Accelerated Life Testing

Menganalisis Umur LED dengan Accelerated Life Testing (ALT): Metode Prediktif dan Evaluasi Kegagalan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 09 April 2025


Pendahuluan

Light Emitting Diodes (LED) telah menjadi standar dalam industri pencahayaan berkat efisiensinya. Namun, menentukan umur produk LED secara akurat masih menjadi tantangan. Penelitian ini meninjau metode Accelerated Life Testing (ALT) dalam memprediksi umur LED berdasarkan mekanisme kegagalan dan parameter yang mempercepat degradasi.

Mengapa ALT Penting untuk Produk LED?

Dalam industri pencahayaan, ketahanan dan umur LED sangat menentukan biaya pemeliharaan dan keandalan produk. ALT memungkinkan produsen untuk:

  • Mengidentifikasi mekanisme kegagalan lebih awal.
  • Memprediksi umur produk tanpa pengujian jangka panjang.
  • Meningkatkan efisiensi biaya pengujian dan produksi.

Hasil penelitian ini memberikan metode optimal untuk memperkirakan umur LED dengan mempertimbangkan faktor lingkungan dan pola penggunaan.

Metodologi: Model Uji dan Parameter Kegagalan LED

ALT diterapkan dengan pendekatan Highly Accelerated Life Test (HALT) dan Highly Accelerated Decay Testing (HADT) untuk mempercepat kegagalan yang terjadi dalam kondisi nyata. Beberapa parameter yang diuji meliputi:

  • Temperatur operasi dan lingkungan.
  • Siklus nyala-mati dan pola penggunaan LED.
  • Faktor kelembaban dan tekanan termal.

Studi ini menunjukkan bahwa kenaikan temperatur operasi sebesar 10°C dapat mempercepat degradasi LED hingga 50% lebih cepat dibandingkan kondisi normal.

Studi Kasus: Analisis Masa Pakai LED dalam Berbagai Kondisi

Beberapa studi kasus diterapkan untuk melihat kegagalan sistem LED dalam berbagai kondisi:

  1. Laboratorium CPUC
    • LED diuji dalam siklus 2 menit menyala – 2 menit mati untuk melihat efek panas yang lebih ekstrem.
    • Hasil menunjukkan bahwa LED yang mengalami fluktuasi suhu tinggi mengalami degradasi lumen lebih cepat dibandingkan LED yang menyala terus menerus.
  2. European Commission 3600-Hour Lifetime Test
    • Uji daya tahan LED selama 3600 jam dalam kondisi berbeda.
    • Hasil menunjukkan bahwa kelembaban tinggi mempercepat kegagalan LED driver hingga 30% lebih cepat.
  3. Hammer Test
    • Menggunakan perubahan tegangan dan suhu ekstrem untuk memprediksi kegagalan LED lebih cepat.
    • LED dengan sistem pendingin yang buruk mengalami penurunan output lumen hingga 20% lebih cepat dibandingkan desain yang lebih baik.

Hasil dan Implikasi

Keunggulan ALT dalam pengujian umur LED:
✔ Memungkinkan prediksi masa pakai lebih akurat.
✔ Dapat mengurangi biaya pengujian jangka panjang.
✔ Memberikan wawasan mendalam tentang kegagalan sistem LED.

Tantangan dalam Implementasi:
✖ Memerlukan model statistik dan data eksperimen yang akurat.
✖ Harus mempertimbangkan variabel lingkungan yang kompleks.
✖ Tidak semua kegagalan di laboratorium merepresentasikan kondisi dunia nyata.

Kesimpulan: ALT sebagai Solusi Prediktif untuk Umur LED

Penelitian ini menegaskan bahwa Accelerated Life Testing (ALT) merupakan pendekatan terbaik untuk mengevaluasi umur LED secara cepat dan akurat. Dengan menerapkan metode Highly Accelerated Life Test (HALT) dan Highly Accelerated Decay Testing (HADT), produsen dapat menghemat biaya dan meningkatkan keandalan produk.

ALT memberikan keunggulan signifikan dalam memahami mekanisme kegagalan dan memungkinkan optimasi desain yang lebih baik. Oleh karena itu, pendekatan ini sangat disarankan bagi industri yang ingin meningkatkan daya tahan dan efisiensi produk LED mereka.

Sumber : Narendran, N., Freyssinier, J. P., Perera, I., & Taylor, J. (2021). Literature Summary of Lifetime Testing of Light Emitting Diodes and LED Products. Lighting Research Center, Rensselaer Polytechnic Institute.

Selengkapnya
Menganalisis Umur LED dengan Accelerated Life Testing (ALT): Metode Prediktif dan Evaluasi Kegagalan

Accelerated Life Testing

Desain dan Analisis Accelerated Life Testing (ALT) untuk Efisiensi Garansi Produk: Model Statistik dan Simulasi

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 09 April 2025


Pendahuluan

Accelerated Life Testing (ALT) adalah metode pengujian keandalan produk yang mempercepat estimasi masa pakai dengan menempatkan unit dalam kondisi stres tinggi. Studi ini menyoroti bagaimana ALT digunakan untuk memperkirakan biaya garansi dan kebijakan penggantian produk menggunakan distribusi eksponensial generalisasi serta metode estimasi likelihood maksimum.

Pentingnya ALT dalam Kebijakan Garansi

ALT memainkan peran krusial dalam strategi garansi dengan membantu produsen untuk:

  • Mengestimasi total biaya penggantian produk dalam periode garansi.
  • Menentukan kebijakan penggantian optimal, seperti Age Replacement Policy.
  • Menghitung tingkat kegagalan produk sebelum diluncurkan ke pasar.

Studi ini menyoroti aplikasi ALT dalam garansi potongan harga (rebate warranty), yang umum digunakan dalam industri baterai dan ban, serta membandingkannya dengan garansi bebas kegagalan pada produk elektronik dan peralatan rumah tangga.

Metodologi: Model Statistik untuk ALT

Studi ini menggunakan distribusi eksponensial generalisasi untuk menganalisis masa pakai produk di bawah stres konstan. Parameter utama yang dipertimbangkan meliputi:

  • Tingkat stres (Vj) dengan berbagai level pengujian.
  • Distribusi waktu kegagalan berdasarkan pendekatan Weibull dan Rayleigh.
  • Kebijakan penggantian berdasarkan umur (Age Replacement Policy).

Metode estimasi likelihood maksimum (MLE) digunakan untuk memprediksi masa pakai dan biaya total produk. Data diuji menggunakan pendekatan censoring Type-I, di mana pengujian dihentikan setelah sejumlah unit mengalami kegagalan.

Studi Kasus: Perhitungan Biaya Garansi dan Umur Produk

Dalam studi ini, ALT diterapkan pada unit non-perbaikan, di mana produk diuji hingga kegagalan terjadi atau mencapai usia tertentu. Simulasi dilakukan untuk berbagai skenario dengan parameter berikut:

  • Biaya penggantian unit (Cp) = 1000
  • Biaya downtime akibat kegagalan (Cd) = 50
  • Periode garansi (w) = 5 hingga 10 tahun
  • Variasi parameter α dan β dalam distribusi eksponensial

Hasil utama menunjukkan bahwa:

  • Biaya total meningkat seiring bertambahnya periode garansi, tetapi tidak memengaruhi siklus hidup produk.
  • Produk dengan tingkat kegagalan lebih tinggi memerlukan penggantian lebih sering, meningkatkan biaya garansi.
  • Tingkat keandalan produk menurun seiring bertambahnya waktu penggunaan, sebagaimana ditunjukkan oleh estimasi fungsi reliabilitas.

Hasil dan Implikasi

Keunggulan ALT dalam kebijakan garansi:
✔ Mempercepat estimasi keandalan produk tanpa harus menunggu bertahun-tahun.
✔ Memungkinkan produsen mengoptimalkan strategi garansi untuk menekan biaya.
✔ Memberikan perkiraan biaya lebih akurat dibandingkan metode konvensional.

Tantangan dalam Implementasi:
✖ Memerlukan pemodelan statistik yang kompleks.
✖ Harus memastikan bahwa stres yang diberikan tidak menciptakan mode kegagalan baru.
✖ Bergantung pada kualitas data dan keakuratan model distribusi yang digunakan.

Kesimpulan: ALT sebagai Solusi Efektif dalam Kebijakan Garansi

Penelitian ini menunjukkan bahwa Accelerated Life Testing (ALT) merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk memperkirakan umur produk dan biaya garansi. Dengan menggunakan model distribusi eksponensial generalisasi dan metode likelihood maksimum, produsen dapat merancang kebijakan penggantian yang lebih efisien.

Penerapan ALT dalam garansi potongan harga (rebate warranty) dan Age Replacement Policy memungkinkan perusahaan menghemat biaya sambil tetap memberikan layanan optimal kepada pelanggan. Studi ini memberikan wawasan penting bagi produsen yang ingin meningkatkan efisiensi pengujian keandalan produk mereka.

Sumber Artikel : Lone, S. A., & Ahmed, A. (2020). Design and Analysis of Accelerated Life Testing and its Application Under Rebate Warranty. Indian Statistical Institute.

Selengkapnya
Desain dan Analisis Accelerated Life Testing (ALT) untuk Efisiensi Garansi Produk: Model Statistik dan Simulasi

Accelerated Life Testing

Strategi Pengujian Accelerated Life Testing (ALT) dalam Pengembangan Produk: Studi Kasus dan Penerapan Model Kinetika Termal

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 09 April 2025


Pendahuluan

Accelerated Life Testing (ALT) adalah metode pengujian yang digunakan untuk mempercepat estimasi masa pakai produk dengan meningkatkan faktor stres. Dalam penelitian ini, ALT digunakan untuk mempercepat pengujian degradasi makanan beku dengan menggunakan model kinetika termal.

Pentingnya ALT dalam Pengembangan Produk

Dalam industri makanan beku, kualitas dan masa simpan produk sangat krusial. Menggunakan ALT memungkinkan produsen untuk:

  • Mengidentifikasi mekanisme degradasi lebih awal.
  • Mengurangi waktu pengujian dibandingkan metode konvensional.
  • Menghemat biaya produksi dengan meminimalkan iterasi desain produk.

Studi ini menunjukkan bahwa ALT dapat diterapkan secara luas dalam industri pangan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi pengujian.

Metodologi: Simulasi Komputasi dan Model Kinetika Termal

ALT dilakukan menggunakan pendekatan Weibull Distribution dan Tukey’s Quick-Compact Two-Sample Test untuk membandingkan keandalan berbagai desain produk. Model kinetika termal diterapkan untuk menganalisis degradasi produk beku, dengan mempertimbangkan:

  • Suhu penyimpanan
  • Perubahan kualitas dari waktu ke waktu
  • Faktor eksternal yang mempengaruhi stabilitas produk

Hasil menunjukkan bahwa metode ini memberikan estimasi masa pakai yang lebih akurat dibandingkan pengujian konvensional.

Studi Kasus: Pengujian pada Komponen dan Sistem

ALT tidak hanya diterapkan pada makanan beku tetapi juga pada komponen mesin dan peralatan rumah tangga. Dalam penelitian ini, contoh studi kasus yang digunakan adalah komponen bearing dalam sistem mekanik.

  • Pada fase awal pengujian, kerusakan utama terjadi pada bantalan.
  • Setelah tiga iterasi desain, keandalan meningkat dari 41% menjadi 99,77% berdasarkan Weibull Analysis.
  • Implementasi Highly Accelerated Life Test (HALT) digunakan untuk mengidentifikasi titik lemah desain lebih cepat.

Hasil ini menunjukkan bahwa ALT dapat mengurangi jumlah iterasi desain, menghemat biaya, dan meningkatkan keandalan produk secara signifikan.

Keunggulan dan Tantangan ALT

Keunggulan:
✔ Waktu uji lebih cepat dibandingkan uji keandalan standar.
✔ Dapat diterapkan pada berbagai industri, termasuk pangan, elektronik, dan manufaktur.
✔ Meningkatkan kualitas produk sebelum masuk ke pasar.

Tantangan:
✖ Memerlukan pemodelan matematis yang kompleks.
✖ Pengujian dengan stres tinggi bisa menghasilkan kegagalan yang tidak sesuai dengan kondisi nyata.
✖ Diperlukan validasi hasil agar prediksi tetap akurat.

Kesimpulan: ALT sebagai Solusi Efektif dalam Pengujian Keandalan

Penelitian ini menegaskan bahwa Accelerated Life Testing (ALT) adalah metode yang efektif untuk mempercepat analisis degradasi produk. Dengan pendekatan berbasis simulasi komputasi dan model kinetika termal, produsen dapat mengoptimalkan strategi pengujian dan meningkatkan efisiensi biaya.

ALT memberikan keunggulan dalam mengidentifikasi mekanisme degradasi produk, terutama dalam industri makanan beku dan sektor manufaktur lainnya. Oleh karena itu, penggunaan ALT direkomendasikan bagi perusahaan yang ingin meningkatkan keandalan produk dengan lebih cepat dan akurat.

Sumber Artikel : Jayatilleka, S., & Okogbaa, O. G. (2006). Accelerated Life Testing for Speedier Product Development: Problems and Strategies. IEEE Xplore.

Selengkapnya
Strategi Pengujian Accelerated Life Testing (ALT) dalam Pengembangan Produk: Studi Kasus dan Penerapan Model Kinetika Termal

Accelerated Life Testing

Desain Step-Stress Partially Accelerated Life Testing dengan Gompertz Distribution: Optimasi & Analisis Keandalan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 09 April 2025


Pendahuluan

Step-Stress Partially Accelerated Life Testing (SSPALT) adalah metode uji keandalan yang mempercepat kegagalan produk melalui peningkatan stres secara bertahap. Artikel ini mengembangkan SSPALT berbasis distribusi Gompertz, menggunakan pendekatan Progressive First-Failure Censoring (PFFC) untuk meningkatkan akurasi estimasi parameter dan optimasi waktu perubahan stres.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan statistik berbasis Maximum Likelihood Estimation (MLE) dan metode optimasi asymptotic variance minimization untuk menentukan:

  • Distribusi Gompertz sebagai model kegagalan.
  • Censoring progresif first-failure untuk mempercepat pengumpulan data.
  • Parameter akselerasi optimal untuk mendukung pengambilan keputusan dalam uji keandalan.

Simulasi dilakukan dengan Monte Carlo untuk mengevaluasi akurasi estimasi parameter di bawah berbagai skenario censored data.

Hasil Penelitian

Studi ini menunjukkan bahwa metode SSPALT dengan PFFC menghasilkan estimasi lebih akurat dibandingkan metode ALT tradisional. Temuan utama:

  • Optimal stress change time ditentukan berdasarkan varians minimum parameter MLE, meningkatkan efisiensi uji.
  • Parameter Gompertz memberikan estimasi yang lebih stabil dibandingkan distribusi Weibull.
  • Censoring progresif first-failure mengurangi waktu pengujian hingga 30% dibandingkan metode konvensional.

Studi Kasus & Data Kuantitatif

  1. Simulasi Uji Step-Stress ALT
    • 100 unit diuji dengan 3 level stres berbeda.
    • Estimasi parameter Gompertz menunjukkan Mean Squared Error (MSE) 20% lebih rendah dibandingkan model eksponensial.
    • Waktu uji dapat dikurangi dari 5000 jam menjadi 3500 jam dengan optimasi waktu perubahan stres.
  2. Analisis Perbandingan MLE & Bayesian
    • MLE menghasilkan estimasi lebih cepat tetapi lebih bervariasi dibandingkan Bayesian.
    • Bayesian memberikan interval kepercayaan lebih sempit, meningkatkan kepastian estimasi parameter keandalan.

Kelebihan & Kekurangan

Kelebihan:

  • Metode PFFC meningkatkan efisiensi pengujian dibandingkan metode konvensional.
  • Estimasi berbasis Gompertz lebih akurat untuk data keandalan produk dibandingkan model eksponensial.
  • Optimasi waktu perubahan stres mengurangi durasi dan biaya pengujian.

Kekurangan:

  • Perhitungan lebih kompleks dibandingkan metode censored biasa.
  • Validasi eksperimental lebih lanjut diperlukan untuk implementasi industri.

Kesimpulan

Pendekatan SSPALT berbasis distribusi Gompertz dan Progressive First-Failure Censoring memberikan estimasi keandalan produk yang lebih optimal. Dengan optimasi asymptotic variance minimization, metode ini memungkinkan pengurangan waktu pengujian tanpa mengorbankan akurasi estimasi.

Sumber: Lone, S. A. (2022). Design and Analysis of Partially Accelerated Life Testing Plan for Gompertz Distribution with Progressive First-Failure Censoring. Journal of Management Information and Decision Sciences, 25(1), 1-15.

Selengkapnya
Desain Step-Stress Partially Accelerated Life Testing dengan Gompertz Distribution: Optimasi & Analisis Keandalan

Accelerated Life Testing

Desain Komputasional Accelerated Life Testing: Analisis Degradasi Kualitas Makanan Beku

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Maret 2025


Pendahuluan

Accelerated Life Testing (ALT) merupakan teknik pengujian percepatan yang digunakan untuk mengevaluasi keandalan suatu produk dalam waktu lebih singkat. Artikel ini membahas desain ALT berbasis simulasi komputasi untuk menganalisis degradasi kualitas makanan beku, khususnya pada buncis beku (green beans). Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode Finite Element Method (FEM) dalam memperkirakan kinetika degradasi nutrisi dan sensorik pada kondisi penyimpanan yang berbeda.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini mengusulkan tiga jenis desain ALT yang dibandingkan berdasarkan akurasi dan presisi estimasi kinetika degradasi makanan beku:

  1. Desain I (Isotermal ALT) – Produk diuji pada suhu tetap selama waktu tertentu.
  2. Desain II (Step-Stress ALT) – Produk mengalami peningkatan suhu bertahap selama pengujian.
  3. Desain III (Dynamic ALT) – Suhu penyimpanan berfluktuasi secara dinamis mengikuti kondisi nyata di lemari pendingin.

Simulasi dilakukan menggunakan metode Spectral Finite Element Method (SFEM) berbasis C++ dan Parallel Virtual Machine (PVM) untuk mengurangi beban komputasi.

Hasil Penelitian

Hasil simulasi menunjukkan bahwa fluktuasi suhu penyimpanan signifikan mempengaruhi estimasi kinetika degradasi. Beberapa temuan utama meliputi:

  • Desain Dynamic ALT menghasilkan estimasi kinetika yang lebih akurat dibandingkan metode isotermal.
  • Rata-rata kesalahan absolut model Dynamic ALT lebih kecil dibandingkan metode lain:
    • 0,07 pada suhu -30°C
    • 0,15 pada suhu -15°C
    • 0,48 pada suhu -5°C
  • Kehilangan vitamin C lebih cepat pada suhu lebih tinggi, dengan energi aktivasi sebesar 42,01 kJ/mol.
  • Kehilangan tekstur dan warna memiliki sensitivitas lebih rendah terhadap suhu dibandingkan kehilangan nutrisi.

Studi Kasus & Data Kuantitatif

  1. Analisis Kinetika Degradasi Buncis Beku
    • Uji dilakukan selama 250 hari pada suhu -7°C, -15°C, dan -30°C.
    • Total vitamin C berkurang 46% pada -7°C, dibandingkan 20% pada -30°C.
    • Kehilangan warna dan tekstur lebih kecil pada suhu rendah, dengan perubahan sensorik signifikan terjadi setelah 150 hari penyimpanan.
  2. Simulasi Heat Transfer pada Penyimpanan Makanan Beku
    • Distribusi panas dihitung menggunakan metode Fourier untuk mengestimasi perbedaan suhu internal buncis.
    • Koefisien perpindahan panas (h) sebesar 12 W/m²K digunakan dalam simulasi, menyesuaikan kondisi nyata penyimpanan makanan beku.
    • Variabilitas suhu ±5°C dalam freezer rumah tangga mempengaruhi akurasi estimasi kinetika.

Kelebihan & Kekurangan

Kelebihan:

  • Desain Dynamic ALT lebih akurat dalam memperkirakan degradasi makanan beku dibandingkan metode statis.
  • Simulasi berbasis FEM memungkinkan estimasi yang lebih presisi dibandingkan pendekatan eksperimen tradisional.
  • Dapat diterapkan pada berbagai produk makanan beku lainnya, termasuk daging dan produk olahan.

Kekurangan:

  • Membutuhkan komputasi tinggi, terutama pada simulasi berbasis SFEM.
  • Memerlukan validasi eksperimental lebih lanjut untuk memastikan kesesuaian model dengan kondisi penyimpanan aktual.

Kesimpulan

Pendekatan ALT berbasis simulasi komputasi dengan metode Finite Element dan Dynamic ALT memberikan estimasi kinetika degradasi makanan beku yang lebih akurat dibandingkan metode tradisional. Dengan mempertimbangkan fluktuasi suhu penyimpanan, penelitian ini berkontribusi dalam optimasi shelf-life dan kualitas produk makanan beku.

Sumber: Martins, R. C., & Silva, C. L. M. (2003). Computational Design of Accelerated Life Testing Applied to Frozen Green Beans. Journal of Food Engineering.

Selengkapnya
Desain Komputasional Accelerated Life Testing: Analisis Degradasi Kualitas Makanan Beku

Accelerated Life Testing

Penerapan Geometric Process dalam Accelerated Life Testing: Analisis Keandalan dengan Data Kegagalan Weibull

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Maret 2025


Pendahuluan

Accelerated Life Testing (ALT) adalah metode uji percepatan yang digunakan untuk mengevaluasi keandalan produk dalam waktu yang lebih singkat. Penelitian ini mengeksplorasi penerapan Geometric Process (GP) dalam analisis ALT dengan data kegagalan Weibull bertipe-I tersensor. Dengan pendekatan ini, estimasi parameter keandalan produk dapat dilakukan secara lebih akurat dibandingkan metode tradisional.

Metodologi Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggabungkan:

  • Geometric Process (GP): Model stokastik yang digunakan untuk mengestimasikan parameter keandalan dalam ALT.
  • Distribusi Weibull: Digunakan untuk menggambarkan pola kegagalan produk.
  • Maximum Likelihood Estimation (MLE): Digunakan untuk mengestimasi parameter dari distribusi keandalan.
  • Fisher Information Matrix: Digunakan untuk menghitung interval kepercayaan parameter keandalan.

Hasil Penelitian

Studi ini menunjukkan bahwa pendekatan GP dalam ALT memberikan hasil estimasi parameter yang lebih stabil dibandingkan metode klasik. Temuan utama meliputi:

  • Estimasi parameter Weibull lebih akurat dengan pendekatan GP dibandingkan metode log-linear tradisional.
  • Analisis menggunakan GP dapat mengurangi variabilitas estimasi hingga 20%, meningkatkan reliabilitas hasil uji.
  • MLE memberikan performa lebih baik dibandingkan metode Bayesian dalam konteks data tersensor.

Studi Kasus & Data Kuantitatif

  1. Simulasi Uji Kelelahan Material
    • 100 sampel diuji dengan 4 tingkat stres menggunakan pendekatan GP.
    • Peningkatan stres mempercepat kegagalan hingga 50% dibandingkan kondisi normal.
    • Estimasi parameter Weibull dengan GP menghasilkan Mean Squared Error (MSE) 15% lebih rendah dibandingkan metode tradisional.
  2. Analisis ALT pada Komponen Elektronik
    • 50 unit diuji dengan variasi beban tegangan.
    • Distribusi Weibull menunjukkan bahwa hazard rate meningkat eksponensial seiring bertambahnya stres.
    • Pendekatan GP menghasilkan interval kepercayaan parameter keandalan yang lebih sempit, meningkatkan presisi prediksi kegagalan.

Kelebihan & Kekurangan

Kelebihan:

  • Meningkatkan akurasi estimasi parameter keandalan dibandingkan pendekatan log-linear tradisional.
  • Cocok untuk berbagai jenis produk, dari material hingga komponen elektronik.
  • Mampu mengurangi variabilitas estimasi, menghasilkan hasil yang lebih stabil.

Kekurangan:

  • Membutuhkan perhitungan yang lebih kompleks dibandingkan metode konvensional.
  • Tergantung pada kualitas data awal, sehingga memerlukan pengumpulan data yang baik untuk hasil optimal.

Kesimpulan

Pendekatan Geometric Process dalam ALT memberikan keunggulan dalam estimasi keandalan produk dengan distribusi Weibull bertipe-I tersensor. Dengan menggunakan Maximum Likelihood Estimation dan Fisher Information Matrix, metode ini menawarkan estimasi parameter yang lebih akurat dan stabil dibandingkan pendekatan log-linear konvensional.

Sumber:
Kamal, M. (2013). Application of Geometric Process in Accelerated Life Testing Analysis with Type-I Censored Weibull Failure Data. RT&A, Vol.8 (30), September 2013.

Selengkapnya
Penerapan Geometric Process dalam Accelerated Life Testing: Analisis Keandalan dengan Data Kegagalan Weibull
« First Previous page 5 of 8 Next Last »