J&T Express merupakan perusahaan pengiriman internasional yang didirikan pada Agustus 2015 di Jakarta, Indonesia. Bisnis intinya adalah layanan ekspres dan logistik lintas batas.
J&T Express berkomitmen untuk terus menciptakan pengalaman berkualitas terpadu bagi pelanggannya secara global. Dengan lebih dari 300.000 personel layanan di seluruh dunia, jaringan J&T Express mencakup 13 negara termasuk China, Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja, Singapura, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Brasil, Meksiko, dan Mesir, melayani lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia.
Sejarah Sinkat
J&T, yang dikenal sebagai "kelinci cepat" dalam bahasa Mandarin, didirikan pada tahun 2015 oleh pengusaha Jet Lee, mantan CEO Oppo Indonesia, dan Tony Chen, yang mendirikan merek ponsel pintar pada tahun 2004.
Garis waktu ekspansi perusahaan termasuk memasuki Malaysia dan Vietnam pada tahun 2018, diikuti oleh Filipina, Thailand, dan Kamboja pada tahun 2019, serta Singapura dan Cina pada tahun 2020. Pada tahun 2022, J&T memperluas jangkauannya ke Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Meksiko, dan Mesir. J&T telah dianugerahi penghargaan Indonesian Top Brand Awards pada tahun 2018 dan 2019.
Pada Maret 2021, J&T meluncurkan layanan angkutan udara premium, memperkenalkan pesawat kargo pertamanya. Pada bulan November, perusahaan telah mendapatkan tambahan pendanaan sebesar IDR41.065 miliar, dengan valuasi mencapai IDR328.520 miliar. J&T sedang mempersiapkan pencatatan saham di Hong Kong pada tahun 2022, dengan CICC, Bank of America, dan Morgan Stanley yang mengawasi proses IPO. Pada bulan Desember 2021, J&T mengakuisisi operasi logistik saingannya, BEST Inc. di Tiongkok dengan nilai sekitar IDR18.068,60 miliar.
Selama bulan-bulan awal tahun 2022, J&T memperluas operasinya ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dan kemudian merambah ke Amerika Latin dengan mendirikan fasilitas baru di Meksiko. Pada bulan Februari 2022, di LEAP, perusahaan mengumumkan rencana untuk mendirikan kantor pusat regional MENA di Riyadh, Arab Saudi, yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan industri logistik pintar terbesar di wilayah tersebut. Selain itu, pada bulan Juni di tahun yang sama, J&T memperluas jaringannya ke 13 negara dengan memperkenalkan J&T Express Mesir.
Pada tahun 2019, J&T menempati posisi sebagai perusahaan pengiriman terbesar keempat dan diakui sebagai unicorn kedelapan di Indonesia. Pada April 2021, valuasinya telah mencapai IDR131.408 miliar, dan pada Desember 2021, J&T menduduki peringkat ke-16 unicorn terbesar di dunia menurut Hurun Index. J&T adalah salah satu dari dua decacorn di Indonesia.
Pandemi covid-19:
Selama pandemi COVID-19 di Indonesia, volume pengiriman J&T meningkat 50% year-on-year selama Ramadhan 2020, mencapai hingga 3 juta paket yang diproses per hari. J&T Express memberikan pasokan bantuan ke kota-kota yang terkena dampak parah wabah ini, termasuk Surabaya dan Tangerang, dan mendistribusikan paket bantuan medis ke rumah sakit.
Kontroversi
Pada tahun 2020, setelah video viral yang menunjukkan karyawan yang salah menangani paket, J&T Express Filipina menyatakan bahwa mereka akan menegakkan sanksi terhadap karyawan yang terlibat dalam insiden tersebut. Video serupa yang melibatkan karyawan J&T Express di Indonesia muncul secara online pada tahun 2019. Media Consumeren, sebuah platform pengaduan konsumen di Indonesia, menerima banyak keluhan dari kelompok-kelompok kejahatan terorganisir lokal mengenai penyortiran yang tidak akurat, kurangnya transparansi, dan akuntabilitas dalam sistem pelacakan paket J&T Express. Akibatnya, pelanggan mengalami kasus kehilangan paket atau pengiriman yang dikirim ke tujuan yang salah.
Pada tanggal 4 Februari 2021, video yang menggambarkan protes dan kerusuhan di gudang J&T Express di Malaysia beredar luas di platform media sosial Malaysia. J&T kemudian merilis pernyataan yang mengklarifikasi bahwa insiden tersebut berasal dari kesalahpahaman terkait pembayaran bonus, menyangkal klaim pemotongan gaji sebelumnya. Kementerian Sumber Daya Manusia kemudian mengumumkan bahwa protes tersebut dimotivasi oleh kekhawatiran tentang upah karyawan dan peningkatan beban kerja. Beberapa karyawan merekam video permintaan maaf yang ditujukan kepada J&T Express dan pelanggannya, menegaskan bahwa tidak ada pemotongan atau masalah upah yang melibatkan karyawan J&T Express Perak.
Disadur dari: en.wikipedia.org