Sebagai bagian dari Central American Common Market (CACM) dan anggota CAFTA–DR, Honduras memiliki kerangka liberalisasi perdagangan yang relatif maju dibandingkan beberapa negara Amerika Tengah lainnya. Namun, praktik administratif, mekanisme lisensi impor yang semakin kompleks, serta hambatan struktural dalam sektor distribusi membuat kondisi akses pasar tidak selalu sesuai dengan komitmen integrasi tersebut. Tahun 2025 menunjukkan bahwa Honduras berada pada persimpangan antara liberalisasi formal dan kendala implementasi di lapangan.
Kebijakan Tarif: CACM yang Terharmonisasi dan CAFTA–DR sebagai Pendorong Liberalitas
Honduras menetapkan tarif eksternal CACM dengan tarif maksimum 15% untuk sebagian besar barang. Namun, di bawah CAFTA–DR:
-
seluruh barang non-pertanian dari AS sudah bebas bea sejak 2015,
-
hampir semua produk pertanian dari AS juga bebas bea,
-
tarif beras dan chicken leg quarters dihapus pada 2023,
-
tarif produk susu dihapus pada 2025,
-
liberalisasi jagung putih dilakukan melalui perluasan TRQ secara bertahap.
Meskipun struktur tarif relatif ramah pasar, akses riil sering tertahan pada hambatan non-tarif yang semakin kompleks.
Hambatan Non-Tarif: Sistem Lisensi Impor yang Berlapis dan Lambat
Mulai 2023–2024, Honduras mengadopsi beberapa sistem lisensi impor baru untuk produk-produk sensitif:
a. Lisensi Impor untuk Unggas dan Beras (2023)
Karakteristik hambatan:
-
kewajiban berinteraksi dengan banyak lembaga pemerintah,
-
dokumen harus melalui SENASA, Kementerian Pertanian, Kementerian Pembangunan Ekonomi, dan Bea Cukai,
-
terdapat sekitar delapan langkah tambahan di setiap institusi,
-
beberapa dokumen awalnya harus diserahkan secara fisik.
Setelah tekanan diplomatik, Honduras memperbolehkan pengunggahan dokumen secara elektronik, namun proses birokrasi tetap lambat dan tidak terkoordinasi.
b. Lisensi Impor Bawang (2024)
Aturan dalam Ministerial Agreement 071-2024 memperpanjang kompleksitas serupa ke komoditas bawang.
Akibatnya, importir menghadapi:
-
waktu proses yang tidak menentu,
-
kesulitan memenuhi persyaratan multi-agency,
-
potensi penundaan ketika perizinan tidak disinkronkan antar lembaga.
Walaupun Honduras berjanji untuk memberi notifikasi terhadap WTO sesuai kewajiban CAFTA–DR, hingga akhir 2024 belum ada notifikasi yang disampaikan. Situasi ini menciptakan risiko ketidakpatuhan pada aturan perdagangan internasional.
Pajak Diferensial Berdasarkan Bahasa Label: Inkonsistensi Regulasi Pangan
Honduras menerapkan 15% sales tax terhadap produk iga babi jika label menggunakan bahasa Inggris, tetapi menganggap produk yang sama sebagai “kebutuhan pokok” dan bebas pajak apabila diberi label dalam bahasa Spanyol.
Ketidakkonsistenan ini menimbulkan:
-
beban biaya tambahan bagi eksportir yang menggunakan labeling standar internasional,
-
risiko perlakuan diskriminatif,
-
ketidakpastian tarif yang tidak sesuai prinsip CAFTA–DR.
AS telah meminta revisi regulasi ini agar tidak terjadi pembedaan berdasarkan bahasa label.
Perlindungan Kekayaan Intelektual: Penegakan Lemah dalam Lingkungan Risiko Tinggi
Honduras menghadapi tantangan besar dalam penegakan IP:
-
pembajakan perangkat lunak,
-
cable signal piracy,
-
penjualan barang bajakan secara komersial,
-
rendahnya tingkat penuntutan dan tindakan hukum.
Meskipun kerangka hukum dipengaruhi oleh CAFTA–DR, kapasitas penegakan terbatas dan infrastruktur hukum belum mampu mengatasi tingginya tingkat pelanggaran digital.
Hambatan Layanan Distribusi: Keberlanjutan Decree Law No. 549
Honduras masih memberlakukan beberapa aspek dari Decree Law No. 549 (1977) mengenai agen dan distributor, meskipun sebagian ketentuannya seharusnya tidak berlaku untuk produk AS di bawah CAFTA–DR.
Akibatnya:
-
perusahaan asing dapat dipaksa bekerja dengan distributor lokal,
-
distributor lokal dapat mendaftarkan diri sebagai satu-satunya distributor resmi,
-
eksportir AS melaporkan kasus produk mereka ditolak masuk karena sengketa distribusi.
Hambatan ini menciptakan risiko komersial dan menghambat kompetisi.
Isu Ketenagakerjaan: Standar Tenaga Kerja dan Pemantauan CAFTA–DR
Walaupun laporan DOL 2015 menjadi acuan penting dan pemantauan masih berlangsung, Honduras tetap menghadapi masalah struktural:
-
hak kebebasan berserikat,
-
negosiasi kolektif,
-
perlindungan usia kerja,
-
kondisi kerja sektor pertanian, pengolahan, dan tekstil.
Isu ini memengaruhi persepsi risiko investasi dan berpotensi membawa implikasi perdagangan dalam kerangka CAFTA–DR.
Penutup: Hambatan Baru dalam Sistem yang Semestinya Liberal
Secara formal, Honduras memiliki komitmen liberalisasi yang kuat di bawah CAFTA–DR dan CACM. Namun implementasi di lapangan menunjukkan tren baru:
-
birokrasi lisensi impor yang semakin rumit,
-
pengenaan pajak yang tidak konsisten,
-
hambatan distribusi yang mengakar,
-
dan lemahnya penegakan IP.
Pelaku usaha global yang beroperasi di Honduras pada 2025 perlu mempertimbangkan risiko administratif yang tinggi sekaligus memantau perubahan regulasi yang sering tidak diberitahukan. Dalam konteks seri hambatan perdagangan internasional, Honduras menjadi ilustrasi negara dengan liberalisasi formal tetapi realitas operasional yang penuh friksi.
Daftar Pustaka
Office of the United States Trade Representative. 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers – Honduras Section.