KOMPAS.com - Perkuliahan online kini menjadi solusi mendukung social distance untuk mencegah penyebaran Covid-19 di perguruan tinggi. Beberapa perguruan tinggi sudah mengambil langkah perkuliahan daring, salah satunya Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sudah menyelenggarakan perkuliahan daring sejak pekan lalu (16 Maret 2020) dan akan terus berlanjut hingga pekan ini.
Walaupun perkuliahan daring dapat berlangsung di rumah atau di rumah mahasiswa, namun banyak mahasiswa yang sering mengeluhkan mengenai kuota akses atau download bahan ajar yang diberikan dosen. Untuk mencari solusi pembatasan kuota dan mendukung proses perkuliahan online, ITB bekerja sama dengan penyedia jasa telekomunikasi, termasuk PT. XL Axiata, tbk., PT. Indosat Ooredoo dan PT. Telkomsel memberikan mahasiswa ITB akses gratis modul perkuliahan e-learning.
Kolaborasi ini rencananya akan terus berlanjut selama perkuliahan tetap berjalan seperti biasa di ITB. G. Prasetyo Adhitama, Direktur Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung, mengatakan ITB sangat puas dengan bantuan koneksi internet karena dapat menunjang proses perkuliahan online. “Dengan menggunakan kartu SIM penyedia mana pun, mahasiswa dapat mengakses e-learning ITB secara gratis,” kata Prasetyo kepada Departemen Humas ITB, Senin (23 Maret 2020) di situs resmi ITB. Semua mahasiswa yang memiliki kartu SIM dari penyedia yang bekerja sama dapat menikmati akses gratis ke modul perkuliahan online.
Setiap penyedia menawarkan program yang berbeda, ada yang menawarkan akses gratis selama 30 hari, ada pula yang hingga 60 hari. Meski kuota gratisnya masih terbatas pada platform e-learning ITB. “Saya berharap proses perkuliahan online ini memerlukan koneksi internet (paket data) bagi mahasiswa secara umum, tidak hanya untuk akses pembelajaran online ITB saja, karena perkuliahan dosen menggunakan beberapa platform lain seperti Google, Webex, dll. tambahnya. Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M. bahasa Inggris menyampaikan meskipun perkuliahan dilaksanakan secara daring, namun hasil pembelajaran tetap diutamakan. “Bahkan ada beberapa dosen yang sudah memberikan perkuliahan secara daring.
Oleh karena itu penerapannya sebagian normal. “Sekarang karena terjadi secara masif, memberikan kreativitas kepada dosen untuk menyampaikan perkuliahan tanpa harus bertatap muka dengan teknologi apa pun yang ada. Yang penting capaian pembelajaran bisa tercapai,” tuturnya. Penerapan kebijakan perkuliahan daring ini berlandaskan prinsip bahwa mahasiswa harus tetap memperoleh hak pendidikannya dan proses akademik tidak boleh berhenti selama-lamanya meskipun di tengah situasi yang diperkirakan akan terjadi penyebaran Covid-19. \N.
Sumber: kompas.com