Chile selama dua dekade menjadi salah satu mitra dagang paling stabil bagi Amerika Serikat melalui United States–Chile Free Trade Agreement (FTA). Seluruh produk AS telah menikmati akses bebas tarif sejak 2015, menempatkan Chile sebagai salah satu pasar paling terbuka di belahan barat. Namun laporan 2025 National Trade Estimate menegaskan bahwa meskipun struktur tarif bukan lagi masalah, berbagai hambatan non-tarif—mulai dari perlindungan kekayaan intelektual yang belum memadai hingga aturan data pribadi yang baru dan potensi dampaknya bagi arus data lintas negara—tetap menghambat kepastian usaha.
Dengan demikian, tantangan perdagangan AS–Chile tidak lagi berputar pada tarif, tetapi pada penerapan komitmen FTA, sengketa nomenklatur pangan, reformasi sektor jasa, dan kebijakan digital yang masih berubah.
Geographical Indications (GI): Persaingan Penamaan Produk antara Chile, Uni Eropa, dan Amerika Serikat
Salah satu isu paling sensitif dalam hubungan dagang Chile adalah pengakuan nama generik untuk produk susu dan daging.
Pada Desember 2023, Chile menandatangani Advanced Framework Agreement dengan Uni Eropa, termasuk pengakuan berbagai istilah sebagai geographical indications (GI). Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius bagi AS karena banyak istilah GI versi UE digunakan secara luas sebagai istilah generik di pasar global.
Bagi pelaku industri AS, risiko utamanya adalah:
-
pembatasan penggunaan nama keju dan daging tertentu,
-
potensi kehilangan akses pasar untuk produk yang menggunakan common names,
-
minimnya transparansi dan proses konsultasi dalam penetapan GI.
Melalui negosiasi intensif, AS berhasil mencapai kesepakatan bilateral dengan Chile pada 2024 yang menjamin:
-
pengakuan hak prior users untuk istilah tertentu,
-
akses pasar yang tetap terbuka untuk produk keju dan daging AS,
-
kepastian penggunaan istilah tertentu yang sebelumnya terancam dibatasi.
Kesepakatan tersebut disahkan oleh Kongres Chile pada September 2024 dan berlaku sejak 29 Desember 2024, memberikan stabilitas bagi eksportir AS.
Kekayaan Intelektual: Implementasi FTA yang Belum Selesai dan Persoalan Penegakan Online
Chile kembali masuk Priority Watch List dalam laporan Special 301 karena berbagai kelemahan struktural dalam perlindungan dan penegakan IP.
Masalah utama meliputi:
1. Teknologi perlindungan digital (TPM) tidak dilindungi penuh
Komitmen FTA mengharuskan Chile melarang peralatan atau layanan yang memfasilitasi penghindaran technological protection measures, tetapi implementasi penuhnya masih tertunda.
2. Belum meratifikasi UPOV 1991
Keterlambatan ini menghambat perlindungan varietas tanaman baru dan menurunkan minat investasi sektor agritech.
3. Sistem ISP liability yang tidak efektif
Kurangnya mekanisme penanganan cepat terhadap pelanggaran online membuat pembajakan digital—film, musik, dan buku—tetap tinggi.
4. Keterbatasan perlindungan data uji farmasi
Perusahaan farmasi AS menilai:
-
mekanisme penyelesaian paten lambat,
-
perlindungan data uji belum memadai,
-
terdapat risiko penyalahgunaan atau pengungkapan tidak sah.
AS juga menekankan pentingnya transparansi ketika Chile mempertimbangkan GI baru atau menilai permintaan perlindungan dari pihak ketiga.
Reformasi Sistem Pensiun: Ketidakpastian bagi Industri Jasa Keuangan AS
Pada Januari 2025, Kongres Chile mengesahkan undang-undang untuk mereformasi sistem pensiun berbasis swasta. Industri jasa keuangan AS menyoroti beberapa ketentuan baru yang dinilai:
-
menambah campur tangan pemerintah,
-
menciptakan ketidakpastian atas portofolio yang sudah ada,
-
mewajibkan lelang klien eksisting,
-
berpotensi mengurangi daya saing perusahaan asing.
AS mendorong agar implementasinya melibatkan konsultasi luas dan tetap sejalan dengan komitmen Chile dalam FTA terkait layanan keuangan.
Data Protection Law: Standar Baru yang Mempengaruhi Transfer Data Internasional
Pada Desember 2024, Chile mesahkan Data Protection Law (DPL) yang memperbarui kerangka privasi negara tersebut. DPL mewajibkan:nge
-
negara tujuan transfer data harus memiliki tingkat perlindungan “memadai”,
-
jika belum ada penilaian memadai, perusahaan wajib memakai contractual clauses yang disetujui regulator,
-
tidak adanya kejelasan definisi untuk istilah kunci,
-
pedoman teknis yang belum diterbitkan sepenuhnya.
Bagi perusahaan AS, ketidakpastian tersebut dapat menghambat:
-
pengoperasian layanan cloud,
-
pemindahan data internal perusahaan multinasional,
-
transaksi digital lintas negara.
AS terus bekerja melalui mekanisme multilateral termasuk program sertifikasi lintas yurisdiksi untuk mempermudah transfer data secara aman dan legal.
Penutup: Akses Tarif Nol yang Diperkuat tapi Tantangan Non-Tarif Masih Kuat
Chile dan Amerika Serikat telah membina hubungan dagang erat melalui FTA, namun tantangan 2025 memperlihatkan bahwa hambatan modern sudah bergeser ke:
-
penetapan GI yang memengaruhi common names,
-
perlindungan IP yang belum memadai,
-
reformasi sistem pensiun yang berpotensi mendisrupsi pasar jasa,
-
dan regulasi data baru yang menambah risiko kepatuhan.
Dengan struktur tarif yang hampir sepenuhnya bebas, arah sengketa dagang kini berfokus pada regulasi domestik dan implementasi komitmen FTA yang belum tuntas. Masa depan hubungan dagang kedua negara akan sangat ditentukan oleh kemampuan Chile memperkuat transparansi, penegakan hukum IP, dan kejelasan kerangka digitalnya.
Daftar Pustaka
2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers – Chile Section