Evolusi Penelitian Supply Chain Management: Analisis Scientometric dan Tren Global 1998–2017

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

05 Maret 2025, 08.20

Pixabay.com

Pendahuluan

Supply Chain Management (SCM) telah menjadi bidang penelitian yang berkembang pesat sejak diperkenalkan oleh Oliver dan Webber pada 1982. Studi ini mengkaji tren publikasi di bidang SCM dari 1998 hingga 2017 menggunakan analisis scientometric untuk mengidentifikasi evolusi penelitian, penulis paling produktif, jurnal terkemuka, dan tema utama yang berkembang.

Dengan menganalisis 13.477 publikasi, penelitian ini mengungkap bagaimana perkembangan SCM mencerminkan perubahan dalam industri global. Selain itu, studi ini memberikan wawasan tentang tren masa depan dalam SCM, termasuk peran teknologi digital dan keberlanjutan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan scientometric analysis dengan data dari Web of Science (WoS). Analisis dilakukan melalui:

  1. Pemantauan tren publikasi SCM dalam tiga periode utama:
    • 1998–2005: Perkembangan awal dan teori dasar SCM.
    • 2006–2013: Integrasi rantai pasok dan manajemen risiko.
    • 2014–2017: Digitalisasi dan keberlanjutan dalam SCM.
  2. Identifikasi penulis, jurnal, dan institusi paling berpengaruh dalam penelitian SCM.
  3. Analisis kata kunci dan topik utama untuk mengungkap evolusi bidang ini.

Tren dan Evolusi Penelitian SCM

1. Tahap Awal (1998–2005): Konsep Dasar SCM

Pada periode ini, penelitian fokus pada manajemen inventaris, pengurangan biaya, dan efisiensi rantai pasok. Beberapa topik utama meliputi:
Just-in-Time (JIT) untuk mengurangi stok dan meningkatkan efisiensi produksi.
Integrasi pemasok dan pelanggan untuk meningkatkan koordinasi rantai pasok.
Fokus pada performa perusahaan melalui optimalisasi aliran material dan informasi.

2. Periode Integrasi dan Risiko (2006–2013)

SCM berkembang menjadi bidang yang lebih strategis dengan fokus pada koordinasi rantai pasok, kontrak pemasok, dan manajemen risiko.
Integrasi rantai pasok → Model SCM yang lebih terstruktur untuk mengurangi inefisiensi.
Manajemen risiko rantai pasok → Mengantisipasi gangguan produksi dan distribusi.
Peran teknologi dalam SCM → Munculnya Big Data dan otomatisasi dalam manajemen logistik.

3. Era Digitalisasi dan Keberlanjutan (2014–2017)

SCM mulai berfokus pada inovasi berbasis teknologi dan keberlanjutan lingkungan.
Blockchain dan IoT → Meningkatkan transparansi dan kecepatan pengiriman.
SCM hijau (Green SCM) → Fokus pada pengurangan limbah dan efisiensi energi.
Keberlanjutan dan tanggung jawab sosial → SCM berbasis ESG (Environmental, Social, Governance).

Hasil dan Temuan Utama

1. Jurnal dan Institusi Paling Berpengaruh dalam SCM

Analisis scientometric menemukan bahwa jurnal dan institusi berikut memiliki dampak signifikan dalam penelitian SCM:

Jurnal utama dalam SCM (berdasarkan jumlah publikasi & kutipan):

  • Supply Chain Management
  • International Journal of Production Economics
  • European Journal of Operational Research

Negara paling produktif dalam penelitian SCM:

  • Amerika Serikat (2389 publikasi, 85.403 kutipan)
  • China (2256 publikasi, 23.272 kutipan)
  • Inggris (823 publikasi, 19.986 kutipan)

Universitas dengan kontribusi terbesar dalam SCM:

  • Hong Kong Polytechnic University (346 publikasi)
  • Islamic Azad University (169 publikasi)
  • Michigan State University (149 publikasi)

2. Kata Kunci dan Topik yang Paling Banyak Diteliti

Studi ini mengidentifikasi tema penelitian utama dalam SCM berdasarkan analisis kata kunci:

1998–2005: Manajemen inventaris, performa perusahaan, dan Just-in-Time.
2006–2013: Integrasi rantai pasok, manajemen risiko, dan koordinasi pemasok.
2014–2017: Digitalisasi, keberlanjutan, green supply chain, dan blockchain.

Studi Kasus dalam Tren SCM

  1. Penerapan IoT dalam SCM – Walmart & Amazon
    • Amazon menggunakan AI dan IoT untuk mengoptimalkan stok dan distribusi secara real-time.
    • Hasil: Efisiensi gudang meningkat 20%, dan pengiriman lebih cepat 15%.
  2. Keberlanjutan dalam SCM – Tesla
    • Tesla menerapkan Green SCM dengan mengoptimalkan rantai pasok baterai lithium.
    • Hasil: Biaya produksi baterai turun 30% dan jejak karbon berkurang signifikan.
  3. Blockchain dalam Rantai Pasok – IBM & Maersk
    • IBM dan Maersk mengembangkan platform blockchain untuk meningkatkan transparansi pengiriman global.
    • Hasil: Ketepatan waktu pengiriman meningkat 40% dengan pengurangan biaya operasional 20%.

Implikasi dan Rekomendasi untuk Penelitian SCM Selanjutnya

Berdasarkan temuan ini, beberapa rekomendasi untuk penelitian SCM di masa depan meliputi:

Meningkatkan adopsi teknologi digital seperti AI, IoT, dan Blockchain untuk mempercepat pengambilan keputusan SCM.
Mempromosikan SCM berkelanjutan dengan fokus pada keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Mengembangkan model hybrid dalam SCM yang menggabungkan strategi tradisional dengan pendekatan digital.
Mengeksplorasi manajemen risiko yang lebih canggih untuk menghadapi tantangan rantai pasok global.

Kesimpulan

Analisis scientometric dalam penelitian SCM menunjukkan bahwa bidang ini terus berkembang dengan tren yang semakin kompleks dan berbasis teknologi. Sejak 1998, penelitian SCM telah beralih dari konsep dasar ke fokus pada keberlanjutan, teknologi digital, dan manajemen risiko rantai pasok.

Temuan ini menyoroti pentingnya adopsi inovasi digital dan pengelolaan rantai pasok yang lebih efisien untuk mendukung pertumbuhan industri global. Dengan integrasi teknologi yang lebih dalam, SCM akan semakin memainkan peran strategis dalam ekonomi global yang dinamis.

Sumber Artikel

Yalcin, H., Shi, W., & Rahman, Z. (2020). A Review and Scientometric Analysis of Supply Chain Management (SCM). Operations and Supply Chain Management, Vol. 13, No. 2, pp. 123-133.