Teknologi Industri & AI
Dipublikasikan oleh Guard Ganesia Wahyuwidayat pada 18 November 2025
Industri konstruksi sering kali menghadapi tantangan besar: ketidakpastian proyek, risiko keselamatan, biaya tinggi, dan penggunaan sumber daya yang tidak efisien. Adopsi teknologi seperti AI (Artificial Intelligence) menawarkan potensi transformasi yang signifikan di sektor ini.
Menurut Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (Indonesia), AI dapat membantu mempercepat proses pembangunan, meningkatkan akurasi, dan bahkan mengoptimalkan penggunaan energi dan material. Selain itu, Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) menyatakan bahwa data menjadi fondasi penting dalam penerapan AI. Tanpa data berkualitas tinggi dan infrastruktur data yang terpusat (Common Data Environment, CDE), efektivitas AI akan sangat terbatas.
2. Studi Kasus AI dalam Konstruksi
2.1 Manajemen Risiko – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Sebuah studi oleh Jaya Perdana dan Azis Hakim meneliti implementasi manajemen risiko berbasis AI di proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Jakarta oleh PT Wijaya Karya (Persero).
Tantangan: Kompleksitas tinggi – koordinasi antar pihak, perubahan rencana mendadak, data besar (volume data), risiko teknis dan operasional.
Solusi AI: Menggunakan analisis prediktif berbasis data historis untuk mengidentifikasi risiko lebih awal; evaluasi risiko secara real-time; otomatisasi mitigasi risiko dan pemantauan berkelanjutan.
Manfaat:
Kemampuan mendeteksi risiko lebih cepat dan akurat dibanding metode tradisional.
Mengurangi kemungkinan keterlambatan dan kerugian proyek melalui mitigasi yang proaktif.
Hambatan: Investasi awal besar, kebutuhan data berkualitas, kesiapan tenaga kerja dalam menghadapi transformasi digital.
2.2 Keamanan Konstruksi – Pengawasan Visual dan Keselamatan
AI juga diterapkan untuk meningkatkan keselamatan kerja di lokasi konstruksi:
Sistem computer vision dapat menganalisis video atau gambar dari lokasi proyek untuk mendeteksi perilaku berisiko, pelanggaran keselamatan (misalnya pekerja tanpa alat pelindung), dan kondisi bahaya lainnya.
Notifikasi real-time kepada pengawas proyek dapat diberikan ketika AI mendeteksi potensi insiden, memungkinkan tindakan proaktif.
Dalam level internasional, ada perusahaan konstruksi yang menggunakan AI untuk menilai kepatuhan pekerja terhadap protokol keselamatan dan memprediksi insiden kecelakaan berdasarkan variabel seperti cuaca, pergantian pekerja, dan pola kerja. Sebagai contoh, perusahaan Boston, Shawmut Design and Construction, memanfaatkan AI untuk memantau sekitar 30.000 pekerja di banyak lokasi proyek dan memprediksi faktor risiko kecelakaan.
2.3 Inspeksi Struktural dan Pemeliharaan
Penelitian akademis mengembangkan sistem AI untuk inspeksi dan pemantauan struktur, misalnya menggunakan drone untuk mendeteksi korosi pada struktur logam.
Contoh lain: riset terbaru pada scaffolding (perancah) menggunakan AI dan data point cloud (hasil pemindaian 3D) untuk mendeteksi perubahan dari desain aslinya yang bisa menunjukkan potensi kerusakan.
2.4 Robot Kolaboratif (Cobots) dalam Konstruksi
Penelitian menunjukkan adanya robot kolaboratif (cobot) bertenaga AI di pekerjaan konstruksi. Studi kualitatif menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap cobot ini dipengaruhi oleh keamanan, keandalan, dan transparansi sistem AI.
Analisis kuantitatif (Structural Equation Modeling) mengidentifikasi bahwa faktor seperti error rate rendah, keamanan data, dan transparansi algoritma sangat berpengaruh terhadap penerimaan cobot.
3. Manfaat AI dalam Industri Konstruksi
Berdasarkan studi kasus dan literatur di atas, berikut rangkuman manfaat AI di konstruksi:
Efisiensi Manajemen Proyek
AI dapat mempercepat pengambilan keputusan melalui prediksi risiko dan rekomendasi tindakan.
Optimisasi logistik, jadwal, dan alokasi sumber daya berkat analisis data real-time.
Pengurangan Risiko dan Keselamatan
Deteksi dini potensi kecelakaan kerja melalui analisis video/sensor.
Peringatan otomatis memungkinkan intervensi lebih cepat.
Pemeliharaan Preventif dan Prediktif
AI bisa memantau kondisi struktur untuk mendeteksi korosi atau kerusakan lain, memungkinkan pemeliharaan proaktif sebelum kegagalan serius terjadi.
Penggunaan drone + AI memungkinkan inspeksi di area sulit dijangkau secara rutin dengan biaya lebih rendah.
Inovasi Desain Struktur
Dengan algoritma generatif, arsitek dan insinyur bisa mengeksplor alternatif desain yang optimal dari segi biaya, kekuatan, dan efisiensi material.
Desain lebih ramah lingkungan dan hemat energi dapat dihasilkan melalui simulasi berbasis data.
Kolaborasi Robotik
Cobot bertenaga AI dapat membantu pekerjaan fisik, mengurangi beban kerja manusia, terutama di tugas-tugas berulang atau berbahaya.
Jika kepercayaan terhadap robot terbangun, integrasi cobot bisa mempercepat konstruksi dan meningkatkan akurasi.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data Terpusat
Dengan sistem CDE (Common Data Environment), data proyek terkumpul, tersentralisasi, dan menjadi “sumber kebenaran” untuk AI melakukan analisis prediktif.
Semua stakeholder proyek bisa mengakses data relevan secara real-time, meningkatkan kolaborasi dan transparansi.
4. Tantangan dan Risiko Implementasi
Meskipun potensi besar, adopsi AI di sektor konstruksi tidak tanpa hambatan:
Investasi Awal: Teknologi AI, sensor, drone, dan robot membutuhkan modal awal yang cukup besar. Rayyan Jurnal
Kualitas Data: Agar AI bekerja efektif, diperlukan data yang bersih, terstruktur, dan berkualitas tinggi. Sumber data yang kacau atau tersebar akan mengurangi akurasi prediksi. Asosiasi Kontraktor Indonesia
Sumber Daya Manusia: Tenaga kerja konstruksi perlu pelatihan agar mampu bekerja dengan sistem baru (sensor, AI, robot). Rayyan Jurnal
Kepercayaan: Dalam kasus cobot AI, pekerja bisa ragu terhadap keandalan robot atau takut digantikan. Studi menunjukkan bahwa transparansi, keamanan, dan keandalan adalah kunci membangun kepercayaan. arXiv
Privasi dan Etika: Pemantauan pekerja melalui video atau sensor menimbulkan isu privasi. Data pekerja harus dikelola dengan baik agar tidak disalahgunakan.
Regulasi: Infrastruktur regulasi untuk AI di konstruksi di beberapa negara masih belum matang; di Indonesia misalnya, penggunaan AI dalam proyek konstruksi masih dalam tahap awal. Bina Konstruksi+1
5. Rekomendasi untuk Implementasi AI di Industri Konstruksi
Berdasarkan studi dan analisis, berikut saran bagi perusahaan konstruksi yang ingin mengadopsi AI:
Mulai dari Data Terpusat
Bangun atau perkuat sistem Common Data Environment (CDE) agar semua data proyek terstruktur dan bisa diakses oleh sistem AI. Asosiasi Kontraktor Indonesia
Pilot Project Terarah
Pilih proyek pilot kecil (misalnya satu gedung atau satu fase proyek) untuk menerapkan AI (misal sistem pemantauan keselamatan atau manajemen risiko) sebelum skala penuh.
Kolaborasi dengan Akademisi dan Penyedia Teknologi
Gandeng universitas atau perusahaan teknologi AI untuk merancang solusi yang spesifik untuk kebutuhan konstruksi.
Pelatihan SDM
Lakukan pelatihan bagi pekerja lapangan, manajer proyek, dan tim teknis agar bisa memahami, mengoperasikan, dan mempercayai sistem AI.
Perhatikan Keamanan Data dan Privasi
Buat kebijakan tegas tentang pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data pekerja.
Bangun Kepercayaan dan Transparansi
Jika menggunakan cobot atau sistem otonom, komunikasikan dengan jelas bagaimana sistem bekerja, seberapa aman, dan bagaimana data digunakan.
Evaluasi dan Skalabilitas
Setelah pilot berhasil, evaluasi dampaknya (efisiensi, biaya, keselamatan), lalu lakukan ekspansi penggunaan AI ke proyek-proyek lain.
6. Kesimpulan
Implementasi Artificial Intelligence dalam konstruksi menawarkan transformasi besar: dari efisiensi manajemen proyek, risiko yang lebih terprediksi, pemeliharaan struktural yang lebih cerdas, hingga peningkatan keselamatan kerja. Studi kasus nyata di Indonesia (seperti PT Wijaya Karya) dan riset akademis mendukung bahwa AI bisa membawa dampak positif jika dikelola dengan baik.
Namun, keberhasilan adopsi sangat bergantung pada data berkualitas, investasi awal, serta komitmen terhadap pelatihan dan etika. Kolaborasi antara pemangku kepentingan (pemerintah, perusahaan konstruksi, akademisi) sangat diperlukan agar AI di konstruksi tidak hanya sekadar tren, tetapi menjadi fondasi nyata untuk pembangunan yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.
Kalau mau, bisa saya lampirkan ringkasan riset AI terkini di konstruksi (tahun 2023–2025) sebagai referensi tambahan untuk artikel kamu. Mau saya buat?
Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Siapkah Sektor Konstruksi Indonesia dalam Pemanfaatan AI? https://binakonstruksi.pu.go.id/publikasi/karya-tulis/siapkah-sektor-konstruksi-indonesia-dalam-pemanfaatan-ai
Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI). Data, Langkah Pertama untuk Memanfaatkan AI dalam Konstruksi. https://aki.or.id/berita/29/11/2024/359/data-langkah-pertama-untuk-memanfaatkan-ai-dalam-konstruksi
Jaya Perdana & Azis Hakim. Implementasi Risk Management Berbasis Artificial Intelligence dalam Menghadapi Kompleksitas Proyek Konstruksi. Rayyan Jurnal, 2024. https://rayyanjurnal.com/index.php/aurelia/article/view/5106
Kompasiana. Keamanan Konstruksi Cerdas melalui AI untuk Meningkatkan Safety. https://www.kompasiana.com/norma09672/68ec95b5c925c401757c7fe4/keamanan-konstruksi-cerdas-melalui-ai-untuk-meningkatkan-safety
Arxiv.org. AI-based Structural Inspection and Maintenance using Drones and Deep Learning. https://arxiv.org/abs/2102.04686
Arxiv.org. Human-Cobot Trust in Construction Projects. https://arxiv.org/abs/2308.14846
Konstruksiana.com. Teknologi AI dalam Teknik Sipil: Studi Kasus Implementasi dan Tantangannya. https://konstruksiana.com/2024/12/teknologi-ai-dalam-teknik-sipil-studi-kasus-implementasi-dan-tantangannya
Business Insider. AI for Worker Site Safety in Construction. https://www.businessinsider.com/ai-for-worker-site-safety-in-construction-2025-4
Teknologi Industri & AI
Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 25 September 2025
Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan (sering disingkat AI) makin lama makin jadi tulang punggung dalam industri berat, termasuk sektor energi dan perminyakan. Salah satu area yang sering dianggap “kurang sexy” tapi ternyata punya dampak besar adalah pompa lumpur (mud pump) dalam operasi pengeboran minyak dan gas. Pompa lumpur ini bisa dibilang adalah jantung sistem sirkulasi di rig pengeboran. Tesis karya Faraz Feizi (2022) dengan judul Artificial Intelligence-based Approach for Predicting Mud Pump Failures mencoba mengupas bagaimana AI bisa dipakai buat memprediksi kegagalan pompa lumpur dengan cara yang lebih sederhana, murah, tapi tetap efektif.
Kenapa topik ini penting? Karena pompa lumpur itu kalau rusak, seluruh operasi pengeboran bisa berhenti total. Bayangin aja, biaya sewa rig pengeboran bisa mencapai jutaan dolar per hari. Kalau pompa rusak, maka semua orang di lokasi harus menunggu sampai diperbaiki. Waktu tunggu inilah yang dalam industri dikenal dengan istilah Non-Productive Time (NPT), alias waktu terbuang yang bikin biaya meroket tanpa hasil apa pun. Selain kerugian finansial, ada juga risiko HSE (Health, Safety, and Environment), yaitu kesehatan, keselamatan kerja, dan dampak lingkungan. Jadi jelas, topik ini bukan cuma soal hemat duit, tapi juga soal keselamatan pekerja dan keberlanjutan operasi.
Latar Belakang: Masalah di Lapangan yang Mendorong Penelitian
Dalam operasi pengeboran, downtime akibat kegagalan mekanis adalah penyebab utama keterlambatan proyek. Feizi menyoroti bahwa pompa lumpur sering jadi sumber masalah karena sifat kerjanya yang berat. Pompa ini harus terus mengalirkan lumpur bor bertekanan tinggi untuk melumasi mata bor, menjaga lubang tetap stabil, dan mencegah ledakan akibat tekanan bawah tanah yang abnormal.
Masalah muncul karena komponen pompa lumpur sering aus atau gagal. Beberapa contoh umum adalah kegagalan katup (valve failure), piston rusak, liner aus, hingga kerusakan pada seat (tempat dudukan katup). Kalau salah satu komponen ini gagal, tekanan dan aliran lumpur langsung terganggu. Akibatnya operasi harus berhenti, bahkan kadang bisa memicu kegagalan berantai pada komponen lain.
Tradisi lama dalam industri adalah pakai perawatan reaktif (reactive maintenance), yaitu baru diperbaiki kalau sudah rusak. Metode ini jelas bikin biaya jadi tinggi. Ada juga preventive maintenance (perawatan pencegahan), misalnya ganti suku cadang setiap periode tertentu. Tapi masalahnya, jadwal ini kadang terlalu cepat (jadi boros biaya) atau malah terlambat (sehingga kegagalan tetap terjadi).
Nah, di sinilah masuk konsep Predictive Maintenance (PdM), yaitu pendekatan perawatan prediktif yang mencoba memperkirakan kapan sebuah komponen akan gagal dengan cara memonitor kondisi real-time. PdM memanfaatkan data, model matematis, hingga teknologi AI untuk “membaca tanda-tanda kerusakan” sebelum benar-benar rusak.
Tujuan Tesis Feizi
Feizi menetapkan beberapa tujuan jelas dalam penelitiannya.
Ambisi ini menarik karena biasanya prediksi kegagalan butuh banyak parameter dan sensor canggih. Feizi justru ingin membuktikan bahwa dengan data sederhana tapi relevan, AI bisa bekerja efektif.
Metodologi: Cara Penelitian Dijalankan
Metodologi yang dipakai Feizi lumayan sistematis dan praktis, mencerminkan pendekatan yang bisa langsung diadaptasi di lapangan.
1. Akuisisi Data
Data dikumpulkan dari dua sumber utama:
2. Persiapan Data
Data mentah sering punya masalah kayak noise, data hilang, atau outlier. Jadi Feizi melakukan preprocessing untuk memastikan data bisa dipakai.
3. Identifikasi Indikator Kondisi
Feizi berfokus pada indikator sederhana: tekanan dan aliran. Ide dasarnya adalah bahwa kegagalan komponen pompa pasti memunculkan pola anomali di tekanan atau aliran. Misalnya, kalau katup bocor, tekanan akan menurun meskipun flow rate tetap.
4. Pembuatan Model AI
Feizi menggunakan MATLAB Classification Learner dan Diagnostic Feature App untuk membangun model klasifikasi berbasis supervised machine learning. Artinya, model dilatih dengan data yang sudah diberi label “sehat” atau “gagal” berdasarkan catatan historis.
5. Validasi dengan Studi Kasus
Model kemudian diuji dengan data historis untuk melihat apakah benar bisa mendeteksi pola kegagalan sebelum terjadi kerusakan besar.
Hasil Utama: Apa yang Ditemukan?
Ada beberapa temuan penting dari penelitian ini:
Temuan ini memperkuat argumen bahwa kesederhanaan kadang lebih baik. Daripada investasi sensor mahal, cukup gunakan data yang sudah ada lalu olah dengan AI.
Analisis Praktis: Implikasi di Dunia Nyata
1. Penghematan Biaya
Setiap jam downtime di rig pengeboran bisa bernilai ribuan hingga jutaan dolar. Kalau AI bisa mendeteksi kegagalan lebih awal, biaya NPT bisa ditekan drastis.
2. Keselamatan dan Lingkungan
Pompa lumpur gagal bukan cuma soal downtime, tapi juga risiko HSE. Misalnya kalau lumpur tidak cukup menahan tekanan, bisa terjadi blowout yang berbahaya. Prediksi dini berarti risiko bisa diminimalkan.
3. Implementasi Sederhana
Karena hanya pakai sensor SPP dan flow rate, model ini bisa diadopsi tanpa perlu investasi besar. Ini penting buat perusahaan yang ingin hasil cepat tanpa biaya tambahan tinggi.
Kritik terhadap Penelitian
Walaupun menjanjikan, ada beberapa catatan kritis:
Relevansi dengan Industri 4.0
Tesis ini sejalan dengan tren besar Industri 4.0, yaitu integrasi dunia fisik dan digital. Beberapa poin relevansinya:
Dengan kombinasi itu, perusahaan bisa bergerak menuju operasi yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tesis ini memberikan kontribusi praktis yang nyata. Feizi berhasil membuktikan bahwa AI bisa mendeteksi kegagalan pompa lumpur lebih awal hanya dengan data sederhana (tekanan & aliran). Temuan ini relevan banget buat industri pengeboran yang selama ini selalu dibayang-bayangi risiko downtime mahal.
Meskipun masih ada keterbatasan, arah yang ditunjukkan jelas: masa depan perawatan peralatan industri akan semakin bergantung pada AI, machine learning, dan data-driven decision making.
📄 Sumber resmi: Feizi, F. (2022). Artificial Intelligence-based Approach for Predicting Mud Pump Failures. Montanuniversität Leoben. DOI: 10.3990/AC17011574