Fenomena Mengejutkan! Usaha Sepatu Cibaduyut Berguguran, Gulung Tikar, Kenapa?

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja

01 Maret 2024, 08.03

Sumber: jabarekspres.com

JAKARTA, CNBC Indonesia - Kejayaan Bandung Sivaduyut sebagai pabrik sepatu kian memudar. Banyak pengecer terpaksa tutup karena penjualannya menurun. Menurut CNBC Indonesia yang memantau situasi selama seminggu terakhir, banyak toko sepatu yang saat ini tutup. Sri Nilawati, salah satu dari 4.444 pemilik toko, mengaku banyak rekannya yang keluar dari usahanya karena penjualan yang anjlok tajam, apalagi dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi. Situasi ini terlihat jelas pada antrean yang menutup banyak toko di Cibaduyut.

"Tutup semuanya dan selesaikan pekerjaan, mungkin tidak setengah-setengah." Sri kepada CNBC Indonesia pekan lalu mengatakan:

Pedagang itu memutuskan menutup tokonya karena penjualannya tidak sebanding dengan modal. Uangnya cukup untuk membayar toko di pojok Cibaduyut, misalnya luasnya sekitar 4 m2. Dalam hal ini, pemasar harus mengeluarkan sepuluh hingga sepuluh juta dolar setiap tahun.

"Beda banget. Tadinya lumayan lah. Minggu ini bisa dapat Rp 3 juta - Rp 5 juta, tapi sekarang cuma buang-buang Rp 100.000 saja. Untung turun banget. Sejam terakhir di tahun 2019, sebelum de Corona “Jadi karena orang luar kota tidak masuk, kadang pelanggan hanya dapat Rp 20.000 sehari,” ujarnya. Pedagang juga membebankan biaya lain seperti listrik dan biaya operasional. Meskipun ada pandemi, beberapa pengecer tidak menerima pembayaran.

“Saya kontrak Rp 15 juta per tahun. Dulu dan sekarang sama harganya. Itu kan banyak orang yang beli online. Tapi tidak bisa, karena tidak bisa.” Sepatu di Cibaduyut sejak 2004 kata Sri , siapa yang membeli.

Disadur dari: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210927115527-4-279412/ada-fenomena-usaha-sepatu-cibaduyut-berguguran-gulung-tikar