Inovasi Last-Mile Logistics dalam Smart Cities: Tantangan, Solusi, dan Implementasi di Eropa

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

26 Februari 2025, 16.34

pixabay.com

Pendahuluan

Konsep smart city semakin berkembang dengan tujuan menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih efisien dan berkelanjutan. Salah satu tantangan utama dalam pengelolaan smart city adalah last-mile logistics, yang mencakup distribusi barang dalam kota yang sering menghadapi kemacetan, biaya tinggi, dan dampak lingkungan yang signifikan.

Artikel ini membahas tantangan utama dalam last-mile logistics serta solusi yang diterapkan dalam smart cities, termasuk konsolidasi pusat distribusi, micro logistics, dan mobile depots.

Tantangan dalam Last-Mile Logistics di Smart Cities

1. Peningkatan Urbanisasi dan Mobilitas Terbatas

Pertumbuhan populasi perkotaan mengarah pada pembatasan mobilitas dan akses logistik di beberapa wilayah kota. Infrastruktur perkotaan yang padat memperumit distribusi barang, meningkatkan waktu pengiriman, serta biaya operasional.

2. Ledakan E-Commerce dan Kapasitas Terbatas

Meningkatnya permintaan e-commerce mempercepat kebutuhan distribusi barang secara efisien. Namun, keterbatasan kapasitas dalam rantai pasok menyebabkan ketidakseimbangan antara permintaan dan infrastruktur logistik yang tersedia.

3. Ekspektasi Pelanggan yang Berubah

Konsumen saat ini menuntut pengiriman lebih cepat, biaya lebih rendah, dan fleksibilitas lebih besar. Permintaan terhadap layanan same-day delivery terus meningkat, mendorong perusahaan logistik untuk mencari solusi lebih efisien.

4. Masalah Lingkungan dan Kemacetan Lalu Lintas

Tingginya volume kendaraan logistik di perkotaan berkontribusi terhadap polusi udara, kebisingan, dan emisi karbon yang tinggi. Hal ini menimbulkan tekanan bagi pemerintah kota untuk mengembangkan solusi transportasi yang lebih ramah lingkungan.

5. Biaya Operasional yang Tinggi

Last-mile logistics sering kali memiliki biaya distribusi yang tinggi karena ketidakefisienan dalam rute pengiriman, kegagalan pengiriman pertama, dan kurangnya fasilitas konsolidasi yang memadai.

Solusi Inovatif dalam Last-Mile Logistics

1. Konsolidasi Pusat Distribusi di Perkotaan

Konsep urban consolidation centers (UCCs) memungkinkan penyimpanan dan distribusi barang di lokasi yang lebih dekat dengan konsumen. UCCs mengurangi kebutuhan kendaraan besar memasuki pusat kota, sehingga menekan biaya logistik dan mengurangi kemacetan.

Keunggulan:

  • Optimalisasi kapasitas kendaraan untuk mengurangi perjalanan kosong.
  • Reduksi emisi karbon melalui penggunaan kendaraan listrik dan sepeda kargo.

2. Micro Logistics dan Micro Consolidation Centers

Micro logistics mengacu pada pengelolaan distribusi dalam skala kecil dengan pusat konsolidasi yang lebih dekat dengan penerima barang.

Keunggulan:

  • Efektif untuk pengiriman e-commerce dan last-mile delivery.
  • Dapat mengurangi kemacetan dengan menggunakan kendaraan kecil atau sepeda listrik.

3. Mobile Depots untuk Fleksibilitas Pengiriman

Konsep mobile depots memungkinkan kendaraan logistik berfungsi sebagai gudang sementara yang berpindah-pindah di dalam kota. Mobile depots telah diuji oleh TNT Express di Brussels, yang menghasilkan pengurangan waktu pengiriman dan peningkatan efisiensi logistik.

Keunggulan:

  • Meningkatkan fleksibilitas pengiriman dengan menyesuaikan lokasi gudang sesuai permintaan.
  • Mengurangi kepadatan lalu lintas dengan menempatkan stok barang lebih dekat ke pelanggan.

4. Penggunaan Teknologi Digital dalam Pengiriman

Integrasi teknologi seperti AI, IoT, dan blockchain membantu meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam last-mile logistics. Teknologi ini memungkinkan optimasi rute otomatis, pelacakan paket secara real-time, serta pembayaran dan verifikasi pengiriman yang lebih aman.

Keunggulan:

  • Mengurangi kegagalan pengiriman pertama dengan memberikan notifikasi otomatis ke pelanggan.
  • Meningkatkan efisiensi operasional dengan pemantauan kondisi lalu lintas secara real-time.

Studi Kasus: Implementasi Solusi Smart Logistics

1. Urban Consolidation Centers di Eropa

Beberapa kota di Eropa telah menerapkan UCCs sebagai bagian dari strategi smart logistics. Misalnya, London dan Paris telah mengembangkan pusat konsolidasi logistik untuk mengurangi jumlah kendaraan pengiriman di pusat kota.

Hasil:

  • Emisi karbon berkurang hingga 30%.
  • Jumlah kendaraan logistik di jalanan berkurang hingga 25%.

2. TNT Express Mobile Depot di Brussels

TNT Express menguji konsep mobile depot sebagai bagian dari proyek STRAIGHTSOL di Brussels.

Hasil:

  • Waktu pengiriman berkurang sebesar 20%.
  • Efisiensi operasional meningkat dengan penempatan depot sementara di lokasi strategis.

3. Penggunaan Micro Logistics di Jerman

Di Jerman, beberapa perusahaan logistik telah beralih ke micro logistics untuk mengurangi jarak tempuh dan meningkatkan efisiensi pengiriman.

Hasil:

  • Kapasitas pengiriman meningkat hingga 35%.
  • Biaya operasional berkurang sebesar 15%.

Rekomendasi untuk Pengembangan Smart Logistics

  1. Investasi dalam Infrastruktur Konsolidasi
    • Pemerintah kota perlu mendukung pengembangan urban consolidation centers dan micro consolidation centers untuk meningkatkan efisiensi logistik.
  2. Pemanfaatan Kendaraan Ramah Lingkungan
    • Mendorong penggunaan sepeda kargo, kendaraan listrik, dan drone untuk mengurangi emisi karbon.
  3. Peningkatan Teknologi Digital
    • Memanfaatkan AI dan machine learning untuk optimasi rute pengiriman dan prediksi permintaan.
  4. Kolaborasi antara Pemerintah dan Swasta
    • Meningkatkan kerja sama antara penyedia layanan logistik dan pemerintah kota untuk menciptakan kebijakan logistik yang lebih berkelanjutan.

Kesimpulan

Last-mile logistics merupakan tantangan utama dalam pengelolaan smart cities. Namun, dengan penerapan strategi inovatif seperti konsolidasi pusat distribusi, micro logistics, mobile depots, dan teknologi digital, efisiensi logistik dapat ditingkatkan secara signifikan.

Beberapa pencapaian dari implementasi solusi smart logistics:

  • Emisi karbon berkurang hingga 30% dengan urban consolidation centers.
  • Waktu pengiriman berkurang 20% melalui konsep mobile depots.
  • Efisiensi pengiriman meningkat hingga 35% dengan penggunaan micro logistics.

Dengan inovasi yang terus berkembang dan dukungan regulasi yang tepat, masa depan last-mile logistics akan semakin efisien, berkelanjutan, dan mampu memenuhi ekspektasi pelanggan di era smart city.

Sumber Artikel

Özbekler, T. M., & Karaman Akgül, A. (2020). Last Mile Logistics in the Framework of Smart Cities: A Typology of City Logistics Schemes. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, XLIV-4/W3-2020, 335-337.