Digital Twin & BIM dalam Manajemen Fasilitas
Dipublikasikan oleh Anjas Mifta Huda pada 25 Agustus 2025
Digitalisasi sektor konstruksi dalam satu dekade terakhir sudah berkembang pesat, tapi ada satu topik yang terus jadi perhatian besar: bagaimana bangunan bisa dikelola secara pintar sepanjang siklus hidupnya. Paper karya Toufa Kinani (2023) dengan judul Characterizing BIM-enabled Digital Twins for Building Facilities Management hadir sebagai salah satu karya yang mencoba menjawab tantangan tersebut. Fokus utama dari penelitian ini adalah memetakan hubungan antara Building Information Modeling (BIM) dengan Digital Twin (DT) dan bagaimana keduanya bisa dipakai untuk mendukung Facilities Management (FM) atau manajemen fasilitas bangunan.
Sebelum masuk lebih jauh, perlu dipahami dulu istilah-istilah kunci yang muncul dalam paper ini. Building Information Modeling (BIM) adalah representasi digital dari bangunan yang menyimpan semua informasi terkait geometri, material, dan spesifikasi teknis. BIM bukan sekadar gambar 3D, melainkan sebuah basis data kaya informasi yang bisa dipakai oleh arsitek, kontraktor, hingga manajer fasilitas. Sementara itu, Digital Twin (DT) adalah “kembaran digital” dari objek fisik di dunia nyata, yang terhubung secara real-time melalui sensor, IoT (Internet of Things), dan sistem analitik. Dengan Digital Twin, kondisi nyata bangunan bisa dipantau, diprediksi, bahkan dioptimalkan melalui representasi digitalnya. Sedangkan Facilities Management (FM) merujuk pada serangkaian aktivitas operasional dan pemeliharaan (Operation & Maintenance) yang bertujuan menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik, efisien, aman, dan sesuai tujuan penggunaannya.
Paper Kinani menekankan bahwa integrasi BIM dan Digital Twin adalah salah satu cara paling menjanjikan untuk membawa manajemen fasilitas ke level baru. Tujuan besarnya adalah menciptakan bangunan yang lebih efisien, hemat energi, ramah lingkungan, dan memiliki umur teknis yang lebih panjang.
Tujuan dan Riset yang Dilakukan
Kinani (2023) berangkat dari fakta bahwa banyak penelitian sebelumnya hanya berhenti pada tahap konseptual atau terbatas di fase desain dan konstruksi. Padahal, biaya terbesar dalam siklus hidup bangunan justru ada di fase penggunaan, pemeliharaan, dan pengelolaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk:
Metodologi yang digunakan adalah structured literature review, yaitu tinjauan literatur yang sistematis dengan proses penyaringan, klasifikasi, dan analisis. Kinani mengumpulkan ratusan publikasi terkait Digital Twin dan BIM, kemudian menyaringnya menjadi 50 studi utama yang relevan. Dari situ, dia melakukan pemetaan karakterisasi, aplikasi, hingga tantangan implementasi.
Hasil Utama: Karakterisasi dan Implementasi Digital Twin
Dari hasil tinjauan literatur, Kinani menemukan bahwa implementasi Digital Twin dalam facilities management masih berada di tahap awal (nascent stage). Artinya, banyak konsep sudah dikembangkan, namun penerapan nyata di lapangan masih terbatas.
Beberapa temuan penting:
Analisis Aplikatif: Relevansi untuk Dunia Nyata
Kalau ditarik ke dunia industri, temuan ini punya implikasi praktis yang besar.
Kritik dan Keterbatasan
Resensi ini juga perlu menyampaikan beberapa catatan kritis terhadap paper Kinani:
Namun, meskipun ada keterbatasan, kontribusi utama paper ini adalah memberi kerangka berpikir jelas tentang bagaimana BIM bisa dikembangkan menjadi Digital Twin yang fungsional.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, paper Kinani (2023) memberikan kontribusi penting dalam menjelaskan hubungan antara BIM dan Digital Twin untuk manajemen fasilitas bangunan. Ia menunjukkan bahwa meskipun penerapan nyata masih terbatas, potensinya sangat besar, terutama untuk efisiensi energi, pengelolaan aset, dan peningkatan keselamatan.
Relevansinya terhadap industri nyata tidak bisa dipandang remeh: di era Industri 4.0, ketika data real-time sudah jadi keharusan, adopsi Digital Twin akan menjadi standar baru dalam pengelolaan bangunan. Tantangan terbesar ada pada standardisasi, interoperabilitas, dan kesiapan biaya. Tetapi arah ke depan jelas: bangunan masa depan harus bisa “hidup” dalam bentuk digital untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi sepanjang siklus hidupnya.
Referensi
Kinani, T. T. (2023). Characterizing BIM-enabled Digital Twins for Building Facilities Management. Thesis, Virginia Polytechnic Institute and State University. DOI: 10.22260/ISARC2023/0023