Keamanan
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 13 Maret 2025
Pendahuluan: Tantangan Kualitas Air di Era Modern
Air bersih adalah kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Namun, menurut data WHO (2023), lebih dari 2 miliar orang di dunia masih tidak memiliki akses ke air minum yang aman. Masalah kualitas air tidak hanya berimbas pada kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak pada ekonomi, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, paper berjudul "A Prediction of Water Quality Analysis Using Machine Learning" yang dipublikasikan pada International Conference on Distributed Computing and Electrical Circuits and Electronics (ICDCECE) 2023 menjadi sangat relevan. Para penulis mengembangkan model prediksi kualitas air berbasis machine learning, khususnya menggunakan algoritma decision tree yang diimplementasikan dengan WEKA.
📖 Sumber Paper Asli
Suma, S. et al. (2023). A Prediction of Water Quality Analysis Using Machine Learning. ICDCECE 2023.
DOI:10.1109/ICDCECE57866.2023.10150940
Latar Belakang: Kebutuhan Akan Analisis Kualitas Air yang Cepat dan Akurat
Selama ini, analisis kualitas air dilakukan melalui metode konvensional, yaitu uji laboratorium yang membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi. Dalam situasi di mana kecepatan respons sangat penting—misalnya dalam kasus kontaminasi air minum—proses tradisional ini menjadi kurang efektif.
Penelitian ini menawarkan solusi dengan menggunakan machine learning, di mana data kualitas air dianalisis secara otomatis dan cepat. Tujuannya adalah memprediksi apakah air layak minum (potable) atau tidak, sehingga mempercepat pengambilan keputusan, terutama bagi lembaga pengelola sumber daya air dan kesehatan masyarakat.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
✅ Mengembangkan sistem prediksi kualitas air berbasis data mining dan machine learning.
✅ Menggunakan data dari Kenya Water Institute sebagai studi kasus, yang kemudian dianalisis melalui algoritma decision tree di platform WEKA.
✅ Membandingkan kinerja lima model decision tree: J48, LMT (Logistic Model Tree), Random Forest, Hoeffding Tree, dan Decision Stump.
✅ Memberikan rekomendasi model prediksi terbaik berdasarkan akurasi, presisi, recall, dan F1 score.
Metodologi Penelitian: Dari Data Lapangan ke Prediksi Machine Learning
1. Pengumpulan dan Preprocessing Data
Data yang digunakan bersifat sekunder, diperoleh dari Kenya Water Institute. Parameter kualitas air yang dianalisis mencakup:
Data diolah dengan metode normalisasi dan data splitting menjadi data latih dan data uji, dengan rasio 70:30.
2. Implementasi Algoritma Decision Tree
Penelitian ini menguji lima metode decision tree, antara lain:
3. Evaluasi Kinerja Model
Evaluasi dilakukan dengan metrik berikut:
Hasil dan Temuan Penting
Akurasi Model
Hasil menunjukkan bahwa model Random Forest memberikan performa terbaik dengan akurasi tertinggi, mengungguli model lain seperti J48 dan LMT.
Prediksi Potabilitas Air
Model mampu membedakan secara efektif air yang layak diminum dan tidak, berdasarkan parameter kritis seperti pH, tingkat kekeruhan (turbidity), dan kandungan nitrate.
Visualisasi Data
Grafik potabilitas menunjukkan batas aman dan tidak aman kualitas air, dengan pH antara 6.5 - 9.0 dan DO minimal 7 mg/l sebagai indikator utama air yang aman.
Studi Kasus: Aplikasi Praktis di Kenya dan Potensi Global
Dampak di Kenya
Penelitian ini mendukung program pemerintah Kenya dalam mengelola sumber daya air, khususnya di wilayah yang rawan kontaminasi. Model prediksi ini berfungsi sebagai potability checker yang membantu teknisi lapangan dalam menyaring data air tanpa harus menunggu hasil laboratorium.
Potensi Implementasi Global
Model serupa dapat diadopsi di negara berkembang lain seperti India, Indonesia, dan Afrika Selatan. Dengan memanfaatkan IoT dan sensor real-time, sistem ini dapat memberikan early warning system untuk mencegah krisis air minum.
Analisis Kritis dan Perbandingan Penelitian Sebelumnya
Keunggulan Penelitian
✅ Implementasi praktis: Mudah diterapkan dengan alat sederhana seperti WEKA.
✅ Akurasi tinggi: Random Forest membuktikan keunggulannya dalam dataset kompleks.
✅ Adaptif: Hoeffding Tree memungkinkan adaptasi dalam skenario data yang terus diperbarui.
Kelemahan dan Tantangan
❌ Dataset Terbatas: Data hanya berasal dari Kenya, sehingga perlu validasi di wilayah dengan karakteristik air berbeda.
❌ Kurangnya Integrasi IoT: Implementasi real-time berbasis sensor belum dilakukan.
❌ Fokus pada Paramater Fisik dan Kimia: Belum mempertimbangkan aspek biologis seperti E. coli dan patogen lainnya.
Komparasi dengan Penelitian Lain
Implikasi Praktis bagi Industri dan Pemerintahan
Rekomendasi Pengembangan di Masa Depan
✅ Integrasi IoT & Edge Computing
Membangun sistem real-time berbasis sensor dengan pengolahan di edge device untuk mempercepat prediksi kualitas air.
✅ Pemanfaatan Deep Learning
Model Convolutional Neural Network (CNN) atau Recurrent Neural Network (RNN) dapat menangani dataset besar dengan pola yang lebih kompleks.
✅ Pertimbangan Parameter Biologis dan Cuaca
Menambahkan data suhu, curah hujan, dan kontaminan biologis untuk prediksi yang lebih komprehensif.
✅ Aplikasi Mobile
Membuat aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk mengecek kualitas air lokal secara instan.
Kesimpulan: Masa Depan Monitoring Kualitas Air Ada di Machine Learning
Penelitian oleh Suma et al. (2023) memperlihatkan potensi luar biasa dari machine learning, khususnya decision tree dan random forest, dalam membantu prediksi kualitas air. Sistem ini memberikan solusi cepat, murah, dan akurat dibandingkan metode konvensional.
Namun, implementasi penuh membutuhkan dukungan teknologi sensor real-time, infrastruktur data, dan kolaborasi multi-sektor antara pemerintah, akademisi, dan industri. Jika dikembangkan lebih lanjut, model seperti ini dapat menjadi andalan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air global.
Referensi Utama