Kebakaran Limbah

Deteksi dan Mitigasi Kebakaran di Industri Daur Ulang Limbah

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 25 Februari 2025


Kebakaran limbah merupakan masalah yang semakin meningkat dalam industri daur ulang, dengan dampak luas terhadap lingkungan, kesehatan masyarakat, dan keselamatan kerja. Penelitian ini menggunakan data dari NASA’s VIIRS (Visible Infrared Imaging Radiometer Suite) serta laporan kebakaran dari Swedish Civil Contingencies Agency (MSB) selama periode 2012–2018 untuk memahami pola kejadian kebakaran limbah di Swedia dan merancang strategi pencegahan yang lebih efektif.

Metode Penelitian

  • DaR (Detected and Reported): Kebakaran yang terdeteksi oleh VIIRS dan dilaporkan ke MSB.
  • DbNR (Detected but Not Reported): Kebakaran yang terdeteksi oleh VIIRS tetapi tidak dilaporkan ke MSB.
  • RbND (Reported but Not Detected): Kebakaran yang dilaporkan ke MSB tetapi tidak terdeteksi oleh VIIRS.

Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan ArcGIS untuk mengidentifikasi pola spasial dan karakteristik kebakaran, serta korelasi antara insiden kebakaran dengan faktor-faktor sosial dan ekonomi.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah insiden kebakaran limbah di Swedia mengalami peningkatan antara tahun 2014 dan 2018. Rata-rata kejadian kebakaran limbah per juta penduduk per tahun (AFIPMC) berkisar antara 2,4 hingga 4,7. Analisis data menunjukkan adanya korelasi positif antara jumlah kejadian kebakaran dan pertumbuhan populasi urban di beberapa wilayah.

Faktor utama penyebab kebakaran limbah meliputi:

  • Pembakaran spontan (21%) akibat akumulasi panas di dalam tumpukan limbah organik.
  • Faktor manusia (23%), seperti pembakaran disengaja (arson), percikan api dari peralatan, atau kelalaian dalam pengelolaan limbah.
  • Penyebab yang tidak diketahui (46%), yang menunjukkan perlunya peningkatan pencatatan dan investigasi kebakaran.

Dampak Kebakaran Limbah

Kebakaran limbah tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Beberapa konsekuensi utama dari kebakaran limbah meliputi:

  • Emisi gas beracun, seperti polychlorinated dibenzo-p-dioxins and dibenzofurans (PCDD/Fs) yang dapat menyebabkan kanker dan gangguan pernapasan.
  • Pencemaran air dan tanah, akibat residu pembakaran yang mencemari sumber daya alam.
  • Peningkatan risiko kebakaran hutan, terutama di daerah pinggiran kota di mana lokasi penyimpanan limbah berdekatan dengan area vegetasi.

Kasus Kebakaran Limbah di Swedia

Salah satu studi kasus yang dianalisis dalam paper ini adalah insiden kebakaran di CemMiljø A/S, yang mengakibatkan kerugian sebesar 1,76 juta Euro. Insiden ini disebabkan oleh pengelolaan limbah yang buruk, termasuk penyimpanan berlebihan dan kurangnya sistem deteksi kebakaran yang efektif. Selain itu, laporan dari MSB menunjukkan bahwa antara 2012 dan 2018, terdapat 163 kebakaran limbah yang tercatat di database nasional, tetapi hanya 11 insiden (7%) yang terdeteksi oleh VIIRS dan dilaporkan ke MSB, menunjukkan kurangnya sistem pelaporan kebakaran yang komprehensif.

Rekomendasi untuk Pencegahan dan Mitigasi Kebakaran Limbah

1. Peningkatan Sistem Deteksi Kebakaran

Untuk meningkatkan efektivitas deteksi kebakaran limbah, peneliti merekomendasikan:

  • Penggunaan data satelit seperti VIIRS sebagai metode pelengkap dalam pemantauan kebakaran.
  • Pemasangan sensor panas dan asap berbasis IoT di fasilitas pengelolaan limbah.
  • Penerapan drone termal untuk mendeteksi hotspot di lokasi penyimpanan limbah.

2. Optimalisasi Tata Letak Penyimpanan Limbah

Paper ini menekankan pentingnya desain yang aman dalam penyimpanan limbah:

  • Menjaga jarak aman antara tumpukan limbah untuk mencegah penyebaran api.
  • Menggunakan dinding pemisah tahan api untuk mengisolasi bagian yang rentan terhadap kebakaran.
  • Menerapkan strategi FIFO (First-In-First-Out) guna menghindari akumulasi limbah yang mudah terbakar.

3. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan

Sebagian besar kebakaran limbah disebabkan oleh faktor manusia, sehingga edukasi menjadi kunci dalam mitigasi risiko:

  • Pelatihan bagi pekerja limbah dalam menangani bahan mudah terbakar.
  • Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya membuang baterai dan elektronik ke tempat sampah biasa.
  • Peningkatan regulasi dan inspeksi berkala untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan kebakaran.

4. Integrasi Data untuk Perencanaan yang Lebih Baik

Peneliti menyarankan integrasi data antara laporan MSB dan citra satelit untuk membangun sistem pemantauan kebakaran yang lebih akurat dan komprehensif. Dengan cara ini, otoritas dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efektif untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran limbah.

Kesimpulan

  1. Kebakaran limbah merupakan masalah yang terus meningkat dan memiliki dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
  2. Sistem deteksi saat ini masih memiliki banyak kelemahan, dengan banyak kebakaran yang tidak terdeteksi atau tidak dilaporkan.
  3. Perbaikan dalam desain penyimpanan limbah, penggunaan teknologi pemantauan, dan peningkatan edukasi sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran.
  4. Integrasi antara data satelit dan laporan insiden dapat membantu membangun strategi pencegahan kebakaran yang lebih efektif dan berbasis bukti.

Sumber Artikel

Muhammad Asim Ibrahim, Anders Lönnermark, William Hogland. Safety at Waste and Recycling Industry: Detection and Mitigation of Waste Fire Accidents. Waste Management, Vol. 141, 2022, 271-281.

Selengkapnya
Deteksi dan Mitigasi Kebakaran di Industri Daur Ulang Limbah
page 1 of 1