Meski Sidang Orientasi Lingkungan Sekolah (MPLS) dilakukan secara daring, namun siswa baru dan lama tetap antusias mengikuti. Salah satu guru SMPN 1 Rongkop, Gunungkidul, Tutik Suprapti menjelaskan, pelaksanaan MPLS berjalan lancar meski dilakukan secara online. Karena Kapanewon Rongkop merupakan daerah pegunungan, sinyal internet tidak merata.
Siswa mencari sinyal
Siswa yang berada di daerah yang sulit sinyalnya, mereka akan secara mandiri berusaha mencari tempat yang ada sinyal internet. “Rongkop dekat dengan laut dan medannya bergunung-gunung. Hingga saat ini, anak-anak terpapar kondisi tersebut sehingga mereka terpacu untuk terus beraktivitas,” jelas Tutik kepada Kompas.com, Sabtu (17/06/2021). Tutik menjelaskan, pada awal pandemi, siswa sangat merindukan pembelajaran tatap muka. Alasannya, banyak siswa dan guru yang tidak siap menghadapi perubahan situasi yang tiba-tiba. Namun Dinas Pendidikan Gunungkidul dan instansi terkait banyak melakukan pelatihan dari waktu ke waktu tentang bagaimana penerapan pembelajaran daring yang baik. “Akhirnya siswa dan guru dapat menikmati proses yang ada. Banyak keberhasilan dan kemajuan yang dicapai selama ini. “Saya termasuk guru yang awalnya belum bisa membuat video e-learning,” kata Tutik.
Berikan pelatihan melalui
Youtube. Karena semangatnya, Tutik malah belajar sendiri membuat video edukasi yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tutik Suprapti Gunungkidul mengunggah video pembelajaran matematika untuk siswanya melalui saluran YouTube. Hanya dalam setahun, channel YouTube guru berusia 53 tahun ini sudah mengumpulkan 2,62 ribu subscriber. Video edukasi yang menarik ini penting, karena dalam pembelajaran matematika tatap muka tidak semua siswa langsung memahami mata pelajaran tersebut, oleh karena itu Tutik berusaha agar semua siswa memahami materi yang disampaikannya. "Saya membuat video edukasi yang mengajarkan metode praktis. Baik pemahaman maupun pemecahan masalah. Bukan sekadar materi baku. Saya mengajak siswa memahami metode praktis yang diperoleh dengan menurunkan rumus," jelas Tutik.
Menginspirasi guru lain
Kepada Tutik, di mana saja dan pada usia berapa pun, siapa pun bisa terinspirasi. Sejak Tutik membuat pembelajaran di YouTube, rekan-rekannya pun sudah bisa membuat video serupa. “Pembelajaran saya saya upload ke YouTube, karena saat menonton YouTube anak-anak merasa saya jelaskan secara langsung. Sedangkan tugas saya kirim melalui aplikasi WhatsApp. Tugas itu mengambil materi dari YouTube, LKS atau buku pelajaran,” kata Tutik. Terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas, Tutik mengaku SMPN 1 Rongkop mengharapkan lebih banyak kebijakan dari pemerintah daerah.
Pada saat pelaksanaan PJJ, beberapa siswa SMPN 1 Rongkop datang ke sekolah untuk menyelesaikan tugas yang tidak terselesaikan karena kendala sinyal. “Pada saat pembelajaran luring berlangsung, SMPN 1 Rongkop telah mempersiapkan segala dukungan baik sarana prasarana maupun sosialisasi siswa untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di masa pandemi Covid-19,” tambah Tutik
Sumber: kompas.com