Inovasi Teknologi Presisi dalam Meningkatkan Kualitas Hasil Pertanian Untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian, diperlukan inovasi teknologi, salah satunya adalah teknologi presisi. Teknologi presisi merupakan pengelolaan sistem informasi teknologi yang menggabungkan strategi manajemen dan teknologi untuk efisiensi penggunaan sumber daya, dengan tujuan mencapai hasil optimal dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melalui Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH), bekerja sama dengan PT Habibi Digital Nusantara dalam mengembangkan riset keberlanjutan menggunakan teknologi presisi dengan layanan Internet of Things (IoT) dan sensor real time. Tujuan kerja sama ini adalah mengembangkan pengetahuan terkait teknologi berbasis digital untuk mendukung keberlanjutan di sektor energi dan pangan.
Kepala PR SPBPDH BRIN, Nugroho Adi Sasongko, menjelaskan bahwa kerja sama ini melibatkan riset keberlanjutan dalam pemanfaatan teknologi presisi dengan layanan IoT dan sensor real time, termasuk analisis keberlanjutan dan penilaian daur hidup. BRIN dan PT Habibi Digital Nusantara akan melakukan identifikasi potensi keberlanjutan dan pengembangan menggunakan teknologi presisi dengan layanan IoT dan sensor real time, serta melakukan penilaian keberlanjutan dan daur hidup budi daya di lingkungan terkendali komoditas hortikultura.
Sebagai badan berbasis riset, BRIN akan terlibat dalam penyusunan proposal pembiayaan riset kepada pihak ketiga, penyusunan karya tulis ilmiah nasional/internasional, dan penyusunan permohonan kekayaan intelektual. Metodologi yang digunakan dalam analisis keberlanjutan adalah MSA dan dalam analisis penilaian daur hidup menggunakan LCA. Direktur PT Habibi Digital Nusantara, Irsan Rajamin, menegaskan bahwa perusahaannya berfokus pada inovasi teknologi pertanian. Visi perusahaan tersebut adalah membangun peradaban melalui IoT agriculture. Harapannya, kerja sama ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan sektor pertanian.
Sumber: brin.go.id