Heuristik ketersediaan
Heuristik ketersediaan atau bias ketersediaan adalah jalan pintas mental yang mengandalkan contoh langsung yang terlintas dalam pikiran saat mengevaluasi topik, konsep, metode, atau keputusan tertentu. Heuristik ini didasarkan pada gagasan bahwa informasi yang mudah diingat dipandang lebih penting atau bermakna dibandingkan solusi alternatif yang sulit diingat. Ada bias yang melekat terhadap informasi yang baru diakses ketika mengambil keputusan. Ketersediaan mental atas konsekuensi suatu tindakan berhubungan positif dengan persepsi konsekuensi tersebut; Semakin mudah diingat, semakin besar pula dampak yang dirasakan. Orang cenderung mempercayai isi ingatan mereka, terutama ketika implikasinya tidak dipertanyakan, karena kesulitan mengingat informasi dapat mempengaruhi penilaian mereka.
Sejarah dan Ikhtisar
Pada akhir tahun 1960an dan awal tahun 1970an, Amos Tversky dan Daniel Kahneman mengembangkan konsep “heuristik dan bias” untuk penilaian dalam kondisi ketidakpastian. Bertentangan dengan pandangan sebelumnya tentang manusia sebagai aktor rasional, mereka menunjukkan bahwa penilaian dalam kondisi ketidakpastian sering kali mengandalkan penyederhanaan heuristik daripada pemrosesan algoritmik yang komprehensif.
Salah satu heuristik yang dipelajari Tversky dan Kahneman adalah “heuristik ketersediaan”, yang melibatkan pembuatan penilaian berdasarkan contoh yang mudah diingat. Heuristik ini digunakan ketika orang menilai frekuensi suatu peristiwa berdasarkan kemampuan mereka mengingat peristiwa serupa. Meskipun banyak penelitian telah dilakukan mengenai heuristik ketersediaan, masih terdapat perdebatan tentang proses yang mendasarinya.Penelitian menunjukkan bahwa memanipulasi pengalaman subjektif dapat mempengaruhi tingkat ingatan, dan sulit untuk membedakan apakah penilaian didasarkan pada pengalaman fenomenal partisipan atau hanya pada sampel informasi yang diingat yang bias. Beberapa tafsir menekankan bahwa penilaian seseorang selalu didasarkan pada apa yang terlintas dalam pikirannya, seperti ketika ditanya tentang kata bahasa Inggris yang mengandung huruf “at” atau “ak”.
Penelitian
Chapman (1967) mengidentifikasi bias dalam menilai frekuensi terjadinya dua peristiwa yang dikenal sebagai korelasi ilusi. Tversky dan Kahneman menjelaskan bahwa ketersediaan memberikan penjelasan alami atas efek korelasi ilusi. Mereka menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara dua peristiwa dapat menjadi dasar untuk mengevaluasi frekuensi terjadinya dua peristiwa secara bersamaan.
Dalam studi pertama heuristik ketersediaan Tversky dan Kahneman,peserta melebih-lebihkan jumlah kata yang dimulai dengan huruf "K" dan meremehkan jumlah kata yang memiliki huruf ketiga "K". Studi mereka juga mencakup temuan bahwa peserta cenderung memilih struktur visual dengan jalur yang tersedia lebih jelas, meremehkan hasil akhir dalam tugas estimasi, dan memperkirakan hasil perkalian berdasarkan urutan angka yang disajikan.Akibatnya, orang menjawab pertanyaan dengan membandingkan ketersediaan kedua kategori tersebut dan menilai seberapa mudah mereka mengingat peristiwa tersebut, yang terkadang menyebabkan kesalahan penilaian.
Penjelasan
Banyak penelitian telah berusaha untuk mengidentifikasi proses psikologis yang menghasilkan heuristik ketersediaan. Tversky dan Kahneman berpendapat bahwa jumlah contoh yang diambil dari ingatan digunakan untuk menyimpulkan frekuensi terjadinya suatu peristiwa. Dalam percobaan untuk menguji penjelasan tersebut, peserta mendengarkan daftar nama-nama terkenal dan diminta mengingat atau memprediksi jenis kelamin yang paling sering muncul.
Hasilnya menunjukkan bahwa nama orang terkenal lebih mudah diingat dan sebagian besar peserta salah menilai seberapa sering gender muncul. Schwarz dan rekannya mengusulkan akun kemudahan mengingat yang menggunakan kemudahan mengingat contoh, bukan jumlah contoh, untuk menyimpulkan frekuensi kelas tertentu.
Studi mereka menunjukkan bahwa kemudahan mengingat konten mempengaruhi penilaian; Lebih mudah mengingat 6 contoh dibandingkan 12. Penelitian yang dilakukan Vaughn (1999) melibatkan siswa yang diminta membuat daftar metode pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menggunakan heuristik ketersediaan berdasarkan jumlah metode pembelajaran yang mereka ikuti untuk memprediksi kinerja mereka tergantung pada tingkat ketidakpastian selama semester tersebut.
Disadur dari : en.wikipedia.org