Pendahuluan
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan e-commerce, last-mile delivery (LMD) menjadi tantangan utama dalam rantai pasok modern. Pengiriman tahap akhir ini sering kali menyumbang 40%-50% dari total biaya logistik dan berdampak besar terhadap kepuasan pelanggan serta keberlanjutan lingkungan.
Artikel ini mengulas inovasi dalam last-mile delivery, seperti drone, robot pengiriman, smart parcel lockers, dan crowdsourcing, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasi teknologi ini.
Tantangan dalam Last-Mile Delivery
1. Peningkatan Volume Pengiriman
- Jumlah paket yang dikirim meningkat pesat akibat urbanisasi dan e-commerce.
- Di Jerman, jumlah pengiriman paket tahunan diprediksi naik dari 1,69 miliar (2000) menjadi 4,4 miliar (2023).
2. Dampak Lingkungan dan Keberlanjutan
- Kendaraan pengiriman berkontribusi terhadap 15%-20% kemacetan lalu lintas dan 60% emisi karbon di kota-kota besar seperti Paris.
- Alternatif hijau, seperti sepeda kargo dan kendaraan listrik, menjadi solusi potensial.
3. Biaya Operasional Tinggi
- Biaya pengiriman berkisar €2-€6 per paket di Finlandia, tergantung kepadatan wilayah.
- Kegagalan pengiriman pertama bisa mencapai 12%-60%, meningkatkan biaya operasional.
4. Tekanan Waktu Pengiriman
- Pengiriman same-day dan next-day semakin menjadi standar industri.
- Lonjakan pesanan pada hari Senin serta musim liburan menambah beban operasional.
Solusi Inovatif dalam Last-Mile Delivery
1. Drone Pengiriman
- Amazon Prime Air dan Google Wing sudah mengadopsi drone untuk pengiriman cepat.
- DHL di China memangkas waktu pengiriman dari 40 menit menjadi 8 menit dengan drone, serta mengurangi biaya per pengiriman hingga 80%.
- Tantangan utama: regulasi ketat dan keterbatasan baterai.
2. Robot Pengiriman
- Starship Technologies dan Amazon Scout telah mengembangkan robot otonom untuk pengiriman jarak pendek.
- Keunggulan: Lebih aman dibandingkan drone, tidak terpengaruh kondisi cuaca.
- Hambatan utama: Kecepatan rendah (hanya 6 km/jam) dan kapasitas muatan terbatas (maksimum 10 kg).
3. Parcel Lockers dan Micro-Hubs
- DHL dan InPost telah menerapkan parcel lockers, memungkinkan pelanggan mengambil paket kapan saja.
- Parcel lockers dapat mengurangi emisi karbon hingga 193 ton per tahun.
- Tantangan utama: Pemilihan lokasi yang strategis agar mudah diakses pelanggan.
4. Crowdsourced Delivery
- Model Uber-style delivery, seperti yang digunakan oleh Amazon Flex, mengandalkan kurir independen.
- Keunggulan: Fleksibilitas tinggi dan biaya lebih rendah dibandingkan layanan tradisional.
- Tantangan utama: Kontrol kualitas dan keandalan layanan.
Studi Kasus: Implementasi Inovasi Last-Mile Delivery
1. Amazon Prime Air (Amerika Serikat)
- Uji coba drone di beberapa kota dengan target pengiriman di bawah 30 menit.
- Tantangan: Persetujuan regulasi FAA dan masalah keamanan udara.
2. Starship Technologies (Eropa)
- Robot pengiriman diuji di Jerman, Inggris, dan Belanda dengan peningkatan efisiensi pengiriman hingga 30%.
- Kendala utama: Interaksi dengan pejalan kaki di trotoar.
3. JD Logistics (China)
- Menggunakan drone di daerah terpencil, memotong waktu pengiriman hingga 50%.
- Keunggulan: Drone lebih cepat menjangkau area yang sulit diakses kendaraan darat.
Rekomendasi untuk Masa Depan
- Regulasi yang Mendukung Inovasi
- Pemerintah perlu menyesuaikan regulasi untuk mendukung penggunaan drone dan robot pengiriman.
- Investasi dalam Teknologi AI dan Machine Learning
- Optimasi rute pengiriman menggunakan AI dapat mengurangi waktu dan biaya operasional.
- Ekspansi Infrastruktur Parcel Lockers dan Micro-Hubs
- Memperluas jangkauan parcel lockers untuk mengurangi pengiriman gagal.
- Integrasi Kendaraan Ramah Lingkungan
- Penggunaan kendaraan listrik dan sepeda kargo untuk mengurangi jejak karbon industri logistik.
Kesimpulan
Industri last-mile delivery menghadapi tantangan besar, namun inovasi seperti drone, robot, dan parcel lockers dapat meningkatkan efisiensi operasional dan keberlanjutan lingkungan.
- DHL di China berhasil memangkas waktu pengiriman dari 40 menit menjadi 8 menit dengan drone.
- Parcel lockers terbukti mampu mengurangi emisi karbon hingga 193 ton per tahun.
- Robot pengiriman meningkatkan efisiensi pengiriman hingga 30% di Eropa.
Dengan dukungan regulasi dan investasi teknologi, masa depan last-mile delivery akan lebih efisien, ramah lingkungan, dan dapat diandalkan.
Sumber Artikel : Wassen AM Mohammad, Yousef Nazih Diab, Adel Elomri & Chefi Triki (2023). Innovative solutions in last mile delivery: concepts, practices, challenges, and future directions. Supply Chain Forum: An International Journal, 24:2, 151-169.