Ilmu Ekonomi

Kesetimbangan

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Juli 2022


Kesetimbangan (bahasa Inggrisequilibrium) dapat merujuk pada beberapa hal, antara lain

  • Kesetimbangan kimia, suatu keadaan sewaktu konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah terhadap waktu.
  • Kesetimbangan hidrostatik, suatu keadaan dalam suatu sistem sewaktu suatu kompresi karena gravitasi diimbangi oleh suatu gaya gradien tekanan.

Sumber Artikel : wikipedia

Selengkapnya
Kesetimbangan

Ilmu Ekonomi

Indeks Harga

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Juli 2022


Indeks harga (bahasa Inggrisprice index) adalah perbandingan harga rata-rata suatu barang dari waktu ke waktu, dengan melihat tahun yang dihitung dengan harga rata-rata tahun dasar. Tahun dasar yang dipilih adalah saat perekonomian sedang baik dan stabil, dan tahun dasar inilah yang menjadi patokan dalam melakukan penghitungan indeks harga suatu barang. Hal ini dirancang untuk membantu dalam membuat statistikperbandingan harga secara keseluruhan, terkait dengan periode waktu ataupun juga dengan letak geografis.

Jenis

Indeks harga produsen

Indeks harga produsen merupakan indeks harga yang mengukur tingkat perubahan harga produk yang dibeli dan dijual oleh produsen. Produk ini dapat berbentuk barang maupun jasa. Informasi yang diperoleh melalui indeks harga produsen diperoleh dari data keluaran dan data masukan. Data keluaran berupa tingkat perubahan harga produk yang dijual setelah tidak lagi dimiliki oleh produsen. Sedangkan data masukan berupa tingkat perubahan harga produk yang dibeli oleh produsen. Perbandingan antara data keluaran dan data masukan merupakan nilai dari indeks harga produsen.

Indeks harga konsumen

Indeks harga konsumen awalnya digunakan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat yang menjadi badan pemerintah dalam Kementerian Ketenagakerjaan Amerika Serikat. Pada periode 1982 hingga 1984, indeks harga konsumen digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan inflasi pada level lanjutan. Sebelum itu, indeks harga konsumen hanya digunakan untuk tingkat pertumbuhan inflasi dasar. Rumus analisis ekonomi digunakan untuk mengubah kondisi tingkat pertumbuhan inflasi pada indeks harga konsumen. Pemerintah Amerika Serikat menyusun indeks harga konsumen berdasarkan berbagai survei berulang. Objek survei ialah harga dari berbagai barang yang dibeli oleh konsumen. Hasil yang diperoleh dari indeks harga konsumen di Amerika Serikat kemudian dipublikasikan melalui siaran pers. Indeks harga konsumen kemudian dirilis tiap bulan sekali di Amerika Serikat. Pada perkembangan berikutnya, indeks harga konsumen mulai digunakan dalam skala mancanegara secara terbuka. Akses informasi indeks harga konsumen juga tersedia di berbagai situs web yang dapat diakses menggunakan internet. Skala yang digunakan adalah persentase dengan nilai maksimal 100%.

Perumusan

Indeks harga juga disebut dengan istilah tingkat harga. Dalam perumusannya, indeks harga mengacu pada tahun dasar penetapan harga. Skala yang digunakan ialah persentase dengan nilai dasar sebesar 100%. Indeks harga tahun yang lain diketahui dengan melakukan perbandingan tingkat harga pada tahun tersebut dengan harga pada tahun dasar. Setelahnya, nilai yang diperoleh dikalikan dengan nilai 100. Nilai yang diperoleh dari indeks harga merupakan rasio dari tahun sekarang dan tahun acuan dasar.

Kegunaan

Mengukur perubahan harga

Perubahan harga merupakan masalah ekonomi yang utama. Kebijakan moneter yang ditetapkan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi memerlukan pertimbangan atas perubahan harga produk yang beredar di dalam negeri. Pengamatan harga ini berlangsung dari waktu ke waktu. Pemerintahmelakukan penetapan indeks harga untuk mengatur biaya dan pengeluaran negara serta pengaturan pajak. Perubahan harga juga berlaku bagi rumah tangga dan infromasi harga umumnya diperlukan oleh masyarakat untuk kegiatan belanja. Indeks harga digunakan untuk meringkas informasi tentang harga produk dari waktu ke waktu. Indeks ini berlaku bagi berbagai jenis barang dan jasa. Pengukuran harga berpenting dalam menentukan belanjakonsumen yang menjadi pendapatan terbesar dari produk domestik bruto.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Indeks Harga

Ilmu Ekonomi

Produk Domestik Bruto

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Juli 2022


Produk domestik bruto (PDB) atau dalam bahasa Inggris gross domestic product (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional. Teknik ini paling sering digunakan.

Definisi

Produk Domestik Bruto diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.

PDB Nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil ←(atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan)→ mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.

PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:

PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor - impor)

Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.

Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi

PDB = sewa + upah + bunga + laba

Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.

Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktik menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.

Perbandingan antar-negara

PDB negara yang berbeda dapat dibandingkan dengan menukar nilainya dalam mata uang lokal menurut:

  • nilai tukar mata uang saat ini: PDB dihitung sesuai dengan nilai tukar yang sedang digunakan dalam pasar mata uang internasional, atau
  • nilai tukar keseimbangan kemampuan berbelanja: PDB dihitung sesuai keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP) setiap mata uang relatif kepada standar yang telah ditentukan (biasanya dolar AS).

Peringkat relatif negara-negara dapat berbeda jauh antara satu metode dengan metode lainnya.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Produk Domestik Bruto

Ilmu Ekonomi

Keluaran (Ekonomi)

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Juli 2022


Keluaran (output) dalam ilmu ekonomi adalah jumlah barang atau jasa yang diproduksi dalam periode waktu tertentu oleh masyarakat, perusahaan, atau pemerintah, baik untuk dikonsumsi langsung atau diolah kembali untuk produksi lebih lanjut. keluaran biasanya identik dengan pendapatan, walaupun sebenarnya dua hal itu berbeda secara definisi dalam teori ekonomi. Konsep keluaran nasional bagian terpenting dalam bidang ekonomi makro, sebagai pengukuran untuk menghitung kekayaan suatu negara.

Hubungan dengan pendapatan

Ketika jumlah keluaran tertentu diproduksi, hal tersebut menjadi identik dengan pendapatan karena keluaran menjadi pendapatan milik seseorang. Jadi keluaran memiliki identitas yang sama dengan pendapatan.

keluaran dapat dibagi menjadi beberapa komponen berdasarkan pihak yang terkait dalam transaksi ekonomi. Total konsumsi oleh anggota masyarakat (C) dikurangi barang impor (M), pengeluaran oleh pemerintah (G), barang produksi dalam suatu negeri yang dibeli oleh orang asing (X), akumulasi persediaan yang direncanakan (Ipi), akumulasi persediaan yang tidak direncanakan (Iupi) dihasilkan dari prediksi keliru oleh masyarakat, perusahaan, atau pemerintah, dan investasi tetap (If) pada faktor produksi.

Pendapatan juga dapat dibagi sesuai dengan penggunaan yang diletakkan - belanja konsumsi, pajak (T) yang dibayar, dan bagian pendapatan tidak dikenakan pajak atau menghabiskan tabungan (S)Karena keluaran identik dengan pendapatan, hal-hal di atas mengarah ke identitas berikut:

{\displaystyle C+I_{\text{pi}}+I_{\text{upi}}+I_{f}+G+X-M\equiv C+S+T,}

di mana tanda batang tiga (≡) menghasilkan suatu identitas. Identitas ini berbeda dari kondisi keseimbanganpasar barang, yang dipenuhi ketika investasi yang tidak direncanakan sama dengan nol:

{\displaystyle C+I_{\text{pi}}+I_{f}+G+X-M=C+S+T.}

Mengukur keluaran nasional

Produk domestik bruto (PDB) adalah ukuran paling sering digunakan dalam keluaran nasional. Tantangan utama dalam menggunakan metode ini adalah menghindari penghitungan produk yang sama lebih dari sekali. Secara logis, total keluaran harus sama dengan nilai semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara, tetapi bila menghitung secara tiap barang dan jasa, akan cenderung keliru dalam menghitung keluaran yang sama berulang-ulang atau perhitungan ganda pada berbagai tahap produksi.

Sebagai ilustrasi, penjahit membeli bahan gaun seharga 500 rupiah, lalu menjahit dan mengolah menjadi barang jadi pada gaun itu. Penjahit itu kemudian menjual gaun itu seharga 800 rupiah (biaya untuk menyelesaikan gaun itu adalah 150 rupiah). Dari transaksi ekonomi tersebut bisa diasumsikan bahwa penjahit menambahkan keluaran senilai 150 rupiah ke dalam gaun itu, asumsi lain yang berbeda juga melihat bahwa penjahit menghasilkan keluaran senilai 800 rupiah. Jadi nilai tambah sama dengan harga jual suatu barang atau jasa, dikurangi semua biaya non-tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksinya. Untuk menghindari masalah perhitungan ganda, harus berfokus sepenuhnya pada penjualan barang jadi.

Meskipun metode ini secara luas diakui akurat, metode perhitungan konsumsi barang jadi dikenal sebagai metode pengeluaran (expenditure) dan digunakan secara umum, dan merupakan metode standar perhitungan PDB di sebagian besar negara. Teori pengeluaran ini menggunakan asumsi bahwa semua pengeluaran untuk barang jadi ditambahkan, Formula perhitungan harus menghitung total produksi karena setiap barang yang diproduksi akhirnya diubah dalam berbagai bentuk.

Dalam metode perhitungan konsumsi barang jadi ini, ada suatu fakta bahwa konsumsi mencakup semua pengeluaran oleh rumah tangga, tetapi investasi bisnis tidak mencakup semua pengeluaran oleh perusahaan, karena akan menimbulkan penghitungan ganda besar-besaran karena banyak hal yang dibeli oleh perusahaan diproses dan dijual kembali ke konsumen. Akibatnya, investasi hanya mencakup pengeluaran untuk keluaran yang tidak diharapkan untuk digunakan dalam jangka pendek.

Output suatu negara (PDB) = C+I+G+X-M

Kondisi keluaran

Kondisi keluaran yang memaksimalkan keuntungan (P) bagi produsen secara efisien akan menyamakan biaya marginal (MC) relatif dari dua barang dengan harga jual relatif barang atau jasa lain, yaitu:

MC1/MC2 = P1/P2

Kesimpulan lain juga menjelaskan rasio biaya marginal sebagai kurva kemungkinan produksi pada suatu tingkat tertentu, membuat masyarakat dapat mengolah suatu barang menjadi barang lain.

Fluktuasi dalam keluaran

Dalam ekonomi makro, keluaran nasional selalu naik dan turun (berfluktuasi). Ada beberapa faktor yang menurut para ekonom membuat keluaran naik dan turun. Jika melihat dari metode pertumbuhan ekonomi, maka sebagian besar ekonom sepakat bahwa ada tiga sumber dasar untuk pertumbuhan ekonomi yaitu, peningkatan penggunaan tenaga kerja, peningkatan penggunaan modal, dan peningkatan efektivitas faktor produksi. Seperti halnya peningkatan dalam penggunaan atau keefektifan faktor produksi dapat menyebabkan keluaran naik, sebaliknya apapun yang menyebabkan tenaga kerja, modal atau efektivitas faktor produksi turun juga akan menyebabkan penurunan dalam keluaran atau setidaknya penurunan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Keluaran (Ekonomi)

Ilmu Ekonomi

Pengangguran

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Juli 2022


Pengangguran atau tunakarya (bahasa Inggrisunemployment) adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Umumnya pengangguran disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada serta mampu menyerapnya. Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pencarian kerja adalah proses mencocokkan pekerja dengan pekerjaan yang sesuai.

Statistik pengangguran

Tingkat pengangguran adalah persentase mereka yang ingin bekerja, namun tidak memiliki pekerjaan. Tingkat pengangguran diperoleh melalui survei terhadap ribuan rumah tangga. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya produk nasional bruto (PNB, GNP) dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja. Pada perekonomian yang maju, sebagian besar orang yang menjadi pengangguran memperoleh pekerjaan dalam waktu singkat. Meskipun demikian, sebagian besar pengangguran yang diamati dalam periode tertentu dapat disebabkan oleh sekelompok orang yang tidak bekerja untuk waktu yang lama.

Jenis pengangguran

Pengangguran dibedakan menjadi dua macam yaitu berdasarkan sumber dan penyebabnya dan berdasarkan cirinya. Berdasarkan sumber dan penyebabnya, pengangguran dapat dibedakan menjadi:

  1. Pengangguran normal/friksional
  2. Pengangguran siklikal
  3. Pengangguran struktural
  4. Pengangguran teknologi

Sedangkan menurut cirinya, pengangguran dapat dibedakan menjadi:

Pengangguran terbuka

Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerjaakibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan.

Menurut BPS, pengangguran terbuka terdiri atas:

  1. Penduduk yang sedang mencari pekerjaan
  2. Penduduk yang sedang mempersiapkan usaha
  3. Penduduk yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan
  4. Penduduk yang sudah punya pekerjaan

Pengangguran tersembunyi

Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi karena penambahan pada tenaga kerja yang dilakukan tidak menghasilkan penambahan yang berarti pada tingkat produksi.

Pengangguran musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya pergantian musim biasanya terjadi pada sektor perikanan dan pertanian.

Setengah menganggur

Setengah menganggur terjadi akibat migrasi dari desa ke kota sangat pesat sehingga tidak semua orang memperoleh pekerjaan dengan mudah, sebagian menjadi penganggur sepenuh waktu, ada pula yang tidak menganggur tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu.

Penyebab dan dampak pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Selain itu kurangnya informasi dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari informasi tentang perusahaan yang kekurangan tenaga kerja dan kurangnya keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja serta kurangnya perhatian pemerintah terhadap peningkatan softskiil pencari kerja menjadi penyebab tingginya angka pengangguran di Indonesia.

Tingginya angka pengangguran berdampak buruk bagi perekonomian, seperti rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, rendahnya produktivitas dan pendapatan masyarakat. Apabila hal-hal tersebut dibiarkan maka pengangguran dapat menjadi masalah sosial, seperti timbulnya kemiskinan, tingginya angka kejahatan,dan masalah sosial lainnya.

Kebijakan-kebijakan pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut:

Cara mengatasi pengangguran struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah:

  • Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
  • Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
  • Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
  • Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara mengatasi pengangguran friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:

  • Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
  • Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
  • Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
  • Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
  • Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatanjalan rayaPLTUPLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara mengatasi pengangguran musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut:

  • Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
  • Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

Cara mengatasi pengangguran siklis

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:

  • Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
  • Meningkatkan daya beli masyarakat.

 

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Pengangguran

Ilmu Ekonomi

Kebijakan Moneter

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta pada 26 Juli 2022


Kebijakan moneter adalah sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral dalam bentuk pengaturan  persediaan uang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari kebijakan moneter adalah mencegah terjadinya peningkatan uang beredar secara berlebihan atau sangat kurang. Pihak yang dapat memberikan kebijakan moneter ialah pemerintah suatu negara atau otoritas moneter. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjamanmargin requirementkapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.

Pada dasarnya kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Jenis-jenis kebijakan moneter

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

  • Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)

  • Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain:

  • Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

  • Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

  • Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

  • Imbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Tujuan kebijakan moneter

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah.

Instrumen kebijakan moneter

Kebijakan moneter dapat menggunakan instrumen baik langsung maupun tidak langsung. Instrumen langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang dapat secara langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral. Dua hal utama yang dikendalikan adalah suku bungadan kuantitas simpanan dan kredit yang ada pada sistem perbankan atau institusi keuangan selain bank. Pengendalian langsung ini dapat dilakukan melalui kebijakan langsung yang dikeluarkan oleh bank sentral atau dengan mempengaruhi neraca bank-bank komersial. Pengendalian ini disebut langsung karena terdapat hubungan secara langsung antara instrumen dan sasaran operasional. Misalnya, penetapan pagu kredit dapat langsung mempengaruhi jumlah kredit domestik yang dapat disalurkan oleh perbankan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah uang.

Sedangkan instrumen tidak langsung merupakan usaha untuk mengendalikan besaran moneter dengan cara mempengaruhi neraca bank sentral. Cara ini disebut tidak langsung karena bank sentral mencapai sasaran kebijakan dengan mempengaruhi kondisi pasar uang melalui salah satu fungsinya sebagai badan yang mempunyai wewenang untuk mengedarkan uang dengan mempengaruhi kondisi yang mendasari permintaan dan penawaran uang contoh kebijakan ini seperti penerapan cadangan wajib minimum.Apabila cadangan wajib minimum ini dinaikkan maka kemampuan bank memberikan pinjaman menurun dan kemudian akan mendorong kenaikan suku bunga pinjaman. Tingginya suku bunga pinjaman akan berpengaruh pada jumlah kredit yang dapat disalurkan, yang pada akhirnya berpengaruh pada jumlah uang beredar.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Kebijakan Moneter
« First Previous page 3 of 4 Next Last »