ITB Perkenalkan Teknologi Nano dalam Industri Kosmetik kepada Pelajar Lewat Nanoteens 2021

Dipublikasikan oleh Merlin Reineta

25 Juli 2022, 21.39

Produk hand sanitizer dan hand gel Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi ITB (Sumber: LPPM ITB)

Guru Besar Sekolah Farmasi ITB, Prof. Dr. apt. Heni Rachmawati, M.Si., menjelaskan mengenai manfaat teknoligi nano dalam bidang kosmetik. Ia menjelaskan jenis-jenis nanomaterial dan kegunaannya untuk kosmetik, di antaranya penilaian potensi absorpsi/penetrasi dermal dari nanomaterial, eviden toksisitas dermal/sistemik dari nanomaterial, identifikasi karakteristik spesifik nanomaterial yang dapat mempengaruhi absorpsi dermal/toksisitas, serta pembahasan regulasi penggunaan nanomaterial pada kosmetik. 

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Nanoteens 2021. Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana sosialisasi PPNN ITB sehingga masyarakat khususnya generasi muda mengetahui bahwa ITB juga aktif dalam pengembangan nanosains dan nanoteknologi di Indonesia. Pada Nanoteens tahun ini, diadakan webinar yang membahas pemanfaatan nanoteknologi dalam bidang kosmetik.

Teknologi nano sendiri, menurutnya, tidak hanya digunakan dalam industri kosmetik saja, tetapi juga telah digunakan secara luas mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam penjelasannya, Prof. Heni juga menyampaikan bahwa penggunaan kosmetik meliputi seluruh usia dan gender, karena salah satu tujuan kosmetik sendiri adalah untuk membersihkan.

“Dengan teknologi nano, produk kosmetik dengan fungsi tertentu akan menjadi lebih baik dengan menurunkan ukuran partikelnya,” ungkapnya.

Nanoteens pada tahun ini menghadirkan beberapa pakar ITB dari berbagai bidang terkait, di antaranya Prof. Dr. apt. Heni Rachmawati, M.Si., dan Dr. apt. Amirah Adlia di bidang farmasi; Dr. Fitria Dwi Ayuningtyas di bidang bioteknologi; serta Dr. Damar Rastri Adhika, S.T., M.Sc., di bidang teknologi nano.

Sementara itu menurut Dr. Fitria Dwi Ayuningtyas dari bidang bioteknologi, menyampaikan potensi eksosom dalam nanokosmetik. Eksosom dapat dianalogikan sebagai “kurir” yang dapat mengirim materi yang diperlukan dari satu sel ke sel lain, seperti materi genetik, protein, lipid, sitokin, reseptor faktor transkripsi, dan komponen bioaktif. Penggunaan eksosom sendiri dapat berperan dalam media terapi kesehatan di masa depan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, seperti yang dapat diterapkan pada penyintas Covid-19.

Di bidang kosmetik, lanjutnya, eksosom dapat membantu dalam proses penyembuhan dan penghilangan bekas luka, peremajaan kulit, pigmentation regulation, dan pertumbuhan rambut. Selain menyampaikan eksosom dan pemanfaatannya di bidang kosmetik, Fitria juga memperkenalkan salah satu alat yang dimiliki oleh PPNN ITB yaitu Confocal Laser Scanning Microscope.

Dalam pemaparan terkait efektivitas dan toksisitas SPF yang disampaikan oleh Dr. apt. Amirah Adlia, ia menjelaskan bahwa dalam pemilihan produk kosmetik yang akan digunakan, perlu diperhatikan kandungan bahan aktif dan bahan tambahan (pewarna, pengawet, pewangi), konsentrasi atau dosis, serta hasil uji klinis. Cosmeceutical sendiri terbagi menjadi anti-inflammatory agents, depigmenting agents, barrier enhancing agents, dan antioxidant.

“Dalam penggunaan nano cosmetic, perlu diperhatikan juga keamanannya,” ungkap Amirah.

Pada sesi terakhir yang menjelaskan aplikasi nanoteknologi dalam bidang kosmetik, kesehatan, dan biomedis, materi disampaikan oleh Dr. Damar Rastri Adhika, ST, M.Sc. Nanosains dan nanoteknologi sendiri terdiri dari berbagai disiplin ilmu, yaitu fisika, kimia, biologi, bioteknologi, engineering, material science, medicine, hingga teknologi informasi. Untuk aplikasi dalam bidang kosmetik, digunakan sintesis nanopartikel biologis yang memanfaatkan ekstrak tumbuhan atau bakteri sehingga lebih aman digunakan. Pada sesi ini, diperkenalkan pula produk inovasi PPNN ITB berupa hand soap yang dilengkapi dengan emulsi minyak zaitun berukuran nano, sunscreen dengan nanopartikel CeO2, spray antibakteri, hand sanitizer, dan flexible electrodes.

Sumber Artikel : itb.ac.id