Krisis air bersih merupakan tantangan serius yang dihadapi oleh banyak daerah, termasuk wilayah dengan pertumbuhan penduduk dan pembangunan pesat seperti Kabupaten Bogor. Dalam konteks ini, konsep green building yang mengintegrasikan sistem panen air hujan menjadi alternatif strategis untuk mengurangi ketergantungan pada sumber air konvensional. Artikel Application of Green Building Concept (Rainwater Harvesting) at Menara Cibinong Apartment oleh Tiara Anantika, Eka Wardhani, dan Nico Halomoan (2019) membahas penerapan konsep tersebut pada proyek apartemen bertingkat yang terdiri dari lima tower dengan masing-masing 20 lantai di Bogor. Studi ini mengkaji secara menyeluruh mulai dari perencanaan, perhitungan kebutuhan air, hingga potensi penghematan air bersih melalui pemanfaatan air hujan.
Latar Belakang dan Konteks Proyek
Bogor dikenal sebagai daerah dengan curah hujan tinggi, yakni rata-rata 18,09 mm per hari, sehingga memiliki potensi besar untuk pemanfaatan air hujan. Menara Cibinong Apartment, yang menjadi objek penelitian, memiliki luas bangunan total 57.435 m² dan berlokasi strategis dekat pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan sekolah. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat di Bogor (sekitar 5,96 juta jiwa pada 2019), kebutuhan air bersih dari PDAM terus meningkat, sehingga risiko krisis air bersih menjadi nyata.
Dalam pembangunan apartemen ini, perhatian khusus diberikan pada kualitas fasilitas dan infrastruktur, terutama sistem plambing yang harus memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi seluruh penghuni. Konsep green building yang diadopsi bertujuan untuk menghemat penggunaan air bersih melalui sistem panen air hujan, sekaligus mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002.
Metodologi dan Perencanaan Sistem
Penelitian dilakukan dengan studi literatur dan pengumpulan data sekunder, meliputi denah bangunan, data curah hujan, fungsi ruang, serta standar kebutuhan air bersih. Perhitungan populasi penghuni apartemen dilakukan berdasarkan luas ruangan dan standar luas per orang menurut SNI dan referensi terkait.
Total populasi penghuni apartemen diperkirakan mencapai 933 orang, dengan rincian sebagai berikut:
- Lantai 1: 14 toko dengan total 56 orang, lobby 10 orang, dan ruang panel 6 orang.
- Lantai 2 hingga 19: 288 unit kamar dengan berbagai tipe, total populasi sekitar 717 orang.
- Lantai 20: fasilitas umum seperti mushola (54 orang) dan aula (26 orang).
Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan standar penggunaan per orang per hari, yakni 250 liter untuk penghuni apartemen, 20 liter untuk lobby, 5 liter per toko, serta kebutuhan khusus untuk mushola dan taman. Total kebutuhan air bersih harian mencapai sekitar 182.031 liter atau 182,03 m³.
Sistem Panen Air Hujan dan Implementasi Green Building
Sistem panen air hujan dirancang untuk mengumpulkan air dari atap bangunan seluas 731,07 m². Air hujan yang tertampung kemudian dialirkan ke reservoir dan diproses agar memenuhi standar kualitas air yang dapat digunakan untuk keperluan non-konsumsi seperti menyiram tanaman, mencuci, dan flushing toilet.
Perhitungan volume air hujan yang dapat dipanen menggunakan rumus standar nasional (SNI 03-2453-2002):
Vab=0,855×C×A×RV_{ab} = 0,855 \times C \times A \times RVab=0,855×C×A×R
dengan C=0,7C = 0,7C=0,7 (koefisien tangkapan), A=731,07A = 731,07A=731,07 m² (luas atap), dan R=0,01809R = 0,01809R=0,01809 m/hari (curah hujan harian), menghasilkan potensi panen air hujan sebesar 7,92 m³ atau 7.920 liter per hari.
Setelah memperhitungkan efisiensi sistem dan kebutuhan, diperkirakan volume air hujan yang dapat dimanfaatkan adalah 6.336 liter per hari, yang berarti dapat menghemat penggunaan air bersih PDAM sebesar 3,48% dari total kebutuhan harian.
Studi Kasus: Perhitungan Kebutuhan Air dan Penghematan
Sebagai contoh, pada lantai pertama terdapat 14 toko dengan total populasi 56 orang, yang membutuhkan air sebanyak 280 liter per hari (5 liter per toko per hari). Sedangkan untuk penghuni apartemen yang berjumlah 717 orang, kebutuhan air mencapai 179.250 liter per hari.
Dengan sistem panen air hujan, sebagian kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari air yang ditampung, sehingga mengurangi beban penggunaan air PDAM. Air hujan yang dikumpulkan juga dialirkan ke reservoir yang terintegrasi dengan sistem pengolahan air limbah (gray water), memungkinkan penggunaan ulang air untuk berbagai keperluan.
Nilai Tambah dan Kaitan dengan Tren Global
Implementasi konsep green building dengan sistem panen air hujan di Menara Cibinong Apartment merupakan contoh nyata penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam hunian vertikal. Konsep ini tidak hanya menghemat sumber daya air, tetapi juga membantu mengurangi limpasan air hujan yang berpotensi menyebabkan banjir.
Sejalan dengan tren global, green building menjadi standar baru dalam konstruksi yang mengedepankan efisiensi energi, konservasi air, dan peningkatan kualitas hidup penghuni. Pemanfaatan air hujan sebagai sumber alternatif mendukung upaya mitigasi krisis air yang semakin meningkat akibat perubahan iklim dan urbanisasi.
Kritik dan Saran Pengembangan
Meskipun sistem panen air hujan mampu menghemat sekitar 3,48% dari kebutuhan air, angka ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total kebutuhan. Untuk meningkatkan efisiensi, diperlukan pengembangan teknologi pengolahan air hujan yang lebih canggih dan perluasan area penampungan.
Selain itu, kualitas air hujan yang ditampung perlu diuji secara rutin agar aman digunakan, terutama jika dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih sensitif seperti memasak atau mandi. Penelitian lanjutan juga disarankan untuk mengevaluasi aspek biaya, pemeliharaan, dan penerimaan penghuni terhadap sistem ini agar dapat diimplementasikan secara optimal dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Artikel ini berhasil menunjukkan bahwa integrasi konsep green building dengan sistem panen air hujan pada proyek apartemen bertingkat dapat memberikan kontribusi nyata dalam konservasi air bersih. Dengan potensi penghematan air sebesar 6.336 liter per hari, sistem ini menjadi solusi alternatif yang relevan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber air konvensional, khususnya di daerah dengan curah hujan tinggi seperti Bogor.
Penerapan konsep ini juga sejalan dengan regulasi nasional dan tren pembangunan berkelanjutan yang semakin mendapat perhatian. Namun, untuk mencapai hasil maksimal, diperlukan pengembangan teknologi, pengujian kualitas air, serta edukasi kepada penghuni agar sistem ini dapat berfungsi secara efektif dan berkelanjutan.
Sumber Artikel:
Anantika, Tiara; Wardhani, Eka; Halomoan, Nico. (2019). Application of Green Building Concept (Rainwater Harvesting) at Menara Cibinong Apartment. Journal of Architectural Research and Education, Vol. 1 No. 2, pp. 147-156.