Pendahuluan
Pengiriman last-mile dalam lingkungan perkotaan menjadi tantangan utama seiring meningkatnya permintaan layanan cepat dan ramah lingkungan. Studi yang dilakukan oleh Martina Kylebäck Wennerlöf & Hannah Renhed dari Lund University berjudul "The Future of Urban Last Mile Deliveries – Not a Piece of Cake" mengkaji aspek inovasi, permintaan pelanggan, dan keberlanjutan dalam pengiriman bahan roti ke bisnis di Stockholm, Swedia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana perusahaan dapat meningkatkan sistem distribusi mereka guna memenuhi ekspektasi pelanggan sekaligus meminimalkan dampak lingkungan dan biaya operasional.
Latar Belakang dan Metodologi
Seiring meningkatnya urbanisasi dan regulasi ketat terkait emisi karbon, perusahaan menghadapi tantangan untuk mengadaptasi sistem distribusi mereka. Penelitian ini berfokus pada pengiriman B2B (Business-to-Business), berbeda dari kebanyakan studi sebelumnya yang lebih banyak menyoroti pengiriman ke konsumen langsung (B2C).
Penulis menggunakan studi kasus tunggal dengan pendekatan berbasis wawancara, survei, dan observasi terhadap pelanggan dan penyedia jasa logistik di Stockholm. Mereka juga melakukan analisis kesenjangan antara ekspektasi pelanggan dan sistem distribusi saat ini.
Temuan Utama
1. Ekspektasi Pelanggan dalam Pengiriman Last-Mile
Melalui survei terhadap 100 pelanggan dan wawancara mendalam, ditemukan bahwa pelanggan bisnis menginginkan:
- Frekuensi pengiriman yang tinggi dan waktu pengiriman yang andal.
- Fleksibilitas tinggi, terutama dalam menyesuaikan jadwal dan volume pengiriman.
- Transparansi dan digitalisasi dalam pelacakan pengiriman secara real-time.
- Keberlanjutan, meskipun hanya sedikit yang bersedia membayar lebih untuk layanan ramah lingkungan.
Studi Kasus:
Dalam 5-10 tahun ke depan, permintaan akan pengiriman berkelanjutan di Stockholm diperkirakan meningkat signifikan, tetapi hanya 20% pelanggan bersedia membayar lebih untuk opsi ramah lingkungan.
2. Tantangan dan Peluang dalam Implementasi Pengiriman Berkelanjutan
Studi ini menyoroti beberapa tantangan utama dalam implementasi pengiriman ramah lingkungan, yaitu:
- Tingginya biaya investasi untuk kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya.
- Regulasi yang ketat, seperti kebijakan lingkungan di Stockholm yang akan membatasi kendaraan berbahan bakar fosil di beberapa area pada tahun 2024.
- Ketidakpastian politik, yang dapat menghambat investasi jangka panjang perusahaan dalam solusi hijau.
Namun, peluang besar juga terbuka dengan adanya:
- Dukungan kebijakan pemerintah, seperti insentif pajak dan subsidi kendaraan listrik.
- Peningkatan reputasi merek, di mana pelanggan lebih memilih perusahaan dengan komitmen keberlanjutan.
- Teknologi transportasi inovatif, seperti pusat konsolidasi mikro (Urban Micro-Consolidation Centers) dan kendaraan listrik otonom.
Studi Kasus:
- Perusahaan A mengalami peningkatan efisiensi rute sebesar 30% setelah mengadopsi kendaraan listrik dan sistem lelang real-time dalam alokasi paket.
- Perusahaan B berhasil menurunkan emisi karbon hingga 40% dengan menggunakan sistem pengiriman berbasis data AI yang mengoptimalkan rute.
3. Outsourcing vs. Pengelolaan Internal dalam Pengiriman Last-Mile
Salah satu keputusan strategis yang diteliti dalam studi ini adalah apakah perusahaan sebaiknya mengelola pengiriman sendiri atau mengalihdayakan (outsourcing) ke penyedia logistik pihak ketiga (3PL).
Keuntungan outsourcing ke 3PL:
- Akses ke teknologi dan infrastruktur canggih tanpa perlu investasi besar.
- Fleksibilitas tinggi dalam menyesuaikan kapasitas dengan permintaan pasar.
- Efisiensi biaya melalui skala ekonomi yang lebih besar.
Kekurangan outsourcing:
- Ketergantungan pada pihak ketiga, yang dapat membatasi kendali atas kualitas layanan.
- Potensi masalah integrasi sistem IT antara perusahaan dan penyedia logistik.
Studi ini merekomendasikan outsourcing sebagai solusi terbaik, terutama bagi perusahaan menengah yang ingin meningkatkan efisiensi pengiriman tanpa mengalokasikan sumber daya besar untuk pengelolaan internal.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Studi ini memberikan wawasan bahwa pengiriman last-mile yang optimal memerlukan keseimbangan antara efisiensi, keberlanjutan, dan fleksibilitas.
Rekomendasi utama:
- Mengadopsi teknologi pengiriman cerdas seperti sistem lelang real-time dan AI untuk optimasi rute.
- Beralih ke kendaraan listrik atau bahan bakar alternatif, meskipun investasi awal tinggi.
- Memanfaatkan pusat konsolidasi mikro untuk mengurangi jarak tempuh dan meningkatkan efisiensi logistik.
- Mengadopsi model outsourcing untuk memanfaatkan keahlian dan infrastruktur 3PL yang lebih matang.
- Meningkatkan transparansi digital, dengan integrasi sistem pelacakan real-time bagi pelanggan.
Dengan implementasi strategi-strategi ini, perusahaan dapat tidak hanya mengurangi biaya dan emisi karbon, tetapi juga meningkatkan kepuasan pelanggan dan daya saing di pasar urban last-mile delivery.
Sumber : Martina Kylebäck Wennerlöf & Hannah Renhed (2023). The Future of Urban Last Mile Deliveries – Not a Piece of Cake. Lund University, Department of Mechanical Engineering Sciences.