Pengendalian

Analisis Pengendalian Kualitas pada Pompa Sentrifugal Menggunakan Metode FMEA di PT. X

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 13 Maret 2025


Pendahuluan

Dalam industri manufaktur dan perawatan mesin, keandalan peralatan memainkan peran krusial dalam memastikan operasional yang efisien dan mengurangi potensi kegagalan yang dapat menghambat produksi. PT. X, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pemeliharaan dan perawatan mesin industri, menghadapi tantangan dalam pengendalian kualitas pompa sentrifugal. Seiring dengan meningkatnya jumlah cacat yang ditemukan dalam proses perawatan, perusahaan perlu menerapkan pendekatan analitis yang efektif untuk mengidentifikasi akar penyebab permasalahan dan mengurangi risiko kegagalan.

Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) untuk menilai dan mengelola potensi kegagalan dalam perawatan pompa sentrifugal. Dengan menganalisis Risk Priority Number (RPN), penelitian ini mengidentifikasi mode kegagalan dengan dampak paling signifikan dan merancang strategi mitigasi untuk meningkatkan reliabilitas sistem.

Metodologi: Penerapan FMEA

1. Apa Itu FMEA?

Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) adalah teknik analisis proaktif yang bertujuan untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial dalam suatu sistem, mengevaluasi dampaknya, serta menetapkan prioritas berdasarkan tingkat risiko. Dalam FMEA, tingkat risiko dihitung menggunakan Risk Priority Number (RPN) yang diperoleh dari tiga parameter utama:

  • Severity (S) – Tingkat keparahan dampak kegagalan terhadap sistem.
  • Occurrence (O) – Frekuensi kemungkinan terjadinya kegagalan.
  • Detection (D) – Kemudahan dalam mendeteksi kegagalan sebelum terjadi dampak besar.

Rumus perhitungan RPN adalah:

RPN = S × O × D

2. Implementasi FMEA pada Pompa Sentrifugal di PT. X

Penelitian ini mengumpulkan data dari proses pemeliharaan pompa sentrifugal di PT. X, termasuk hasil wawancara dengan tim quality control dan operator mesin. Beberapa mode kegagalan utama yang diidentifikasi meliputi:

  • Cacat impeler – disebabkan oleh keausan material akibat korosi dan erosi. Mode kegagalan ini memiliki tingkat keparahan sedang dengan frekuensi kejadian yang cukup tinggi.
  • Cacat bearing – terjadi karena kurangnya pelumasan yang optimal serta masuknya partikel kotoran. Mode ini memiliki frekuensi kejadian paling tinggi dan sulit dideteksi lebih awal.
  • Cacat base plate – disebabkan oleh penggunaan bahan material yang tidak sesuai spesifikasi standar. Mode kegagalan ini memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah dibandingkan impeler dan bearing, tetapi tetap memerlukan perhatian khusus.

Hasil analisis menggunakan FMEA menunjukkan bahwa cacat bearing memiliki nilai RPN tertinggi, sehingga menjadi prioritas utama dalam perbaikan dan pencegahan.

Hasil dan Temuan Utama

1. Analisis Kegagalan dengan FMEA

Berdasarkan evaluasi, cacat bearing memiliki risiko tertinggi karena sering terjadi, sulit dideteksi lebih awal, dan dapat menyebabkan kegagalan sistem yang signifikan. Cacat impeler berada pada posisi kedua dengan frekuensi kejadian yang tinggi tetapi lebih mudah dideteksi dibandingkan cacat bearing. Sementara itu, cacat pada base plate memiliki risiko yang lebih rendah namun tetap dapat mempengaruhi keandalan pompa dalam jangka panjang.

2. Strategi Perbaikan

Untuk mengatasi masalah kegagalan yang diidentifikasi melalui FMEA, beberapa tindakan korektif yang direkomendasikan adalah:

  • Peningkatan sistem pelumasan otomatis untuk mengurangi gesekan pada bearing dan menghindari keausan dini.
  • Pemeriksaan rutin terhadap pompa sentrifugal guna mendeteksi tanda-tanda awal kegagalan sebelum dampaknya semakin besar.
  • Penggunaan material impeler yang lebih tahan korosi, seperti stainless steel atau bahan komposit yang lebih tahan lama.
  • Pelatihan operator dan teknisi dalam perawatan preventif, termasuk inspeksi visual dan pemantauan kinerja bearing secara berkala.
  • Penerapan sistem pemantauan berbasis IoT, yang memungkinkan perusahaan untuk mengawasi kondisi mesin secara real-time dan mencegah kegagalan yang tidak terduga.
  • Peningkatan sistem pemantauan getaran untuk mendeteksi tanda-tanda awal keausan pada bearing dan impeler.
  • Rekayasa ulang desain base plate untuk meningkatkan ketahanan terhadap beban operasional yang berat.

Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat meminimalkan risiko kegagalan, mengurangi downtime mesin, serta meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.

 

3. Dampak dan Manfaat Implementasi FMEA

Dengan menerapkan metode FMEA dalam pengendalian kualitas pompa sentrifugal, PT. X dapat memperoleh berbagai manfaat, antara lain:

  • Mengurangi jumlah kegagalan komponen kritis, sehingga meningkatkan efisiensi operasional.
  • Menekan biaya perawatan dengan mengurangi kebutuhan penggantian suku cadang akibat kegagalan yang tidak terdeteksi.
  • Meningkatkan keamanan dan reliabilitas sistem, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan.
  • Mendukung keberlanjutan perusahaan dengan mengoptimalkan proses perawatan dan mengurangi pemborosan sumber daya.
  • Memperpanjang masa pakai peralatan, sehingga mengurangi kebutuhan penggantian mesin secara prematur.
  • Mengoptimalkan sistem pemeliharaan prediktif berbasis data sehingga kegagalan dapat dicegah sebelum berdampak pada produksi.

Selain itu, metode ini juga membantu PT. X dalam merancang strategi pemeliharaan prediktif yang lebih efektif dan berbasis data, sehingga perusahaan dapat merespons potensi kegagalan sebelum berdampak pada produksi secara keseluruhan.

Kesimpulan

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) adalah pendekatan yang sangat efektif dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mengurangi kegagalan dalam sistem pemeliharaan pompa sentrifugal di PT. X. Dengan memprioritaskan mode kegagalan berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN), perusahaan dapat merancang strategi mitigasi yang lebih tepat sasaran, meningkatkan efisiensi pemeliharaan, serta memperpanjang umur operasional peralatan.

Sebagai langkah lanjutan, disarankan agar PT. X menerapkan teknologi pemantauan prediktif berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) untuk mempercepat deteksi dini terhadap kegagalan peralatan. Dengan cara ini, perusahaan dapat terus meningkatkan kualitas layanan dan mempertahankan daya saingnya di industri perawatan mesin industri.

Referensi:

  • Wicaksono, A., Priyana, E. D., & Nugroho, Y. P. (2023). Analisis Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) Pada Pompa Sentrifugal Di PT. X. Jurnal Teknik Industri, Vol. 9, No. 1. DOI: -
  • Stamatis, D. H. (2003). Failure Mode and Effect Analysis: FMEA from Theory to Execution. ASQ Quality Press.
  • Montgomery, D. C. (2019). Statistical Quality Control: A Modern Introduction. Wiley.

Dengan pendekatan berbasis data dan analisis risiko yang sistematis, FMEA dapat menjadi standar dalam pengendalian kualitas industri perawatan mesin, membantu perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan keandalan operasional.

Selengkapnya
Analisis Pengendalian Kualitas pada Pompa Sentrifugal Menggunakan Metode FMEA di PT. X
page 1 of 1