Regulasi Konstruksi
Dipublikasikan oleh Marioe Tri Wardhana pada 02 Oktober 2025
Mengapa Temuan Ini Penting untuk Kebijakan?
Registrasi building engineers di Australia Barat (WA) adalah tonggak penting dalam reformasi sektor konstruksi. Laporan Decision Regulatory Impact Statement (D-RIS) menegaskan bahwa insinyur yang terlibat dalam desain, pengawasan, dan pelaksanaan proyek harus memenuhi standar kompetensi minimum yang seragam. Selama bertahun-tahun, lemahnya pengawasan terhadap profesi teknik telah menyebabkan berbagai kasus kegagalan konstruksi, baik dari sisi keselamatan maupun kualitas.
Kasus apartemen Opal Tower di Sydney (2018) menjadi salah satu contoh nyata: retakan struktural yang muncul segera setelah bangunan dihuni memicu evakuasi massal dan merugikan pemilik serta investor. Investigasi mengungkap lemahnya kontrol mutu dan pengawasan teknis. Peristiwa seperti ini memunculkan dorongan kuat untuk memperkuat sistem registrasi insinyur di seluruh Australia, termasuk di WA.
Registrasi bukan hanya sekadar formalitas birokratis, melainkan sebuah mekanisme perlindungan publik. Dengan adanya registrasi, masyarakat dijamin bahwa insinyur yang bekerja pada proyek signifikan memiliki kompetensi akademik, pengalaman lapangan, serta komitmen pada pengembangan profesional berkelanjutan.
Lebih jauh lagi, kebijakan ini memperkuat akuntabilitas profesi teknik. Insinyur yang terdaftar dapat dimintai pertanggungjawaban atas pekerjaan mereka, dan dalam kasus pelanggaran, lisensi mereka dapat ditangguhkan atau dicabut. Hal ini menciptakan sistem disiplin yang tidak hanya menjaga kualitas, tetapi juga meningkatkan kepercayaan publik terhadap profesi insinyur.
Implementasi di Lapangan: Dampak, Hambatan, dan Peluang
Dampak
Keamanan Publik
Registrasi mengurangi risiko kegagalan teknis dan kecelakaan konstruksi. Insinyur yang terdaftar dipastikan memiliki keterampilan yang sesuai standar.
Kualitas Bangunan
Standar kompetensi yang seragam meningkatkan kualitas desain dan konstruksi, serta menurunkan kemungkinan cacat bangunan.
Profesionalisasi Industri
Registrasi memperkuat citra profesi insinyur, menjadikannya setara dengan profesi hukum dan kedokteran yang sudah lama memiliki standar lisensi.
Kepercayaan Investor
Dengan sistem registrasi yang kredibel, investor asing lebih percaya pada pasar konstruksi Australia, sehingga meningkatkan aliran investasi.
Hambatan
Biaya dan Administrasi
Proses registrasi menuntut biaya, baik untuk pendaftaran maupun continuing professional development (CPD). Bagi insinyur muda atau usaha kecil, ini bisa menjadi hambatan.
Fragmentasi Regulasi
Australia memiliki sistem federal. Perbedaan regulasi antarnegara bagian menimbulkan kebingungan, sehingga diperlukan harmonisasi melalui National Registration Framework.
Kapasitas Pengawasan
Pengawasan yang efektif memerlukan sumber daya besar, baik dari segi jumlah auditor maupun sistem informasi digital yang memadai.
Peluang
Digitalisasi Registrasi dan Audit
Dengan teknologi digital, proses registrasi, pelaporan CPD, hingga audit bisa dilakukan lebih transparan dan efisien.
Mobilitas Tenaga Kerja
Prinsip mutual recognition antarnegara bagian memudahkan insinyur berpindah kerja lintas wilayah, meningkatkan efisiensi pasar tenaga kerja teknik.
Daya Saing Global
Registrasi yang kredibel meningkatkan reputasi insinyur Australia di dunia internasional, membuka peluang kerja sama lintas negara.
Relevansi untuk Indonesia
Indonesia sedang menghadapi tantangan besar dalam pembangunan infrastruktur. Dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga ribuan proyek jalan, bendungan, dan transportasi massal, kebutuhan akan insinyur yang kompeten sangat mendesak. Namun, sistem keinsinyuran di Indonesia masih memiliki sejumlah kelemahan:
Penggunaan Gelar Tanpa Sertifikasi
Masih banyak lulusan teknik yang menggunakan gelar insinyur tanpa sertifikat profesi sesuai UU No. 11/2014. Artikel Gelar Insinyur tak lagi Masyur, harus punya Sertifikat Profesi menekankan bahwa sertifikasi harus menjadi kewajiban, bukan pilihan.
Kecelakaan Konstruksi yang Tinggi
Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa konstruksi termasuk sektor dengan tingkat kecelakaan kerja tertinggi. Banyak kasus terkait lemahnya pengawasan teknis dan kualitas SDM.
Kurangnya CPD
Berbeda dengan Australia, Indonesia belum memiliki sistem CPD yang wajib dan terstruktur bagi insinyur. Akibatnya, banyak insinyur tidak mengikuti perkembangan teknologi terbaru.
Kurangnya Transparansi Registrasi
Belum ada sistem digital yang memungkinkan publik memverifikasi status insinyur, sehingga masyarakat sulit membedakan insinyur tersertifikasi dan tidak.
Melihat praktik di Australia Barat, Indonesia perlu memperkuat registrasi insinyur, baik melalui PII maupun lembaga pemerintah, dengan menekankan integrasi digital dan pengawasan publik.
Rekomendasi Kebijakan
Membangun Sistem Registrasi Nasional Berbasis Digital
Registrasi insinyur di Indonesia perlu dibuat online, transparan, dan dapat diakses publik.
Mewajibkan CPD
Setiap insinyur harus mengikuti pelatihan berkelanjutan minimal sejumlah jam per tahun untuk menjaga kompetensinya.
Insentif untuk Insinyur Tersertifikasi
Pemerintah dapat memberikan akses khusus ke proyek strategis nasional bagi insinyur yang telah tersertifikasi.
Penguatan Pengawasan dan Penegakan Hukum
Lisensi harus bisa dicabut bila terjadi pelanggaran serius, agar akuntabilitas terjaga.
Kolaborasi dengan Industri
Sertifikasi insinyur harus dirancang bersama industri, sehingga kompetensi yang diuji relevan dengan kebutuhan lapangan.
Kritik terhadap Potensi Kegagalan
Kebijakan registrasi bisa gagal jika hanya menjadi formalitas administratif. Jika biaya terlalu tinggi, insinyur muda atau perusahaan kecil akan kesulitan mengakses sertifikasi. Tanpa pengawasan ketat, registrasi hanya menjadi simbol tanpa substansi. Lebih buruk lagi, jika lembaga pengawas tidak independen, registrasi bisa disalahgunakan untuk kepentingan komersial atau politik.
Penutup
Registrasi building engineers di Australia Barat adalah pelajaran penting bagi Indonesia. Registrasi bukan sekadar prosedur, tetapi mekanisme strategis untuk menjaga keselamatan publik, meningkatkan kualitas konstruksi, dan memperkuat profesionalisme insinyur. Dengan regulasi yang konsisten, sistem digital yang transparan, serta pengawasan yang kredibel, Indonesia dapat membangun sistem registrasi insinyur yang setara dengan praktik internasional.
Sumber
Department of Mines, Industry Regulation and Safety – Building and Energy Division. (2022). Decision Regulatory Impact Statement – Registration of Building Engineers in Western Australia.