Green Construction untuk Proyek Lebih Aman: Menakar Efektivitasnya terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

25 Juni 2025, 10.58

pixabay.com

Green Construction sebagai Strategi Efektif Keselamatan Kerja: Studi Kritis dan Evaluatif di Proyek Bandung Technoplex

Green Construction: Lebih dari Sekadar Ramah Lingkungan

Green construction bukan sekadar tren untuk bangunan ramah lingkungan, tapi juga menyentuh aspek vital dalam konstruksi: keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dalam konteks proyek pembangunan apartemen Bandung Technoplex, penelitian oleh Frida Muthia Madinah, Dewi Yustiarini, dan Rochany Natawidjana membuktikan bahwa green construction mampu memberi kontribusi nyata terhadap peningkatan keselamatan tenaga kerja di lapangan.

Penelitian ini berfokus pada tiga pertanyaan utama:

  1. Apa saja faktor K3 yang berhubungan dengan green construction?
  2. Bagaimana tingkat penerapan green construction oleh tenaga kerja di proyek nyata?
  3. Sejauh mana green construction berpengaruh terhadap keselamatan kerja?

Metodologi: Evaluasi Statistik Berbasis Kuantitatif

Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif melalui dua tahap kuesioner kepada enam tenaga ahli proyek. Tahap pertama digunakan untuk validasi variabel, sementara tahap kedua mengevaluasi frekuensi dan dampak penerapan green construction terhadap aspek K3. Analisis data dilakukan menggunakan uji normalitas, homogenitas, regresi linier, dan korelasi Pearson, dengan hasil signifikan menunjukkan keterkaitan erat antara penerapan green construction dan peningkatan keselamatan kerja.

Faktor-Faktor K3 yang Berhubungan Langsung dengan Green Construction

Dari hasil analisis, peneliti mengidentifikasi tujuh faktor K3 yang paling erat berhubungan dengan prinsip green construction:

  • Peralatan kerja yang layak
  • Bekerja sesuai prosedur/SOP
  • Menjaga kebersihan lingkungan kerja
  • Ruang terbuka hijau di proyek
  • Area khusus untuk merokok
  • Akses pejalan kaki yang bersih dan aman
  • Los kerja yang rapi dan bersih

Faktor-faktor tersebut menunjang lingkungan kerja yang sehat dan produktif, serta meminimalisasi risiko kecelakaan kerja, khususnya akibat kelalaian atau kondisi kerja tidak ergonomis.

Penerapan Green Construction oleh Tenaga Kerja

Proyek ini telah memiliki SOP green construction yang dijalankan secara operasional. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa tenaga kerja mampu melaksanakan prinsip-prinsip green construction dengan baik, seperti:

  • Pemeliharaan lingkungan hijau
  • Pembuatan sumur resapan
  • Penggunaan tempat makan/minum yang reusable
  • Pemisahan sampah sesuai jenis
  • Pemantauan pemakaian air dan listrik
  • Pemasangan simbol 3R (Reuse–Reduce–Recycle)

Hal ini membuktikan bahwa penerapan SOP yang jelas dan edukasi yang tepat mendorong pelaksanaan green construction secara aktif di lapangan.

Dampak Penerapan Green Construction terhadap K3: Bukti Statistik

Penelitian menunjukkan bahwa:

  • Koefisien determinasi (R²) sebesar 95,29% → artinya green construction menyumbang 95,29% terhadap peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja.
  • Distribusi data normal dan homogen, membuktikan validitas hasil secara statistik.
  • Hubungan antara variabel signifikan dan linear, sehingga pengaruh green construction terhadap K3 tidak bisa diabaikan.

Data ini menjadi bukti bahwa green construction bukan hanya konsep ramah lingkungan, tetapi strategi manajemen risiko yang berdampak langsung pada keselamatan kerja.

Aspek Green Construction yang Diterapkan di Proyek

Beberapa indikator penting yang berhasil diterapkan dalam proyek meliputi:

  • Penghijauan di sekitar lokasi
  • Manajemen pemakaian listrik dan air
  • Pengurangan limbah konstruksi
  • Penataan lingkungan kerja agar rapi dan efisien
  • Penyediaan fasilitas P3K dan asuransi kesehatan

Fasilitas dan praktik ini membuat proyek tidak hanya aman secara struktural, tetapi juga nyaman dan sehat bagi pekerja, dengan kualitas udara dan sirkulasi yang terjaga.

Tantangan dan Catatan Kritis

Meskipun hasilnya positif, terdapat beberapa catatan penting:

  • Material yang digunakan belum sepenuhnya ramah lingkungan, sehingga aspek siklus material perlu ditingkatkan.
  • Kesadaran pekerja terhadap green construction masih perlu ditanamkan secara mendalam, bukan hanya berdasarkan kewajiban SOP.
  • Monitoring berkala terhadap implementasi SOP belum dibahas secara eksplisit, padahal ini penting untuk memastikan penerapan tetap konsisten di semua fase proyek.

Rekomendasi Strategis

  1. Integrasikan sistem SMK3 dan green construction dalam satu platform manajemen digital, sehingga bisa dipantau secara real-time.
  2. Tingkatkan pelatihan dan sosialisasi green construction berbasis praktik langsung agar pemahaman tenaga kerja lebih aplikatif.
  3. Sediakan material ramah lingkungan yang mudah diakses dan sesuai dengan kapasitas proyek lokal.
  4. Audit mandiri berkala terhadap praktik green construction untuk memastikan semua aspek berjalan sesuai standar.

Kesimpulan: Green Construction sebagai Jalan Menuju Proyek Aman dan Berkelanjutan

Penelitian ini membuktikan bahwa green construction tidak hanya meningkatkan performa lingkungan proyek, tetapi juga memberikan dampak besar terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Ketika SOP dilaksanakan, pelatihan berjalan, dan indikator dipenuhi, maka risiko kerja dapat ditekan secara signifikan.

Dengan kontribusi sebesar 95,29% terhadap peningkatan K3, green construction layak dipertimbangkan sebagai pendekatan wajib dalam setiap proyek konstruksi—bukan hanya proyek gedung ramah lingkungan, tetapi semua bentuk infrastruktur yang mengutamakan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan.

Sumber : Madinah, F. M., Yustiarini, D., & Natawidjana, R. (2017). Pengaruh Penerapan Green Construction terhadap Tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jurnal Karkasa, 3(1), 1–8.