya, sulit memastikan apakah sebuah Digital Twin benar-benar merepresentasikan sistem fisik dengan akurat, dapat diandalkan, dan cocok untuk tujuan tertentu.
Paper yang ditulis oleh Jie Liu, Xingheng Liu, Jørn Vatn, dan Shen Yin ini mencoba menjawab permasalahan tersebut dengan mengusulkan framework generik untuk kualifikasi Digital Twin di bidang pemeliharaan. Framework ini terdiri dari lima pilar utama: Fidelity, Smartness, Timeliness, Integration, dan Standard Compliance.
Melalui dua studi kasus pada strategi Preventive Maintenance dan Condition-Based Maintenance (CBM), penulis menunjukkan bagaimana framework ini bisa diterapkan secara praktis, membantu organisasi memilih tingkat kualifikasi Digital Twin yang tepat sesuai kebutuhan, dan menghindari risiko over-qualified atau under-qualified.
Latar Belakang: Digital Twin dan Pemeliharaan
Digital Twin, secara sederhana, adalah kembaran digital dari objek fisik yang terhubung secara data dan dapat memantau perilaku, kondisi, dan performa objek tersebut secara real-time. Konsep ini sudah digunakan di berbagai sektor industri seperti manufaktur, transportasi, energi, konstruksi, dan bahkan kesehatan.
Beberapa contoh penerapan Digital Twin di industri:
Meskipun banyak sukses cerita, setiap industri mengembangkan dan menggunakan Digital Twin dengan kualitas, kompleksitas, dan metode yang berbeda-beda. Tanpa adanya sistem kualifikasi yang jelas, sulit bagi pengguna atau penyedia layanan untuk membandingkan dan menilai kualitas Digital Twin.
Framework Kualifikasi yang Diusulkan
Framework ini bertujuan untuk memberikan metode penilaian yang komprehensif terhadap kualitas dan kesesuaian Digital Twin dalam konteks pemeliharaan. Lima pilar utamanya adalah:
1. Fidelity
Fidelity adalah ukuran seberapa akurat Digital Twin merepresentasikan perilaku dan karakteristik objek fisiknya. Penulis membagi fidelity menjadi empat level:
Aplikasi praktis:
Untuk sistem sederhana seperti pompa air di pabrik, L1 mungkin sudah cukup. Tapi untuk sistem kompleks seperti mesin jet atau reaktor nuklir, L3 menjadi keharusan.
2. Smartness
Smartness menggambarkan tingkat kecerdasan dan fungsi yang dapat dilakukan oleh Digital Twin. Empat levelnya adalah:
Aplikasi praktis:
Sebuah Digital Twin di level L2 bisa memprediksi kegagalan bearing turbin angin sehingga tim teknis dapat menjadwalkan perbaikan sebelum kerusakan terjadi, menghemat biaya dan mencegah downtime besar.
3. Timeliness
Timeliness adalah kecepatan pembaruan data antara objek fisik dan kembarannya. Empat levelnya berdasarkan waktu tunda (lag time) adalah:
Aplikasi praktis:
Pada proses produksi berkecepatan tinggi seperti industri semikonduktor, L3 diperlukan. Sementara untuk inspeksi periodik seperti perawatan jalan raya, L1 sudah cukup.
4. Integration
Integration menilai keterhubungan Digital Twin, baik internal (antara fisik dan digital) maupun eksternal (ke sistem lain):
Aplikasi praktis:
Integrasi penuh (L3) memungkinkan Digital Twin berkomunikasi langsung dengan sistem ERP atau rantai pasok, sehingga jadwal perawatan bisa disinkronkan dengan ketersediaan suku cadang.
5. Standard Compliance
Standard Compliance adalah sejauh mana Digital Twin mematuhi standar resmi, seperti ISO 23247 untuk manufaktur. Empat levelnya:
Aplikasi praktis:
Penting untuk industri dengan regulasi ketat seperti penerbangan atau medis, di mana kepatuhan terhadap standar keselamatan adalah wajib.
Kelebihan dan Kekurangan Framework
Kelebihan:
Kekurangan:
Penerapan pada Strategi Pemeliharaan
Penulis menguji framework ini pada dua strategi perawatan utama:
1. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah perawatan rutin yang dilakukan untuk menghindari kerusakan tak terduga.
2. Condition-Based Maintenance (CBM)
CBM adalah strategi perawatan yang berdasarkan kondisi aktual peralatan.
Analisis Aplikatif
Framework ini relevan untuk industri dengan aset bernilai tinggi seperti minyak & gas, penerbangan, manufaktur presisi, dan energi terbarukan. Beberapa penerapan nyata:
Kritik dan Saran
Meskipun framework ini komprehensif, ada beberapa catatan:
Kesimpulan
Framework generik ini adalah langkah maju dalam standarisasi kualifikasi Digital Twin di bidang pemeliharaan. Dengan lima pilar utamanya, framework ini memungkinkan:
Rekomendasi:
DOI: https://doi.org/10.1016/j.jai.2023.07.002
Sumber: Journal of Automation and Intelligence, Vol. 2 (2023) 196–205