Faktor Kritis dalam Implementasi Praktik Rantai Pasokan Hijau di Heineken International

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

21 Februari 2025, 08.15

unplash.com

Pendahuluan
Penelitian "Factors Critical to the Implementation of GSCM Practice in Heineken International" oleh Shellybrown Ekane dan Vanessa Nshimirimana (2012) membahas langkah-langkah strategis yang diambil Heineken dalam mengadopsi Green Supply Chain Management (GSCM). Dengan fokus pada pengadaan hijau, desain produk ramah lingkungan, dan logistik hijau, studi ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dengan pemasok, pelatihan internal, serta dukungan manajemen untuk mencapai keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Metodologi Penelitian
Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara semi-terstruktur dengan dua perwakilan dari Heineken International. Penelitian juga memanfaatkan data sekunder dari laporan tahunan dan publikasi terkait.

Tujuan Penelitian:

  1. Mengidentifikasi faktor kunci keberhasilan GSCM.
  2. Menganalisis manfaat ekonomi dan lingkungan yang diperoleh dari implementasi GSCM.

Faktor Kritis dalam Implementasi GSCM

  1. Green Procurement (Pengadaan Hijau)
    • Heineken menggunakan Supplier Code untuk memastikan pemasok mematuhi standar lingkungan.
    • Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi jejak karbon pada rantai pasokan bahan baku.
    • Contoh: Program ini mengurangi emisi karbon hingga 6,4 kg CO2/hl, dengan target pengurangan energi sebesar 50% pada 2020.
  2. Green Manufacturing (Produksi Ramah Lingkungan)
    • Heineken fokus pada produksi berkelanjutan dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti biomassa dan tenaga surya.
    • Inisiatif ini mencakup pengurangan limbah dan efisiensi produksi, seperti penggunaan fridges hemat energi yang mengurangi konsumsi hingga 35%.
  3. Green Distribution (Distribusi Hijau)
    • Implementasi logistik hijau dilakukan dengan memanfaatkan model jejak karbon untuk optimasi rute distribusi.
    • Heineken bekerja sama dengan mitra logistik untuk mengurangi emisi transportasi, termasuk di sektor pengiriman laut dan darat.
  4. Reverse Logistics (Logistik Terbalik)
    • Proses daur ulang produk melibatkan pengumpulan kembali kemasan bekas untuk digunakan ulang.
    • Contoh: Inisiatif daur ulang di Heineken Bulgaria menunjukkan efisiensi biaya dan dampak lingkungan positif.

Dukungan Manajemen dan Pelatihan

  • Dukungan Manajemen Puncak: Tim manajemen memberikan arahan strategis untuk memastikan keberhasilan GSCM.
  • Pelatihan Karyawan: Pelatihan tentang prinsip-prinsip hijau diberikan kepada karyawan dan pemasok, meningkatkan kesadaran lingkungan di seluruh organisasi.

Hasil dan Manfaat Implementasi

  1. Manfaat Ekonomi:
    • Efisiensi biaya dari pengelolaan limbah melalui logistik terbalik.
    • Peningkatan nilai perusahaan karena inovasi produk dan pemasaran ramah lingkungan.
  2. Manfaat Lingkungan:
    • Pengurangan emisi karbon di seluruh rantai pasokan.
    • Implementasi desain produk yang lebih ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan.
  3. Manfaat Sosial:
    • Kolaborasi dengan komunitas lokal untuk menciptakan dampak sosial yang positif melalui inisiatif seperti program Brewing a Better Future.

Studi Kasus: Program Brewing a Better Future (BaBF)
Program ini diluncurkan oleh Heineken untuk memastikan keberlanjutan di seluruh operasinya.

  • Pilar Utama: Dampak lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan peran bir dalam masyarakat.
  • Hasil: Target 2020 untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi telah menghasilkan kemajuan yang signifikan, termasuk pengurangan energi hingga 25% di beberapa pabrik.

Tantangan dalam Implementasi

  1. Biaya Awal: Investasi besar dalam teknologi hijau membutuhkan dukungan finansial jangka panjang.
  2. Kepatuhan Pemasok: Tidak semua pemasok siap untuk memenuhi standar tinggi yang ditetapkan.
  3. Kompleksitas Logistik: Integrasi praktik hijau memerlukan perubahan besar dalam proses distribusi tradisional.

Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa implementasi GSCM di Heineken memberikan dampak positif pada keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan dukungan manajemen, kolaborasi dengan pemasok, serta inovasi dalam logistik dan desain produk, Heineken telah menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan. Namun, tantangan seperti biaya tinggi dan resistensi pemasok tetap menjadi hambatan yang perlu diatasi.

Sumber Artikel: Ekane, S., & Nshimirimana, V. (2012). Factors Critical to the Implementation of GSCM Practice in Heineken International. Master Thesis, Mälardalen University.