Biofarmasi
Dipublikasikan oleh Muhammad Reynaldo Saputra pada 05 Agustus 2025
Pendahuluan: Menyoal Efektivitas dan Etika dalam Riset Klinis
Uji klinis acap kali dianggap sebagai standar emas dalam menilai efektivitas intervensi kesehatan. Namun, kualitas metodologis belum tentu menjamin keberhasilan operasional. Lewat disertasinya, Klatte mengangkat problematika mendasar: tingginya angka penghentian dini uji klinis karena kegagalan manajemen, serta minimnya transparansi hasil penelitian. Isu ini bukan hanya merugikan dari segi ilmiah dan ekonomi, tetapi juga etika, mengingat relawan studi terekspos risiko tanpa kontribusi bermakna terhadap ilmu pengetahuan.
Klatte tidak sekadar mengulangi kritik yang dilontarkan oleh seri “Increasing Value, Reducing Waste” dari The Lancet (2014), melainkan mengembangkan pendekatan konkret berbasis bukti untuk memperbaiki praktik monitoring, manajemen, dan pelaporan uji klinis inisiatif akademik di Swiss.
Kerangka Teoritis dan Konseptual: Monitoring sebagai Integrasi Manajemen Risiko
Paradigma Monitoring yang Bergeser
Salah satu kontribusi teoretis utama dari penelitian ini adalah pergeseran pandangan terhadap monitoring — dari sekadar mekanisme pengawasan menjadi bagian integral dari manajemen risiko studi. Dalam paradigma konvensional, monitoring mengandalkan kunjungan lapangan intensif dengan verifikasi data sumber 100%, yang terbukti memboroskan biaya tanpa menjamin kualitas data yang lebih baik.
Melalui tinjauan sistematis (yang menjadi Manuskrip I), Klatte menyajikan lima perbandingan strategi monitoring:
Monitoring berbasis risiko vs. monitoring on-site ekstensif
Monitoring sentral dengan kunjungan on-site terpicu vs. kunjungan reguler
Monitoring sentral dan lokal dengan atau tanpa kunjungan on-site tahunan
Verifikasi data sumber tradisional vs. pendekatan terarah/remote
Kunjungan inisiasi sistematis vs. berdasarkan permintaan
Hasilnya konsisten: strategi berbasis risiko dan sentralisasi monitoring tidak inferior dalam mendeteksi temuan penting, tetapi jauh lebih efisien dari sisi sumber daya.
Interpretasi Konseptual: Mengutamakan Signifikansi dibanding Intensitas
Temuan ini menyiratkan bahwa efektivitas monitoring tidak ditentukan oleh intensitas, melainkan oleh relevansi terhadap risiko aktual dari tiap studi. Dalam logika ini, pendekatan “one-size-fits-all” tidak lagi memadai. Monitoring yang terlalu menyeluruh justru berisiko mengalihkan perhatian dari area kritis yang sesungguhnya membutuhkan pengawasan.
Desain Solusi: Pendekatan Risk-Tailored dan Dashboard Dinamis
Struktur Inovasi: Evaluasi Risiko sebagai Titik Awal
Dalam Manuskrip II, Klatte merancang dan mengimplementasikan pendekatan risk-tailored yang mencakup:
Penilaian risiko studi-spesifik sebelum studi dimulai
Pengembangan jalur kerja berbasis data untuk menangani risiko
Visualisasi status risiko melalui study dashboard interaktif
Pendekatan ini tidak hanya mencerminkan prinsip manajemen risiko modern, tetapi juga membawa transparansi internal ke dalam pelaksanaan studi. Risiko-risiko seperti data quality, recruitment, dan safety management dipantau secara real-time, memungkinkan investigator dan manajer studi melakukan intervensi proaktif.
Refleksi Teoritis: Kesiapan Adaptif dalam Sistem Kompleks
Implikasi teoretis dari pendekatan ini adalah pengakuan bahwa uji klinis merupakan sistem kompleks yang membutuhkan fleksibilitas adaptif. Monitoring bukanlah sekadar prosedur statis, tetapi mekanisme responsif terhadap dinamika studi yang terus berubah.
Kritik Terhadap Metodologi dan Kerangka Logis
Kekuatan: Validitas Intern Tinggi dan Multi-perspektif
Disertasi ini menggabungkan tinjauan sistematis, pengembangan intervensi, dan studi longitudinal meta-riset. Strategi ini menciptakan sinergi antara bukti empiris dan aplikasi praktis. Selain itu, keterlibatan pemangku kepentingan lokal dan internasional memperkuat validitas eksternal dari solusi yang dikembangkan.
Kelemahan: Skala Terbatas dan Ketergantungan Kontekstual
Namun, beberapa kelemahan mencolok:
Generalisasi terbatas – Dashboard dan pendekatan risk-tailored diuji secara terbatas di institusi tertentu di Basel. Belum jelas sejauh mana pendekatan ini dapat direplikasi dalam sistem kesehatan lain dengan struktur dan sumber daya berbeda.
Evaluasi kuantitatif dashboard – Sementara dashboard diuji secara user-based, tidak ada uji eksperimental atau kuasi-eksperimental untuk mengukur dampaknya secara kuantitatif terhadap kinerja studi (misalnya, peningkatan rekrutmen atau pengurangan kesalahan data).
Keterbatasan bukti efektivitas jangka panjang – Karena intervensi masih relatif baru, tidak tersedia data longitudinal jangka panjang terkait efisiensi biaya dan hasil studi.
Transparansi Studi: Studi Longitudinal Meta-Riset Swiss
Temuan Empiris
Dalam Manuskrip III, Klatte menyajikan studi longitudinal terhadap semua studi intervensi yang disetujui oleh Komite Etik Northwestern dan Central Switzerland (EKNZ) antara 2016–2020. Temuan utamanya meliputi:
Peningkatan registrasi prospektif: dari ~60% menjadi >80% dalam lima tahun terakhir
Faktor pendorong registrasi: uji risiko tinggi, multicenter, dan studi dengan dukungan CTU
Kesenjangan utama: hanya sebagian kecil yang memublikasikan hasil di registri, dan kebutuhan dukungan administratif tetap tinggi
Interpretasi Reflektif
Data ini mengungkap paradoks mendalam: meskipun kesadaran akan registrasi meningkat, publikasi hasil (terutama di registri publik) masih rendah. Ini mengarah pada “publication silence”, di mana hasil negatif atau studi yang dihentikan dini menghilang dari radar ilmiah.
Ini menjadi cerminan tantangan epistemologis: validitas ilmiah bergantung pada keterbukaan sistematis, bukan hanya terhadap data positif, tetapi juga terhadap kegagalan dan ketidakpastian.
Kontribusi Ilmiah Utama
Berikut kontribusi utama dari karya ini dalam lanskap penelitian klinis:
1. Reorientasi Monitoring sebagai Alat Manajemen Risiko
Klatte mengangkat monitoring dari posisi pelengkap administratif menjadi instrumen strategis manajemen studi.
2. Inovasi Dashboard untuk Visualisasi Risiko
Dashboard yang dikembangkan adalah langkah awal menuju otomatisasi dan real-time governance dalam penelitian klinis.
3. Eksplorasi Kontekstual Hambatan Transparansi
Studi longitudinal terhadap pendaftaran dan publikasi studi memperluas pemahaman tentang faktor sistemik yang memengaruhi perilaku akademisi.
Implikasi dan Potensi Masa Depan
Menuju Sistem Klinis Akademik yang Berkelanjutan
Penelitian ini memberikan dasar empiris dan konseptual bagi reformasi manajemen studi klinis, khususnya di sektor akademik yang kerap kekurangan dana dan dukungan struktural. Pendekatan yang dikembangkan Klatte dapat:
Meningkatkan efisiensi biaya tanpa mengorbankan integritas data
Mendorong keterbukaan dan akuntabilitas ilmiah
Memfasilitasi intervensi dini dalam studi berisiko gagal
Rekomendasi untuk Aksi Ke Depan
Institusionalisasi dashboard sebagai bagian dari standard operating procedures (SOP) di lembaga penelitian
Skalabilitas pendekatan risk-tailored melalui platform digital dan pelatihan daring
Regulasi lebih ketat dan insentif publikasi hasil melalui mekanisme pengawasan dari komite etik
Kesimpulan: Menuju Praktik Penelitian Klinis yang Lebih Etis dan Efisien
Karya disertasi Katharina Klatte mengisi celah krusial dalam diskursus metodologi riset klinis. Dengan menggabungkan pendekatan berbasis bukti, refleksi normatif, dan inovasi praktis, ia menunjukkan bahwa riset berkualitas tinggi bukan sekadar soal desain studi, tetapi juga soal tata kelola. Di era pasca-pandemi, di mana kecepatan dan akurasi riset medis makin penting, pendekatan yang ditawarkan Klatte menjadi panduan menuju sistem riset klinis yang tidak hanya efisien dan berdaya guna, tetapi juga bertanggung jawab secara etis dan sosial.
📄 Link resmi paper (DOI/jurnal):
https://doi.org/10.5451/unibas-ep89658
Biofarmasi
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 28 Mei 2025
Mengapa Lead Time Internal Menjadi Isu Strategis?
Dalam dunia manufaktur modern, terutama di industri farmasi yang sangat teregulasi dan sensitif terhadap waktu serta kualitas, efektivitas rantai pasok internal sangat berpengaruh pada daya saing dan profitabilitas. Salah satu tolok ukur utama adalah internal lead time (ILT), yaitu waktu dari awal hingga akhir proses produksi di dalam fasilitas. Studi dari Sander van den Heuvel ini secara mendalam membedah bagaimana pendekatan simulasi digital (digital twin) dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan ILT melalui redesign proses yang cermat dan berbasis data.
Fokus Penelitian dan Konteks Industri
Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan farmasi yang menggunakan sistem produksi alur kerja berurutan (flow lane). Namun, sistem ini menunjukkan gejala keusangan: pemrosesan tidak konsisten, penumpukan WIP (Work-in-Progress), dan waktu tunggu tinggi. Fokus penelitian diarahkan pada tiga stasiun utama: blistering, sachetting, dan cartoning – dengan perhatian khusus pada sachetting, yang menjadi titik lemah utama dalam rantai nilai internal.
Strategi Solusi: Digital Twin & Evaluasi Simulasi
Pendekatan Digital Twin
Salah satu kekuatan utama studi ini adalah pembangunan digital twin, yaitu model simulasi yang meniru sistem nyata berdasarkan data historis. Dengan tingkat presisi tinggi, model ini memungkinkan peneliti untuk menguji berbagai alternatif tanpa mengganggu operasi nyata.
Penyebab Utama ILT Tinggi
Hasil awal menunjukkan bahwa waktu tunggu (wait time) menyumbang 90% dari ILT, bukan waktu proses aktual. Hal ini mengindikasikan bahwa efisiensi bukan semata soal kecepatan mesin, tapi juga pengaturan arus kerja dan penjadwalan yang cermat.
Rangkaian Alternatif Solusi dan Hasilnya
1. Parallelisasi dan Relaksasi Flow Lane
Mengubah pendekatan rigid flow lane menjadi sistem operasi paralel untuk lini SA1, SA2, dan SA3 terbukti menurunkan ILT sebesar 11,9%. WIP sebelum sachetting turun 26,6% dan total waktu tunggu menurun 13,1%. Ini menunjukkan bahwa pendekatan fleksibel bisa lebih efisien dibanding struktur sekuensial klasik.
2. Rekonstruksi Lini Sachetting
Tiga skenario diuji:
Dari sisi keuangan, skenario ketiga paling menjanjikan karena meningkatkan efisiensi sekaligus menekan beban tenaga kerja secara struktural.
Studi Kasus: Optimalisasi Buffer Space
Salah satu penyebab kemacetan produksi adalah buffer yang tidak teratur antara sachetting dan cartoning. Dengan membatasi ruang buffer menjadi 31% dan 67% dari ukuran semula, hasil simulasi menunjukkan:
Namun, ini juga memunculkan tantangan: risiko starving (lini kehabisan bahan baku) jika kedatangan tidak seimbang dengan kapasitas. Maka, rekomendasinya adalah kontrol aktif terhadap buffer, bukan hanya pengurangan pasif.
Dampak Implementasi & Langkah Nyata
Yang menarik, sebagian dari alternatif telah diimplementasikan secara nyata, seperti parallelisasi SA1–SA3. Hasil awal di lapangan menunjukkan peningkatan kecepatan dan pengurangan WIP secara kasat mata. Meskipun belum tersedia data kuantitatif pasca-implementasi, pihak manajemen menunjukkan komitmen kuat untuk melanjutkan reformasi berbasis temuan studi ini.
Opini & Nilai Tambah: Apakah Pendekatan Ini Relevan di Industri Lain?
Studi ini memberi pelajaran penting bahwa rigiditas struktural seringkali menjadi hambatan utama dalam produksi modern. Konsep lean manufacturing kerap disalahpahami sebagai sistem yang harus berjalan dalam garis lurus dan terstruktur secara kaku. Padahal, fleksibilitas terkontrol dan berbasis data – seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini – bisa menghasilkan manfaat yang lebih besar.
Di industri makanan, elektronik, bahkan logistik, pendekatan digital twin dan evaluasi skenario seperti ini bisa sangat relevan. Khususnya pada lini produksi multivarian atau multiproduk, di mana variasi produk menuntut fleksibilitas dan kapasitas adaptif.
Catatan Kritis
Meski sangat komprehensif, studi ini menyisakan ruang pengembangan, seperti:
Rekomendasi Strategis
Penutup
Penelitian ini membuktikan bahwa efisiensi tidak hanya datang dari kecepatan mesin, tetapi dari pemahaman mendalam tentang alur kerja dan perilaku sistem secara keseluruhan. Dengan simulasi sebagai alat, dan data sebagai kompas, organisasi dapat merancang sistem produksi yang bukan hanya efisien, tapi juga adaptif dan berkelanjutan. Resensi ini merekomendasikan pendekatan serupa bagi perusahaan yang ingin melakukan transformasi operasional dengan cara yang cerdas dan terukur.
Sumber Artikel:
Sander van den Heuvel. (2022). Reducing Internal Lead Time in a Pharmaceutical Production System by Redesigning the Production Process. Eindhoven University of Technology.
Tersedia di: https://research.tue.nl/en/studentTheses/reducing-internal-lead-time-in-a-pharmaceutical-production-system